Patriark dan para Tetua terkejut karena jika apa yang dikatakan oleh Tetua pelataran luar Za Ma itu benar maka mereka tidak bisa lagi membayangkan bagaimana nasib Sekte Pedang Malam karena telah menyinggung seseorang yang tidak seharusnya mereka singgung.Brak!Boommm...Patriark Dou Zhi menggebrak meja di depannya hingga hancur menjadi debu karena saat ini dia benar-benar sangat marah. Dia marah karena putranya yang terkenal dengan sebutan sampah masyarakat telah berani berbuat onar seenak jidatnya. Dia juga menyesal karena sejak awal tidak mencabut hak istimewa anak keduanya itu sehingga membuatnya menjadi sombong dan berbuat semena-mena, padahal dia hanyalah sampah yang sama sekali tidak patut untuk dipandang.Namun penyesalan tetap hanya tinggal penyesalan karena sekarang dia benar-benar pusing dan tidak tahu harus berbuat apa untuk meredakan emosi dari Klan Lin."Sialan anak bangsat itu!" Teriaknya dengan marah."Patriark! Apa yang harus kita lakukan? Kita baru saja menemukan anak
Suasana berubah menjadi sangat kacau ketika melihat Tetua yang kultivasinya berada di Ranah Setengah Dewa Tahap Menengah dapat dihancurkan dengan begitu mudah hanya menggunakan sebuah niat membunuh saja. Lin Hua juga sama terkejutnya dengan yang lainnya karena tidak menyangka bahwa ternyata kekuatan dari pemuda bertopeng separuh wajah bermarga Tian sangatlah menakutkan.Swush!Sebilah pedang pusaka tingkat saint dengan warna layaknya pelangi tiba-tiba muncul di genggaman Tian Lin. Pedang itu berdengung lembut namun memancarkan aura yang sangat tajam sehingga siapapun yang merasakannya akan ketakutan."Hari ini, Sekte Pedang Malam akan mendapatkan karma! Hyaaat!" Teriaknya sembari membuat gerakan menebas secara horizontal hingga energi pedang berbentuk bulan sabit muncul dari bilah pedangnya dan memotong apapun yang dilewatinya, termasuk tubuh Tuan Muda kedua Sekte Pedang Malam menjadi dua bagian.Swoosshhh...Booommm..."Aaakkkhh.."Teriakan memilukan segera terbesar dari orang-orang
Ucapan Tian Lin ini sebenarnya hanya untuk basa-basi saja karena menyerahkan atau tidak menyerahkan Putri angkatnya, maka nasib Sekte Pedang Malam akan tetap dia hancurkan. Dia setelah melihat cukup banyak murid serta guru pembimbing di tempat ini dan hampir keseluruhannya memiliki niat membunuh yang cukup besar yang menandakan bahwa mereka semua adalah para pembunuh yang kejam.Untuk menguatkan hal itu, dia menyandarkan juga perilaku Tuan Muda kedua Sekte Pedang Malam Dou Lan sebagai alasan yang meskipun hanya seorang sampah namun sikapnya begitu mendominasi dan cukup kejam alias dengan mudahnya menyarankan untuk membunuh."Hanya bocah ingusan Ranah Dewa Tahap Awal saja berani bersikap sombong di hadapan kami! katakan siapa Putri angkatmu agar aku dapat membunuhnya sekarang! Atau jangan-jangan kau hanya mengada-ada dan sengaja membuat keributan di sekte kami!" Teriak Tetua Agung Sekte Pedang Malam yang sangat marah karena sikap pemuda bertopeng separuh wajah."Mengada-ada? Hahahaha..
Trank! Trank!Srak! Srak!"Aaakkkhh.." "Aaakkkhh.."Tian Lin yang sedang menghabisi ratusan murid senior dan puluhan guru pembimbing dari Sekte Pedang Malam tiba-tiba merasakan bahwa dirinya telah terkurung dalam sebuah domain pedang. Tubuhnya terasa seperti teriris-iris namun karena sejak awal kekuatan fisiknya berada di tingkatan tertinggi dan tidak mungkin dapat dilukai kecuali hanya menggunakan senjata khusus, dia tidak mengalami luka lecet sedikit pun."Domain pedang? Lumayan juga!" Ucapnya lalu melanjutkan aksi pembantaiannya.Sraiing!Jreesshh..."Aaakkkhh.." "Tidaaak! Tolong jangan bunuh aku.."Para murid senior dan guru pembimbing di Sekte Pedang Malam terus berteriak kesakitan karena anggota tubuh mereka putus satu persatu. Patriark Dou Zhi dan para Tetua Tertinggi menjadi semakin kalap hingga terlihat ekspresi wajah mereka saat ini seolah-olah ingin menelan Tian Lin hidup-hidup. Mereka semakin mempercepat terbangnya untuk menghalau pembantaian tersebut.Trankkk!Bhuusshh..
