Share

15. Teman Lama

"Iya, Ma. Sebentar." Joan menoleh sebentar lalu kembali menatapku.

"El .... "

"Nanti aku hubungi kamu, Jo." Aku memotong kalimat Joan sebab tidak enak pada Bu Anita.

"Aku tunggu, ya."

"Ya." Aku mengangguk untuk meyakinkan pria ini.

"Oke, makasih sebelumnya. Aku permisi." Joan masih menatapku. Aku pun mengangguk sekali lagi.

Beberapa detik kemudian punggung lebar itu menghilang di balik pintu butik, aku pun sontak menjatuhkan bahu.

"Kenapa Bu Lisa tidak terus terang pada Bu Anita?" Pertanyaan Gina mengakhiri lamunanku.

"Aku tidak suka membanggakan diri. Apalagi butik ini hanya warisan, bukan hasil kerjanya kerasku. Jadi apa yang bisa aku banggakan?" Aku tersenyum miring.

"Supaya beliau tidak seenaknya saja menyuruh Ibu."

"Memangnya benar dia pelanggan butik ini?"

"Iya, Bu Anita itu terbilang sering datang ke sini. Meskipun dia termasuk pelanggan yang rewel tapi lumayan sering belanjanya. Mayan lah, udah gitu tiap-tiap ke sini selalu diantar anaknya. Jadi kita bisa cuci mata," ucap Gin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status