Aku ingin pergi tapi Kuhar menahan aku.
"Ada apa lagi?" tanyaku.
"Saya ingin berbicara dengan kamu." Jawab Kuhar.
"Apa itu?" tanyaku.
"Besok adalah hari kedatangan Nyai Sri." Jawab Kuhar.
Mendengar Nyai Sri membuat aku semakin membuat jantung aku berdebar seperti akan ada yang terjadi di kampung Lamuna ini.
"Nyai Sri? Siapa itu?" tanyaku.
"Dia adalah penguasa kampung Lamuna ini." Jawab Kuhar.
"Penguasa kampung?" tanyaku.
"Benar sekali, dia itu seorang penari dan kecantikan kecantikan dia itu abadi tak luput dari usia." Kata Kuhar.
Aku semakin merasa aneh dengan kampung Lamuna ini. Ada wanita yang memiliki kecantikan abadi dan juga pandai menari. Ini sangat menakutkan untuk aku.
"Kenapa kamu diam, Ayuna?" tanya Kuhar.
"Dia orangnya seperti apa?" tanyaku.
"Dia itu tegas dan juga tidak berbelas kasihan jika ada seorang pun yang men
Kuhar menatap aku dengan tahapan yang penuh curiga. Aku yakin dia tidak percaya dengan perkataan aku dan yang lainnya."Kamu kenapa, Ayuna?" tanya Rafael."Tidak apa apa." Jawabku."Aku sudah bilang apa yang kamu rasakan, kamu dapat menceritakan semuanya kepada aku. Kamu pasti masih takut kepada dia. Kamu tenang saja aku akan melindungi kamu." Kata Rafael."Bukan begitu, tapi tadi tatapan dia seperti tidak percaya dengan aku. Dia pasti masih berpikir aku mendengar pembicaraan dia itu." Kataku."Kamu tenang, aku akan melindungi kamu. Dia tidak akan bisa menyentuh kamu walau hanya sehelai rambut saja. Karena aku tidak akan tinggal diam." Kata Rafael."Sungguh?" tanyaku."Kamu jangan khawatir, Ayuna. Percaya kepada aku." Jawab Rafael."Benar, kamu tidak perlu merasa takut aku juga tidak akan membiarkan dia mendekati kamu." Kata Ilham."Benar yang dikatakan oleh Ilh
"Kamu mimpi apa?" tanya Rafael."Aku bermimpi ada seorang wanita yang sangat cantik dan bertubuh indah. Dia itu seorang penari di suatu pasar. Tarian dia terlihat sangat indah bahkan membuat semua orang ingin menari dengan dia dia semua memuji kecantikan dia. Dia membuat semua orang kagum kepada dia. Tapi di setiap pria ada yang ingin melakukan hal jahat kepada dia. Dia diculik dan dilecehkan. Dia juga dibunuh oleh pria itu. Nama pribadi itu adalah.." Kataku sambil terhenti."Siapa nama pribadi itu?" tanya Ilham."Dia bernama Cokro Artomojo. Dia terlalu berambisi kepada wanita itu. Sampai wanita itu dia lenyapkan. Sebelum kematian dia, wanita itu bersumpah akan menghabisi semua orang yang berada di pasar itu termasuk pria itu sendiri. Dan akhirnya dia dapat membalasnya dendam dia dan pasar itu menjadi pasar setan." Kataku."Apa? Pasar setan? Apa itu pasrah yang kita temui waktu itu? Yang berisi hantu di pasar itu." Kata Ilham
Semua orang melihat Nasi Sri seperti seorang dewi. Dia ditakuti dan dihormati oleh semua orang."Selamat datang, Nyai Sri! Kami sudah menunggu kedatangan anda!" teriak semua warga."Saya memiliki sebuah hadiah yang mungkin akan disukai oleh Nyai Sri." Kata Kuhar."Hadiah? Apa itu?" tanya Nyai Sri."Saya kedatangan 5 orang dari kota. Kalian semua perkenalkan diri kepada Nyai Sri." Kata Kuhar."Baik, aku Vita." Kata Vita."Saya Ilham." Kata Ilham."Saya Rafael." Kata Rafael."Saya Daffa." Kata Daffa."Dan aku Ayuna." Kataku."Kalian semua sungguh cantik dan tampan." Kata Nyai Sri."Tidak, lebih cantik Nyai Sri." Kataku."Terima kasih atas pujian kamu, Ayuna. Saya baru sekali mendengar seorang wanita biasa memuji kecantikan saya dengan tulus. Saya bisa merasakan itu." Kata Nyai Sri sambil tersenyum."Tidak, aku mengatakan seb
"Kasihan kenapa?" tanya Rafael. "Aku bisa melihat dari matanya ada kesedihan yang mendalam tapi aku tidak tahu apa itu. Dia seperti melakukan kejahatan untuk menutupi kesedihan dia sendiri." Jawabku. "Kesedihan? Tapi dia terlihat begitu senang dengan yang dia miliki." Kata Ilham. "Tidak, aku tetap melihat kesedihan yang sangat dalam di mata dia. Tapi dia tidak ingin orang lain mengetahui itu." Kataku. "Kenapa dia tidak ingin orang lain mengetahui itu?" tanya Rafael. "Mungkin saja dia takut orang lain melawan dia dan tidak mengikuti perintah dia." Kataku. "Apa benar? Atau tidak melihat kalau dia orang yang mudah tersentuh?" tanya Daffa. "Aku juga tidak tahu benar atau tidaknya yang pasti dia memiliki kesedihan di hidup dia. Aku juga merasa kalau dia bukan manusia biasa." Kataku. "Aku juga, aku merasa dia itu setan yang jahat dan ingin balas dendam." Kata Ilham.