"Hmm..? Jadi kalian ingin main keroyokan setelah tahu bagaimana tangguhnya aku?" Tian Lin berucap sembari menaikkan sudut bibirnya. Dia melambaikan tangan sedikit sehingga sebuah pusaran angin berwarna putih keemasan tercipta di atasnya dan sosok gadis cantik muncul dari dalam pusaran tersebut.Swoosshhh...Zheep!"Salam, Tuan Muda!" Ucap gadis itu sembari menangkupkan kedua tangannya untuk menunjukkan rasa hormat kepada Tian Lin."Hehe.. Yin-Yin, aku ada sedikit tugas untukmu! Kau lenyapkan semut-semut yang menggunakan pedang ini, sehingga aku dapat bertarung dengan pria tua yang di sana itu!" Ucap Tian Lin sembari menunjuk ke arah Patriark Dou Zhi.Dan benar! Gadis cantik yang tiba-tiba muncul dari pusaran angin berwarna putih keemasan itu tidak lain adalah Yin-Yin, anggota Gerbang Langit Ling!Yin-Yin menatap jijik ke arah Tetua Agung Sekte Pedang Malam dan sembilan lainnya. Mereka hanyalah sampah Ranah Dewa Bumi Tahap Akhir dan Menengah saja. Sedangkan dirinya sendiri telah menero
Patriark Sekte Pedang Malam berteriak keras karena merasakan rasa sakit yang teramat mendalam karena kedua kakinya tertebas akibat melakukan gerakan tidak sengaja karena keterkejutannya dengan Tian Lin yang tiba-tiba menciptakan sebuah Dunia Pedang. Ini melupakan pukulan mental yang sangat mengerikan sekali bagi siapapun pengguna senjata pedang, khususnya mereka yang telah mencapai pemahaman lumayan tinggi dalam berpedang.Rasa sakit yang dirasakan oleh Patriark Dou Zhi tidak hanya di bagian kakinya saja namun juga di hatinya. Bagaimana mungkin tidak demikian? Seorang bocah yang tidak dikenal di kalangan orang-orang atas yang ada di Benua Hitam dan kekuatannya hanya berada di Ranah Dewa Tahap Awal saja tiba-tiba muncul di hadapannya dengan pemahaman tertinggi dalam menggunakan senjata pedang. Ini tentu tidak bisa diterima olehnya."K-kau.. Kau Dewa Pedang.." Ucap Patriark Dou Zhi dengan terbata-bata."Yaa.. Bisa dikatakan aku adalah Dewa Pedang saat ini, karena pemahamanku telah mencap
"Hehehe.. Apa kau akan mengancamku? Bagaimana jika aku telah membunuh gadis kecil itu?" Tiba-tiba Tetua Agung Sekte Pedang Malam tertawa sinis dan memberikan ancaman baik kepada Tian Lin, entah apa tujuannya padahal dia saat ini dalam kondisi yang terdesak."Kau.. Bajingan sialan!" Tian Lin yang awalnya emosi dalam hatinya sudah sedikit mereda kini tiba-tiba menjadi memuncak kembali karena pria tua di hadapannya malah justru memberikan ancaman.Zheep!Pemuda bertopeng separuh wajah atau Tian Lin langsung menghilang dari tempatnya dan muncul dalam satu kedipan mata di hadapan si pria tua atau Tetua Agung Sekte Pedang Malam dan mencengkeram lehernya dengan sangat kuat. Niat membunuhnya yang begitu kelam dan mendalam diarahkan secara langsung ke orang itu sehingga kultivator Ranah Dewa Bumi Tahap Akhir tersebut memuntahkan banyak darah dari mulutnya dan tidak berdaya sama sekali.Tidak hanya sampai di situ saja, Tian Lin juga memberikan serangan elemen kepadanya sehingga orang terkuat ke
Sebelum meleset menuju ke arah di mana Yin-Yin berada, Tian Lin terlebih dahulu mendatangi para pemuda yang melakukan pembantaian terhadap penduduk Desa Mahoni. Dia menguliti keenam pemuda itu menggunakan Niat Pedangnya dan menyiksa jiwa mereka dengan Jiwa Pedangnya.Dia tidak menghiraukan teriakan-teriakan memilukan dari keenam pemuda itu karena untuk memuaskan hati yang begitu mendendam terhadap mereka dia harus bertindak demikian."Aaakkkhh.. Ampuun..""Sakiit! Ampuni aku..""Tolong bunuh saja aku! Bunuh aku..""Bagaimana rasanya di intimidasi oleh orang yang lebih kuat dari kalian, hah? Nikmat bukan? Kalian parah kultivator busuk berani-beraninya menghabisi orang-orang yang telah aku anggap sebagai keluarga! Aku tidak akan memberikan kematian mudah untuk kalian dan akan menyiksa kalian di dalam Dunia Pedangku!" Ujar Tian Lin dengan kejamnya meski dia tahu mereka tidak akan mendengarkan ucapannya karena rasa sakit yang menyiksa tubuh serta jiwa mereka akan menghilangkan fokus pende