Share

80. Perjuangan Mas Rian

Dengan ribuan perasaan bersalah aku menyusul Aa ke kamarnya.

"Aa, buka pintunya, Nak."

Ternyata Aa benar-benar marah padaku hingga ia sengaja mengunci pintu kamar.

"Maafkan Mama, Nak. Mama benar-benar merasa bersalah."

"Aa nggak mau buka pintu. Aa mau sendiri."

Aku menghela napas berat, terasa teramat sakit di dalam dada, karena kecewa dan penyesalan menghujam begitu tajam. Ya Allah, kenapa aku bisa lepas diri seperti tadi?

Jujur jika tadi Aa mengira aku menampar, sebenarnya tidak. Aku hanya reflek menyentuh pipi Aa sebagai isyarat agar dia bersikap baik. Tapi tetap saja ditengah kemarahan mungkin Aa merasa itu adakah sebuah pukulan.

"Maafkan Mama, A."

Tak bisa kubendung, akhirnya air mata jatuh jua di kedua pipi. Aku takkan bisa duduk tenang jika Aa masih mengurung diri di kamarnya.

"Tolong Nak, buka pintunya. Ijinkan Mama bicara."

"Nggak!"

"Aa nggak sayang Mama lagi, ya?"

"Mama yang nggak sayang Aa lagi."

"Siapa bilang, anak Mama cuma Aa sama Dedek. Jadi semua kasih sayang yang Mama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
tu lh,,selingkuh kau lagi,ujung2nya sarang lama juga yg kau kejar2kan..jijik gua liat laki2 model looe
goodnovel comment avatar
Beno Matahari
up dong thor
goodnovel comment avatar
senja
semoga rian istiqomah taubat dan sembuh lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status