Share

28. Pacar Kang Jaya

"Aduh, ngibulnya juara pisan! Mana mungkin ini mobil Kang Jaya, orang Kang Jaya ke mana-mana jalan kaki. Paling naik angkot. Udahlah, Kang, mau Kang Jaya kaya, mau Kang Jaya miskin, saya juga belum tentu naksir," ujar Neneng diikuti gelak tawa keduanya.

Jaya tidak menyahuti lagi komentar Neneng. Ia membiarkan pelanggan tetap dasternya itu menikmati pemandangan ibu kota Jakarta saat malam hari.

"Kita mau ke mana sih, Kang?" tanya Neneng lagi saat mereka tiba di lampu merah.

"Ke mal, katanya Mbak Neneng udah hampir dua tahun gak masuk mal," jawab Jaya santai. Jaya kembali menekan sedikit gas agar mobil kembali melaju setelah lampu hijau menyala.

"Kang Jaya baik banget. Oh, iya, ini uangnya, Kang." Neneng memberikan pembelian daster para tetangga sebesar lima ratus delapan puluh ribu yang ia lipat dan masukkan ke dalam plastik flip kecil.

"Taruh sini saja, Mbak!" Jaya menunjuk dashboard mobil. Neneng pun menurut. Ia meletakkan plastik kecil itu di sana. Tidak mungkin Kang Jaya yang pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status