"Baiklah, bulan depan kita akan melakukan field trip ... ada yang bisa menyarankan kemana kita akan pergi?" tanya Yuu di depan kelas.
"Ke Kyoto saja ... disana kita bisa melihat berbagai macam sejarah kelam..," ucap Ramaru.
"Atau ke Osaka saja ... disana kita bisa bersantai..," ucap Yuu.
Kami semua mengeluarkan pendapat kami hendak pergi kemana.
"Aku mau ke Okinawa..," ucapku sambil mengangkat tangan.
"Aku juga..," ucap Nozomi sambil mengangkat tangan juga.
"Ngapain kamu ikut-ikutan..," ucapku dengan kesal.
"Ya terserah aku dong..," ucap Nozomi sambil kesal juga.
Aku menatap tajam ke arah Nozomi dan Nozomi pun membalas tatapan tajamku.
"Apa alasanmu ingin ke Okinawa, Kanaya-san?" tanya Yuu.
"Karena Danny-kun sedang berada di sana ... makanya aku ingin kesana..," jawabku.
"Aku juga sama..," lanjut Nozomi.
"Dih ... ikut-ikutan..," ucapku kesal.
Kami berdua akhirnya berkelahi.
Aku menunggu kesempa
Setelah malam yang panjang, tibalah hari ini saat berdarma wisata di Okinawa. Setelah selesai sarapan, kami pun bersiap-siap pergi. Kami dibagi menjadi 3 orang 1 kelompok. Dikelompokku terdiri dari, aku, Aelri, dan Mihoshi. Tentu saja hal itu membuat Mihoshi senang, dan bagiku juga tidak masalah. Asalkan bukan Nozomi yang satu kelompok denganku, mungkin kami berdua akan saling cakar-cakaran dan jambak-jambakan."Apakah benar ini tempatnya, Kanaya-san?" tanya Mihoshi."Benar kok ... Danny-kun memberitahuku lewat mail tadi malam...," jawabku."Kita tunggu saja ... siapa tahu Danny senpai sedang dijalan..," lanjut Aelri.10 menit kami menunggu, akhirnya Danny-kun tiba."Maaf menunggu lama..," ucap Danny-kun.Aku langsung memeluk Danny-kun karena rasa kangen yang luar biasa. Danny-kun mengusap kepalaku sambil tersenyum."Kita akan pergi kemana?" tanya Danny-kun."Terserah Danny-kun saja ... yang penting aku ingin bersamamu hari ini..," jaw
Dipagi hari saat aku, Mihoshi, dan Aelri sedang menginap di rumah Danny-kun, Nozomi datang ke tempat Danny-kun dan melihatku sedang memeluk Danny-kun. Nozomi langsung menginjak kepalaku, dan marah padaku."Mei ... go ... mi..," ucap Nozomi dengan marah."Singkirkan kakimu dari kepalaku..," ucapku dengan kesal.Namun bukannya menyingkirkan kakinya, Nozomi memuntirnya di kepalaku."Hentikan, Nozomi-san..," ucap Danny-kun."Nozomi nee-chan..," ucap Mihoshi."Kalau kamu mau mengajak berkelahi, ayo kita selesaikan diluar..," ucapku.Danny-kun mengeluarkan aura yang mencekam sambil tersenyum sehingga membuat kami berempat ketakutan."Sudah selesai ributnya?" tanya Danny-kun sambil tersenyum.Aku dan Nozomi mengangguk dengan ketakutan."Baiklah kalau begitu, aku akan menyiapkan sarapan untuk kita..," ucap Danny-kun.Danny-kun lalu berdiri lalu ia mencuci muka dan segera ke dapur untuk membuat sarapan."Kamu tidak m
Aku, Nozomi, Hinada, Hatsuki, dan Mimi sedang menunggu Danny-kun kembali di stasiun kereta api."Ngapain kalian berempat disini? Merusak pemandangan saja..," ucapku dengan kesal."Terserah aku dong ... lagipula, tidak ada yang melarang kan.," ucap Nozomi."Dih ... mengapa aku harus minta izin darimu, kucing bau..," ucap Hinada."Aku tidak akan membiarkanmu menyambut Danny onii-chan duluan.," ucap Mimi."Sudahlah ... lagipula, akulah yang akan disambut duluan oleh Danny-san..," ucap Hatsuki dengan tersenyum."Haaaaahhhh..," ucap kami berempat dengan serentak kepada Hatsuki.Kami berlima bertengkar hebat, dan untungnya saat itu stasiun kereta tidak begitu ramai dikarenakan banyak yang sudah pulang. Sehingga kami bisa meluapkan kekesalan kami satu sama lain dikarenakan kami tidak ada yang mau mengalah. Tak lama kemudian, kereta yang dinaiki Danny-kun pun tiba, dan kami berlima tiba-tiba berhenti bertengkar lalu merapikan rambut dan pakaian kami agar k