"Kamu lama sekali, Ilham?" tanyaku. "Benar, tidak biasanya seperti itu. Aku ketakutan tapi kamu tersenyum." Kata Vita. "Benar, aneh sekali kamu." Kata Daffa. "Apa terjadi sesuatu kepada kamu?" tanya Rafael. "Nanti kita bicara karena terlalu panjang untuk diceritakan sekarang." Kata Ilham. Nyai Sri memanggil nama Rafael. "Rafael!" Teriak Nyai Sri. "Nyai Sri!" Kata Rafael. "Seorang pria yang sangat mencintai wanita selama waktu yang cukup lama meski wanita itu belum mencintai kamu tapi kamu tetap bersabar menanti dia." Kata Nyai Sri. "Tentu saja, Ayuna satu satunya wanita yang aku cintai dari SMA. Dia sangat baik dan wanita berani yang membuat aku sangat cinta. Jadi, aku tidak akan melepaskan dia." Kata Ilham. "Bagaimana jika Ayuna tidak akan mencintai kamu dan malah mencintai pria lain? Apa kamu tahu ada seorang pria yang mencintai Ayuna?" tanya Nyai Sri.&nb
"Benarkah?" tanya Nyai Sri."Benar, kita hanya bisa menunjukkan perasaan kita terhadap orang yang kita cintai melalui tingkah laku bukan dengan perkataan. Terkadang orang lain dapat percaya terhadap tingkah laku bukan perkataan kita." Jawab Rafael."Benar juga, saya setuju dengan itu." Kata Nyai Sri."Apa ada hal lagi yang ingin ditanyakan?" tanya Rafael."Tidak, tapi saya ingin mengatakan satu hal terhadap anda. Pria yang mencintai Ayuna adalah Ilham." Kata Nyai Sri.Rafael terdiam mendengar nama Ilham disebut. Tapi dia tidak merasa heran atau terkejut. Mungkin saja Rafael sudah menduga itu."Kenapa kamu diam saja? Apa kamu sudah tahu itu? Kenapa kamu tidak heran atau terkejut mendengar itu?" tanya Nyai Sri."Saya tidak tahu tapi saya tidak terkejut atau heran sebab itu wajar. Ayuna memiliki sisi yang luar biasa yaitu baik terhadap orang lain. Semua orang di kampus tidak ada yang menyukai Ilh
"Terima kasih, Ilham!" Kata Vita. "Tidak perlu, kamu tidak perlu berterima kasih atau meminta maaf terhadap aku sebab kita adalah teman. Aku belajar itu dari seseorang yang istimewa." kata Ilham sambil melihat ke arah aku. Rafael melihat Ilham menatap aku, mungkin Rafael tidak suka dengan itu. Aku harus menghargai Rafael. Aku tidak boleh melihat Ilham. "Tadi kamu bicara apa terhadap Nyai Sri? Aku dengar kamu mengatakan bahwa kamu sangat mencintai aku dan akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan aku. Apa itu benar?" tanyaku. Wajah Rafael bertambah kesal mungkin saja aku salah bicara. "Kamu marah? Apa aku salah bicara?" tanyaku. "Tidak, kamu benar aku akan melakukan apa saja demi kebahagiaan kamu. Meski jika kamu meminta aku berhenti menunggu kamu dan harus melepaskan kamu. Jika kamu sudah menyakiti pria lain." Jawab Rafael. Rafael pasti mengira aku menyukai Ilham karena tadi aku dan Ilham saling be
Sore hari tiba, aku mengajak Rafael masuk ke dalam rumah. "Ayo kita masuk ke dalam rumah! Ini sudah sore hari." Kataku. "Kenapa sudah sore lagi?" tanya Rafael. "Aku juga tidak tahu." Jawabku. "Mungkin karena aku berbicara dengan wanita yang paling aku cinta." Kata Rafael. "Sudah, kamu merayu aku terus." Kataku. "Ini bukan rayuan tapi kenyataan." Kata Rafael. "Kamu ternyata memang pandai meluluhkan perasaan wanita. Panitia saja aku mulai tertarik." Kataku. "Akhirnya kamu mengakui itu." Kata Rafael. Saat kami berdua masuk ke dalam rumah, kami melihat mereka bertiga sudah menunggu kami bertiga. "Ada apa ini?" tanyaku. "Kalian dari mana saja?" tanya Vita sambil terlihat kesal. "Rafael marah terhadap aku jadi kami berbicara berdua dulu." Jawabku. "Begitu, kalian sudah mulai bertengkar." Kata Vita.