"Kita memang harus pergi ke perayaan itu nanti. Memangnya kenapa? Untuk apa kamu berbicara dengan dia?" tanya Rafael.
"Aku hanya ingin saja berbicara dengan dia, memangnya kenapa?" tanya Daffa.
"Itu dia! Kamu tidak biasanya, sangat aneh berbicara dengan Kuhar. Ada apa ini?" tanya Rafael sambil curiga.
"Tidak ada, sudah kita makan saja." Kata Daffa.
"Ayo! Aku juga sudah sangat lapar." Kata Vita.
"Baik, aku juga ingin makan." Kataku.
Saat kami pergi makan, aku dan Rafael membicarakan tentang suara Samar Itu.
"Aoa kamu tidak mendengar suara itu lagi, Ayuna?" tanya Rafael.
"Tidak, aku belum ke toilet dan belum mendengar suara itu." Jawabku.
"Memangnya itu suara apa?" tanya Daffa.
"Aku juga tidak tahu tapi bukan manusia. Aku sangat yakin dengan itu. Pasti hantu yang mengatakan itu kepada aku." Jawabku.
"Sudah, kita sedang makan dan jangan membahas tentang han
Daffa berbicara dengan Vita di luar rumah."Daffa, apa yang ingin kamu katakan?" tanya Vita."Aku ingin mengatakan bahwa aku.." jawab Daffa sambil bingung."Kamu kenapa?" tanya Vita."Aku ingin bicara saja dengan kamu, Vita." Jawab Daffa."Apa? Kamu hanya ingin berbicara dengan aku tanpa ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Apa aku hanya menjadikan aku sebuah alasan saja." kata Vita sambil cemberut."Memangnya salah? Kita bicara apa saja di sini." Kata Daffa."Apa kamu memang sedang mendengarkan pembicaraan kami berdua dan membawa aku supaya tidak diketahui mereka bahwa kamu sedang mendengarkan pembicaraan kami berdua." Kata Vita."Tidak! Kenapa kau berpikir seperti mereka semua?" tanya Daffa sambil membentak Vita."Maafkan aku jika itu menyinggung kamu tapi kamu tidak perlu membentak aku. Aku juga akan mengerti jika kamu berbicara dengan baik." kata Vita sambil cemberut.&nb
Aku dan mereka berdua menghampiri Vita. Aku berusaha menenangkan Vita yang menangis sedih."Kamu tenang Vita, Daffa pasti akan kembali seperti dulu. Kita hanya perlu berbicara terhadap dia secara perlahan dan membuat dia mengerti atas semua ini. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu memang perempuan yang baik, Vita. Terima kasih kamu tetap ingin bertahan dengan kita semua. Terima kasih sudah percaya dengan kami semua. Aku janji aku akan mendapatkan cara untuk membuat Daffa kembali lagi. Dan kita pasti bisa mengalahkan Nyai Sri dan semua setan yang berniat jahat. Kita bisa kembali dan kita harus kembali. Aku percaya itu." kataku sambil tersenyum."Tidak, kamu tidak perlu berterima kasih sebab kamu sudah melakukan yang terbaik untuk kita semua. Kamu selalu berusaha untuk mencaru cara. Terima kasih, Ayuna!" Kata Vita."Tidak aku tidak melakukan apa apa, aku mengetahui arti cinta dari kamu, Vita. Terima kasih sudah mengajarkan sesuatu yang pentin
Aku mendengar rintihan suara itu lagi dan ada jeritan juga yang sangat menyeramkan."Tolong aku, Ayuna! Aku dibunuh oleh Nyai Sri sebab dia tahu bahwa aku istri dari pria yang sudah menjual dia. Sebelum aku dibunuh, aku ditahan di tempat ini. Hanya gelap dan dingin yang aku rasakan. Padahal aku tidak tahu kejahatan suami aku terhadap Nyai Sri. Tolong keluarkan aku dari tempat ini! Tolong!" Jeritan suara itu.Aku takut dan berteriak mendengar suara itu."Ah! Aku takut sekali, kamu tunjukkan diri kamu, jangan hanya suara kamu yang terdengar oleh aku. Aku sangat takut mendengar suara tapi tidak terlihat siapa orang itu. Aku mohon beritahu aku sebuah petunjuk albumnya aku dapat keluar dari kampung Lamuna ini." Kataku."Aku terjebak di dalam gusi yang berada di luar pintu kamar mandi ini." Kata suara itu."Guci? Yang mana?" tanyaku sambil mencari guci itu."Yang ini! Yang kecil." Kata Vita."Yang ini!" K
