Share

41. Kebenaran akan terungkap

"Entahlah, katamu?" teriak Zidan. Dirinya sungguh kesal atas jawaban Rizal.

"Karena hal ini diluar kendali. Aku sudah berusaha semampuku. Maaf, Zidan."

Zidan memasuki kamar Alesya dengan perasaan yang sangat berat. Ia melihat sosok Alesya yang kini terbaring lemah di ranjang, wajah yang dulu selalu tersenyum dan ceria kini terlihat pucat dan tak berdaya. "Ale?!"

Zidan merasa sedih dan hampa, hatinya seolah teriris melihat wanita yang dicintai dalam kondisi seperti ini. Belum ada tanda- tanda bahwa Alesya akan segera siuman dan kembali seperti dulu.

Zidan duduk di samping ranjang Alesya, menatap wajah yang ia cintai itu dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ia menggenggam erat tangan Alesya, merasakan kehangatan yang masih ada di tubuh gadis itu. "Alesya, semoga kamu segera sembuh. Aku sangat merindukan senyummu yang dulu," bisik Zidan lembut sambil menahan isak tangisnya.

Di sudut kamar, Zidan melihat bunga mawar yang baru saja ia beli untuk Alesya. "Lihatlah! Aku membawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status