Share

Haruskah ku Buka Hatiku Untuk yang Lain

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Batang hidung Herman tak muncul juga, Amira sudah gelisah menunggu. Dia sudah bersiap, berkemas. Bahkan sekertarisnya Herman pun sama. Mereka tak bisa dihubungi.

Amira kecewa ,sakit hati, dan sangat marah. Lagi-lagi Herman mengingkari janjinya. Ia berjanji akan pulang cepat. Karena akan pulang bersama malam ini ,namun nyatanya? Jangankan pulang, menghubungi saja, tidak ada.

Vino daritadi terus menangis. Ia menangis tanpa lelah. Airmatanya hampir kering. Entah apa yang dia tangisi, yang jelas dia terus menangis selama hampir beberapa jam. Matanya terlihat sangat cekung, bahkan ia tak mau menyusu.

Amira hampir frustasi. Dia sudah kehilangan cara untuk mnghubungi dua orang tersebut. Jika dihitung, mungkin sudah berpuluh kali ia menhhubungi suaminya dan Andi.

"Nyonya, bagaimana ini? tuan Vino terus menangis, dia juga tak mau menyusu, aku takut dia terkena dehidrasi nyonya." ucap Tantri, yang sedari tadi menggendong Vino.

Kata-kata Tantri berhasil membuat A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status