Perjalanan menuju Sekte Pedang Malam menggunakan pedang terbang milik Guru Za Ma berjalan dengan lancar. Saat ini rombongan mereka sedang berhenti untuk beristirahat di sebuah kota yang jaraknya tinggal dua hari perjalanan untuk sampai di tempat tujuan. Kota ini bernama Kota Chenshi dan merupakan kota cukup besar dengan penghuni lebih dari 10 juta penduduk.Guru Za Ma menyarankan untuk beristirahat sejenak karena dirinya memiliki sedikit urusan yang harus diselesaikan. Para generasi muda Kota Malong termasuk Tian Lin dipersilahkan untuk berjalan-jalan guna mengisi kekosongan mereka. Namun mereka juga diperingatkan untuk tidak membuat masalah karena penguasa kota ini kultivasinya berada di ranah yang hampir sama dengan Patriark Sekte Pedang Malam atau lebih tepatnya berada di Ranah Dewa Bumi Tahap Menengah.Tian Lin dan kesembilan generasi muda langsung mengangguk karena memang mereka tidak ingin membuat masalah apapun yang ujung-ujungnya hanya akan merepotkan mereka saja. Tian Lin dan
Semua orang langsung membubarkan diri dari lantai 3 Restoran Pasti Puas setelah mendengarkan seruan dari salah satu pengawal dari sosok pemuda yang di panggil Dou Lan. Mereka semua tentu tidak ingin menyinggung sosok tersebut karena dia merupakan putra kedua dari Patriark Sekte Pedang Malam yang terkenal sangat arogan.Pemuda ini merupakan sampah masyarakat yang seharusnya sudah sejak lama di buang. Dia tidak berbakat dalam hal kultivasi serta pemahaman berpedang, tidak seperti kakaknya yang merupakan salah satu diantara jenius yang begitu hebat. Kultivasi Dou Lan saat ini barulah di ranah Pendekar Berlian Awal dan pemahaman pedangnya bahkan jauh lebih buruk dari sekedar Niat Pedang atau bisa dikatakan sebagai seorang pemuda yang sangat amatir dalam hal menggunakan senjata.Dou Lan juga terkenal suka bersikap sesuka hati dan mudah emosi. Apapun yang diinginkan harus di tepati serta tidak menerima penolakan atau dia akan menggunakan nama keluarga serta Sekte Pedang Malam untuk menganca
"Potong lidahmu sendiri lalu pergi dari hadapanku!" Ucap Lin Hua dengan dingin. Aura bangsawannya yang merupakan Nona Muda Klan Lin segera terlihat dari Lin Hua saat ini.Dou Lan serta ketiga kamu udah bawahannya kini membeku karena merasakan tekanan mental dari aura milik gadis cantik layaknya Dewi itu. Mereka merasa seolah ingin bertekuk lutut dan menyembahnya sebagai seorang tuan. Namun karena ego yang begitu tinggi serta kebiasaannya yang menonjolkan nama kebesaran Sekte Pedang Malam, Dou Lan segera menghilangkan perasaan tersebut dan menatap tajam ke arah gadis cantik itu."Kau, jalang sialan! Beraninya semut sepertimu berlaga sombong di hadapan Tuan Muda ini?" Teriak Dou Lan yang emosinya sudah tidak bisa ia bendung lagi."Cepat tangkap lacur itu!" Lanjutnya menyuruh ketiga pengawalnya yang tersisa untuk menahan Lin Hua."Baik, Tuan Muda!" Patuh mereka lalu bergegas menyerang Lin Hua dengan sabetan pedang.Lin Hua yang mendapatkan serangan dari tiga arah berbeda masih tampak ten
Kemarahan yang begitu besar memenuhi hati Tian Lin. Dia menjadi sangat tidak sabar untuk memporak-porandakan sekte di depannya, namun dirinya harus terlebih dahulu menemukan Tian Ru'er.Tetua atau guru pelataran luar Sekte Pedang Malam Za Ma yang tidak mengetahui mengenai rencana mengerikan Tian Lin segera mengarahkan kesepuluh generasi muda Kota Malong itu menuju tempat administrasi untuk pendaftaran. Para generasi muda itu hanya mengangguk patuh dan mengikuti Tetua itu tanpa banyak bertanya.Mereka mengikuti beberapa prosedur yang berlaku di Sekte Pedang Malam dan pada akhirnya masing-masing telah mendapatkan lencana atau tanda pengenal yang menunjukkan bahwa saat ini mereka telah resmi menjadi anggota sekte.Guru Za Ma meminta salah satu murid senior di pelataran luar untuk menunjukkan tempat sementara untuk mereka bersepuluh sementara dirinya sendiri langsung pergi ke Paviliun Tetua dimana para Petinggi Sekte Pedang Malam tinggal untuk memberikan laporan. Dia begitu bersemangat ka