Meissa POV"Rubah betina sialan .... gara-gara dia Danny-kun marah padaku!!" ucapku dengan kesal."Awas saja nanti, kalau aku bertemu dengannya, aku akan meremukkan wajahnya..," lanjutku dengan kesal.Lalu aku teringat kejadian sebelum pulang dari apartemen Danny-kun yang membuatku sedih."Bagaimana caranya agar aku bisa baikan lagi dengan Danny-kun yang marah besar begitu?" gumamku sambil menangis.Aku berbaring sambil memeluk guling, lalu aku menghadapkan tubuhku ke arah kiri. Karena disebelah kiri kamarku adalah kamar Danny-kun yang pernah Danny-kun pakai ketika berada disini. Dan tak lama kemudian, aku pun tertidur.Dalam mimpi yang berada di ring tinju"Da-kun itu milikku..," ucap Hinada."Apa kamu bilang? Danny-kun milikmu? Apa kamu sudah gila?" ucapku dengan mengejek."Tentu saja tidak ... karena aku sudah mencium bibir Da-kun yang rasa lemon itu..," ucap Hinada deng
"Apa yang kamu lakukan disini, gendut!!" ucapku dengan kesal."Siapa yang kamu panggil gendut, pendek!!"Aku dan Charlotte mendekatkan kening kami sambil memasang wajah geram."Ada apa ini?" tanya Danny-kun yang baru keluar dari kamarnya."Danny-kun, mengapa gadis gendut ini bisa masuk?" tanyaku dengan kesal ke Danny-kun."Dia menginap di tempatku ketika berada di kota ini..," jawab Danny-kun.Aku terkejut, lalu aku berdiri dan memeriksa sekeliling tubuh Danny-kun dengan menyentuhnya."Apa yang kamu lakukan, Mei?" tanya Danny-kun."Aku sedang menetralisir bau dari gadis gendut ini..," jawabku sambil menunjuk ke arah Charlotte."Hentikan itu, Mei..," ucap Danny-kun.Aku pun berhenti melakukannya."Ngomong-ngomong Danny-kun, mengapa dia ada disini?" tanyaku sambil tersenyum."Charlotte-san menumpang di sebelah pintu ... karena kamar sebelah tidak ada penyewanya..," jawab Danny-kun."Kalau begitu
Pagi hari"Selamat pagi, sayang..," ucapku kepada Danny-kun."Selamat pagi juga..," ucap Danny-kun.Danny-kun mencium bibirku dengan lembut. Aku dan Danny-kun segera bangun untuk mempersiapkan kegiatan hari ini. Tahun ini adalah tahun ketiga pernikahan kami. Walaupun kami belum mempunyai anak, namun kami tetap bahagia seperti ini."Danny-kun mandi duluan saja ... aku akan menyiapkan sarapan..," ucapku sambil tersenyum manis."Baiklah..," ucap Danny-kun.Aku dan Danny-kun bangun dari tempat tidur. Namun, aku memeluk Danny-kun sebentar sebelum membuat sarapan. Dan Danny-kun juga memelukku sambil membelai rambutku. Setelah selesai rambutku dibelai oleh Danny-kun, aku segera menyiapkan sarapan. Aku menyiapkan roti panggang, telur mata sapi, segelas coklat hangat, dan bekal untuk makan siang Danny-kun dan bekal makan siang untukku juga. Karena Danny-kun harus bertemu dengan kliennya pukul 08.30 pagi.Setelah Danny-kun selesai mandi
"Hmmm ... hmmmm ... hmmmm ... hmmm.," ucapku sambil bersenandung.Aku sedang memasak makanan untuk malam ini. Dikarenakan Danny-kun akan menginap hari ini dirumahku. Aku berkhayal apa yang akan terjadi nanti malam."Aku tidak sabar menunggu nanti malam..," ucapku.Malam ini aku ingin memasak kari ayam dan kroket, karena Danny-kun menyukai kari ayam dan kroket. Disamping itu, aku membuat kari ayam spesial untuk 4 gadis hama, yaitu kari ayam super pedas yang terpisah dari kari ayam yang kubuat. Aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 3 sore."Akhirnya kari ayam sudah jadi..," ucapku.Aku mencicipinya sedikit dan rasanya sudah pas."Mudah-mudahan Danny-kun menyukainya..," ucapku sambil tersenyum manis.Aku juga mengaduk kari ayam super pedas untuk keempat gadis hama itu, namun aku tidak mencicipinya."Mudah-mudahan mereka berempat menyukainya..," ucapku sambil tersenyum dengan aura yang menyeramkan.Satu persatu dari tema
Di suatu kolam renang yang bernama Aquatic Palace, aku, Danny-kun, dan 4 gadis hama lainnya sedang bermain air dengan pakaian renang."Danny-kun ... ajarkan aku berenang..," ucapku."Okey..," ucap Danny-kun.Danny-kun pun mengajariku berenang. Tiba-tiba saja, Hinada memeluk Danny-kun dari belakang sehingga dadanya menyentuh punggung Danny-kun."Hinada-san ... aku sedang mengajari Mei berenang..," ucap Danny-kun."Jadi si kucing bau tidak bisa berenang..," ucap Hinada dengan mengejekku."Ayo Da-kun, kita bermain di sebelah sana saja..," lanjut Hinada sambil menarik tangan Danny-kun."Hei ... lepaskan tangan kotormu dari Danny-kun..," ucapku dengan nada mengancam.Aku menatap Hinada dengan tajam begitu juga dengan Hinada."Danny onii-chan ... ajari aku berenang..," ucap Mimi."Hei ... aku duluan yang ingin diajari oleh Danny-kun..," ucapku dengan nada kesal."Sudahlah ... bukankah lebih baik bergantian saja?"