Bahkan jika Messie Chu penuh keengganan, sikap dingin Neilsen membuatnya ketakutan. Dia kemudian mundur selangkah, dan tiba-tiba orang ini teringat sesuatu, wajahnya berubah menjadi sangat pucat.
"Tidak, Neilsen, aku hanya ....""Hanya apa? Hanya mau tahu? Hanya ingin naik ke ranjangku tapi tidak punya kesempatan, kan? Messie Chu, kamu harus ingat identitasmu! Kamu bisa tinggal di rumah keluargaku dan melihat Ryu tumbuh dengan matamu sendiri, bukan karena aku punya perasaan untukmu, kau ingat itu!"Neilsen tiba-tiba meraih leher Messie Chu. Matanya memerah seperti singa yang terpancing emosinya, seolah-olah dia bisa menelan Messie Chu ke perutnya pada saat itu juga. Messie Chu tiba-tiba takut. Dia jarang melihat Neilsen sangat marah seperti itu, terutama sekarang tangan Neilsen berada di lehernya seperti penjepit besi, yang bisa mematahkan lehernya kapan saja. Pada saat itu juga, Messie Chu benar-benar sangat takut."Neilsen, jangan lakukan itu! ANeilsen memandangi pembantu yang sudah mengawasinya sejak dia masih kecil hingga dia dewasa. Dia tidak tega, tetapi mengingat bahwa Rossa tidak makan di pagi hari. Dia berbicara dengan nada rendah."Tidak, aku hanya berpikir Bibi terlalu asing dengannya, lakukan pekerjaan yang sudah biasa Bibi kerjakan saja. Selain itu, dia adalah desainer yang sudah kuundang, dan dia perlu merenungkan desainnya untuk sementara waktu. Jangan mengganggunya."Setelah itu, Neilsen berbalik dan pergi.Ada kemarahan di mata Bibi Zhang. Dia melihat kamar Rossa, dan hatinya merasa dia tidak nyaman. Wanita ini pasti mengatakan sesuatu yang buruk tentang dirinya di depan Neilsen. Kalau tidak, bagaimana mungkin Neilsen bisa memperlakukan dirinya seperti ini? Di masa lalu, dia akan mengurus semua hal besar dan kecil di keluarganya. Sekarang dia telah menempatkan seseorang untuk Kelselyn. Bagi Bibi Zhang, ini semacam provokasi dan penghinaan.Dia diam-diam membenci Rossa. Ros
Santo Song melihat mata panik Tiara Zhong, dengan muka datar berkata."Nona Chu melakukan sebuah kesalahan, Tuan Neilsen meminta Nona Messie untuk kembali kesini kesini dan berinstropeksi diri, dan kali ini, pengeluaran Nona Messie tidak akan ditanggung oleh keluarga Neilsen lagi. Jika Nona Messie masih tidak menyadari kesalahannya, Tuan Neilsen berpesan, Nona Messie tidak perlu pulang lagi ke rumah keluarga Neilsen. Tuan Muda kecil sekarang sudah besar, Tuan Neilsen sendiri yang akan membimbingnya, dan tidak perlu merepotkan Nona Messie lagi. Sekarang orangnya sudah diantar, Nyonya Tiara, saya pamit dulu."Seusai berkata, Santo Song meninggalkan tempat tersebut tanpa ragu. Tiara Zhong pun hanya bisa terbengong. Bagaimana bisa begini? Dia melemparkan tamparan di muka Messie Chu. "Apa yang sudah kamu lakukan hingga membuat Neilsen marah begini! Apakah kamu tidak tahu kalau dia adalah penyedia sandang dan pangan untuk kita berdua! Sudah lima tahun, kamu mas
"Bibi Zhang!"Rossa mau menjelaskan apa pada Bibi Zhang, tapi Bibi Zhang menunjukkan punggung yang menolak. Sepertinya kali ini Bibi Zhang benar-benar tersakiti. Rossa menghela dan menarik napas dalam-dalam, tidak tahu hasilnya yang dilakukan demi Neilsen akan mendapatkan balasan apa. Dia ke dapur sendiri, berencana memasak sedikit makanan untuk dirinya sendiri, tapi tidak ada apapun di dapur, kulkas juga kosong.Rumah keluarga Neilsen yang sebesar ini, bagaimana bisa tidak ada bahan makanan sedikitpun?Satu-satunya penjelasan adalah Bibi Zhang mulai menargetkan dia, sungguh tidak membiarkan dirinya berdiri di kediaman ini lagi. Rossa merasa kehilangan kata-kata. Dia mengeluarkan ponselnya, dan memesan makanan lewat aplikasi. Sembari menunggu makanannya datang, Rossa kembali ke ruang tamu untuk membayangkan gambar rancangannya. Sebenarnya ide Neilsen dan dia hampir sama, setidaknya mengutamakan faktor keamanan dan tampilan yang bagus.Sekarang ini persaingan mobil balap sangatlah ting