Patriark dan para Tetua terkejut karena jika apa yang dikatakan oleh Tetua pelataran luar Za Ma itu benar maka mereka tidak bisa lagi membayangkan bagaimana nasib Sekte Pedang Malam karena telah menyinggung seseorang yang tidak seharusnya mereka singgung.Brak!Boommm...Patriark Dou Zhi menggebrak meja di depannya hingga hancur menjadi debu karena saat ini dia benar-benar sangat marah. Dia marah karena putranya yang terkenal dengan sebutan sampah masyarakat telah berani berbuat onar seenak jidatnya. Dia juga menyesal karena sejak awal tidak mencabut hak istimewa anak keduanya itu sehingga membuatnya menjadi sombong dan berbuat semena-mena, padahal dia hanyalah sampah yang sama sekali tidak patut untuk dipandang.Namun penyesalan tetap hanya tinggal penyesalan karena sekarang dia benar-benar pusing dan tidak tahu harus berbuat apa untuk meredakan emosi dari Klan Lin."Sialan anak bangsat itu!" Teriaknya dengan marah."Patriark! Apa yang harus kita lakukan? Kita baru saja menemukan anak
Suasana berubah menjadi sangat kacau ketika melihat Tetua yang kultivasinya berada di Ranah Setengah Dewa Tahap Menengah dapat dihancurkan dengan begitu mudah hanya menggunakan sebuah niat membunuh saja. Lin Hua juga sama terkejutnya dengan yang lainnya karena tidak menyangka bahwa ternyata kekuatan dari pemuda bertopeng separuh wajah bermarga Tian sangatlah menakutkan.Swush!Sebilah pedang pusaka tingkat saint dengan warna layaknya pelangi tiba-tiba muncul di genggaman Tian Lin. Pedang itu berdengung lembut namun memancarkan aura yang sangat tajam sehingga siapapun yang merasakannya akan ketakutan."Hari ini, Sekte Pedang Malam akan mendapatkan karma! Hyaaat!" Teriaknya sembari membuat gerakan menebas secara horizontal hingga energi pedang berbentuk bulan sabit muncul dari bilah pedangnya dan memotong apapun yang dilewatinya, termasuk tubuh Tuan Muda kedua Sekte Pedang Malam menjadi dua bagian.Swoosshhh...Booommm..."Aaakkkhh.."Teriakan memilukan segera terbesar dari orang-orang
Ucapan Tian Lin ini sebenarnya hanya untuk basa-basi saja karena menyerahkan atau tidak menyerahkan Putri angkatnya, maka nasib Sekte Pedang Malam akan tetap dia hancurkan. Dia setelah melihat cukup banyak murid serta guru pembimbing di tempat ini dan hampir keseluruhannya memiliki niat membunuh yang cukup besar yang menandakan bahwa mereka semua adalah para pembunuh yang kejam.Untuk menguatkan hal itu, dia menyandarkan juga perilaku Tuan Muda kedua Sekte Pedang Malam Dou Lan sebagai alasan yang meskipun hanya seorang sampah namun sikapnya begitu mendominasi dan cukup kejam alias dengan mudahnya menyarankan untuk membunuh."Hanya bocah ingusan Ranah Dewa Tahap Awal saja berani bersikap sombong di hadapan kami! katakan siapa Putri angkatmu agar aku dapat membunuhnya sekarang! Atau jangan-jangan kau hanya mengada-ada dan sengaja membuat keributan di sekte kami!" Teriak Tetua Agung Sekte Pedang Malam yang sangat marah karena sikap pemuda bertopeng separuh wajah."Mengada-ada? Hahahaha..
Trank! Trank!Srak! Srak!"Aaakkkhh.." "Aaakkkhh.."Tian Lin yang sedang menghabisi ratusan murid senior dan puluhan guru pembimbing dari Sekte Pedang Malam tiba-tiba merasakan bahwa dirinya telah terkurung dalam sebuah domain pedang. Tubuhnya terasa seperti teriris-iris namun karena sejak awal kekuatan fisiknya berada di tingkatan tertinggi dan tidak mungkin dapat dilukai kecuali hanya menggunakan senjata khusus, dia tidak mengalami luka lecet sedikit pun."Domain pedang? Lumayan juga!" Ucapnya lalu melanjutkan aksi pembantaiannya.Sraiing!Jreesshh..."Aaakkkhh.." "Tidaaak! Tolong jangan bunuh aku.."Para murid senior dan guru pembimbing di Sekte Pedang Malam terus berteriak kesakitan karena anggota tubuh mereka putus satu persatu. Patriark Dou Zhi dan para Tetua Tertinggi menjadi semakin kalap hingga terlihat ekspresi wajah mereka saat ini seolah-olah ingin menelan Tian Lin hidup-hidup. Mereka semakin mempercepat terbangnya untuk menghalau pembantaian tersebut.Trankkk!Bhuusshh..