Share

36. Istri Tua Menjenguk Istri Muda yang Sudah Tua

Gara-gara pernyataan sekaligus pertanyaan Kang Jaya kemarin, sudah dua malam ini aku tidak bisa tidur. Jangankan tidur, lagi beres-beres daster aja aku kepikiran ucapan Kang Jaya. Pemuda itu tulus, tapi bukannya ia punya penyakit, bagaimana kalau aku gak bisa membuatnya sembuh? Atau malah bikin dia jadi kembali lagi ke jalan yang bengkok?

Tingtong

Bel ruang sidang berbunyi. Kepala ini sedikit mendongak untuk melihat nomor antrean perkara yang sudah bisa masuk ke dalam ruangan. Aku pun berdiri dan dengan percaya diri, serta penuh keyakinan, masuk ke dalam ruang sidang.

"Dengan Mbak Neneng? Apa Mbak Neneng sendiri?" tanya petugas panitera yang duduk di sebelah hakim.

"Iya, Yang Mulia. Saya sendiri. Semoga tergugat gak perlu datang, agar bisa lancar urusan perceraian ini dengan cepat, Yang Mulia," jawabku dengan santun dan penuh hormat. Semalam aku sudah diajarkan oleh Kang Jaya, bahwa saat bicara di depan hakim dan pejabat ruang sidang lainnya, aku harus berkata-kata dengan lugas, tanpa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status