Rafael dan Ilham masuk ke kamar mereka berdua."Di mana Daffa?" tanya Rafael."Dia pasti pergi ke tempat Nyai Sri untuk memberikan informasi yang dia dengarkan dari pembicaraan Ayuna dan Vita." Jawab Ilham."Benar juga, kita harus mengikuti dia ke tempat Nyai Sri." Kata Rafael."Ayo kita pergi sekarang! Apa kita harus memberitahu Ayuna dan Vita?" tanya Ilham."Tidak, Ayuna baru saja panik sebab dia baru meliha hantu. Dia membutuhkan istirahat yang cukup untuk dapat menenangkan diri." Jawab Rafael."Benar juga, aku lupa itu." Kata Ilham."Aku mengerti seperti apa Ayuna, dia tidak akan mengaku bahwa dia lelah tapi dia akan mengakui itu. Jadi, aku mengerti jika dia sudah bertekad untuk mencari informasi dia akan melakukan itu sampai dia menyelesaikannya." Kata Rafael."Ayuna memang tepat memilih kamu, Rafael. Kamu memang pria terbaik untuk Ayuna. Kamu mengerti seperti apa dia dan yang akan
Aku dan yang lainnya sampai di kamar lebih dulu dari Daffa. Lalu, Daffa masuk ke kamar dan melihat Rafael dan Ilham seperti kelelahan. "Kenapa dengan kalian berdua? Seperti sudah berlari jauh saja." Kata Daffa. "Kami sudah lari di jalan supaya tubuh kita sehat. Jadi, kita berlari dengan cepat supaya tubuh kita berkeringat. Memangnya kenapa? Kamu ingin ikut berlari dengan kami berdua." Kata Rafael. "Untuk apa berlari di malam hari?" tanya Daffa. "Terserah kita ingin berlari kapan saja, memangnya tidak boleh berlari di malam hari?" tanya Rafael. "Aneh saja." Jawab Daffa. "Kenapa aneh? Ini biasa saja, ada orang lain yang berolahraga di malam hari." Kata Ilham. "Benarkah? Siapa? Siapa yang berlari di malam hari?" tanya Daffa. "Ada, orang lain berlari di malam hari supaya dapat menghirup udara malam dan tidak merasa gerah." Kata Rafael. "Mungkin itu hanya kalian s
"Tapi aku mencintai kamu, Sri. Aku tidak pernah memiliki perasaan terhadap Ani. Dia hanya teman bagi aku." Kata Yudi."Itu terserah kamu saja. Kamu dapat mengurus masalah itu berdua dengan Ani. Aku tidak ingin terlibat dalam masalah percintaan kalian berdua." Kata Nyai Sri.Nyai Ani menghampiri Yudi dan Nyai Sri."Ani!" Kata Yudi."Mas Yudi, kenapa kamu tidak memilih aku? Kenapa kamu memilih dia daripada aku?" tanya Nyai Ani."Maafkan saya Ani tapi perasaan sayang tidak dapat kita atur. Saya hanya mencintai Sri." Kata Yudi."Kamu jahat sekali." Kata Nyai Ani."Aku tidak dapat menerima kamu, Yudi." Kata Nyai Sri.Nyai Sri Pergi Dari Kampung pokuta. Dia tidak ingin dipermalukan lagi. Sekarang aku mengerti alasan Nyai Sri pergi dari kampung Lamuna. Dia juga pasti membenci seluruh orang yang berada di kampung Lamuna. Aku mengerti rasa sakit yang dirasakan oleh Nyai Sri. Dia pasti menderita oleh s
Aku, Rafael dan Ilham makan bersama."Ternyata masakan Kuhar itu enak sekali." Kata Rafael."Benar, aku juga tidak menyangka." Kata Ilham."Aku menyukai masakan dia." Kataku.Setelah selesai makan, aku pergi ke kamar dan menceritakan semua mimpi aku terhadap Rafael dan Ilham."Jadi hantu yang selalu kamu dengar suaranya itu adalah Nyai Ani." Kata Rafael."Benar, dia itu orang yang membenci Nyai Sri. Sebab pak Yudi mencintai Nyai Sri tapi Nyai Sri tidak mencintai dia. Nyai Ani cemburu sebab dia mencintai pak Yudi. Kisah cinta segitiga diantara mereka. Membuat Nyai Sri pergi dari kampung Pokuta itu. Nyai Sri pergi sebab dia dipermalukan di depan umum oleh Nyai Ani. Jadi, Nyai Sri meninggalkan kampung itu. Dia tidak ingin dibenci oleh Nyai Ani dan menolak pak Yudi." Kataku."Begitu, ini gawat sekali." Kata Ilham."Gawat kenapa?" tanya Rafael."Dia pasti akan membalas den
Aku, Rafael dan Ilham pergi dari rumah Kuhar. Kami bertiga mencari keberadaan Nyai Ani di setiap tempat yang berada di kampung Lamuna ini."Di mana kita harus mencari Nyai Ani?" tanyaku."Kita harus mencari di sekitar tempat yang tertutup dan tersembunyi dari orang lain. Kita pasti menemukan dia." Jawab Rafael."Benar, kita tidak boleh menyerah begitu saja." Kata Ilham."Kenapa kalian berdua melibatkan diri kalian berdua untuk dihukum oleh Nyai Sri? Aku tahu aku yang salah sebab aku membuat masalah dengan membebaskan Nyai Ani." Kataku."Aku melakukan ini supaya kamu tidak dihukum oleh Nyai Sri. Nyai Sri akan sangat marah terhadap kamu. Dia pasti tidak akan memberi kesempatan untuk kamu, Ayuna. Jadi, aku memutuskan untuk melindungi kamu." Kata Rafael."Benar yang dikatakan oleh Rafael, kita harus melindungi kamu. Kamu juga tidak salah ini semua hanya kesalahan yang tidak disengaja. Nyai Ani sudah melakukan kesala