Awalnya Rossa berencana berdiam diri menyelesaikan kerjaan, juga tak merencanakan begitu pulang langsung berseteru dengan orang tua itu, lagipula dia tidak ingin bermusuhan, tapi sepertinya Bibi Zhang tak berpikir seperti itu. Setelah mengganti satu wajah, seperti mengganti jati diri, Bibi Zhang tidak lagi memperlakukannya seperti dulu terhadap Nyonya-nya, melainkan memperlakukannya sama seperti rubah-rubah di luar sana. Tria masih mau berkata apa, malah dihentikan oleh Rossa."Bibi Zhang, saya lupa memberitahumu, tadi saya sedang bertelepon dengan Neilsen, dan belum kuputuskan."Seusai itu, Rossa memasukan ponsel ke dalam kantongnya, membalikan badan mendorong kursi roda menuju ke kamar. Bibi Zhang langsung terbengong. Apa? Tuan mendengar semua ucapannya? Bibi Zhang langsung merasa gugup. Dia langsung menelepon Neilsen, tapi jaringan telepon Neilsen terus menerus dalm kondisi sibuk. Bibi Zhang benar-benar ketakutan. Celaka! Celaka!Neilsen pasti
Tidak tahu bagaimana perkelahian Tria dan Viki menarik perhatian orang sekitar, tanpa sengaja mendorong seorang nenek tua hingga jatuh di tepi jalan.Orang tua itu menjerit, seluruh badannya jatuh ke lantai dan kesakitan, tampaknya situasinya sangat tidak bagus.Tria pun tertegun.Viki mengerutkan kening, berkata pada nenek tua itu."Hei, kamu jangan menipu! Saya tidak ada menyentuhmu sama sekali."Tria baru menyadarinya, dia dan Viki sama sekali tidak menyentuh orang tua ini, bagaimana dia bisa terjatuh?Rossa berjalan menghampiri."Nona Rossa, jangan ke sini!"Tria segera berkata, tapi sudah terlambat.Orang tua itu memeluk erat kaki Rossa, menangis meraung-raung."Tolong! Mereka memukul saya! Wanita ini menyuruh orangnya memukul saya seorang nenek tua hingga terluka, dan dia ingin kabur. Apakah masih ada keadilan di dunia ini!"Nenek tua itu sangat kuat, sama sekali tidak seperti te
Seusai naik ke atas heli, Rossa masih saja merasa tidak tenang, hanya merasa masalah ini tidak sesederhana ini.Dia sudah tidak keluar rumah beberapa hari, walaupun beberapa hari ini di kediaman Neilsen tak terlalu damai dengan Bibi Zhang, tapi masih bisa terlewatkan, karena masih ada Tria yang menemani, tapi hari ini baru keluar untuk mencari udara segar sudah mengalami masalah seperti ini, apakah semua ini hanya kebetulan?Dan nenek tua itu jelas-jelas menargetkan dirinya.Jika dia tak menghampirinya, mungkin nenek tua itu juga akan mencari cara mendekatinya, tapi dia tidak mengingat sedikitpun tentang nenek tua itu, sebenarnya siapa yang mau mencelakainya?Lagipula zaman sekarang, jika benar itu adalah penipuan, asal dia lebih memelas, mau ganti rugi, harusnya tidak aka ada masalah yang terlalu besar, tapi mengapa masih saja merasa ada yang salah?Pikiran Rossa sedikit kacau, keningnya terkerut, bagaimanapun tak ada terpikirkan jalan k
Rossa tiba-tiba melihat kebawah, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas di langit, hanya pancaran titik merah yang pudar."Apa itu?""Sistem pertahanan Sinar Ultraviolet merah! Kita tidak akan mudah mendarat, seharusnya Neilsen memberitahu orang yang ada didalam, apa kamu ikut? Kalau ada kamu, kita tidak perlu terburu-buru."Viki mulai mencari titik landasan. Rossa dengan hati-hati dan serius menatap Viki.Dia dan Neilsen adalah dua tipe laki-laki yang berbeda, tetapi mereka berdua sama tampannya.Kalau dibilang Neilsen itu tipenya pendiam, introvert dan dingin, Viki itu ceria dan semangat, masing-masing mempunyai kelebihannya sendiri, tapi Viki dan Neilsen bukan orang yang biasa, walaupun dari luar mereka selalu terlihat gembira, tidak seharusnya selalu seperti itu."Apakahbkamu kenal baik dengan Neilsen?""Kenal, kami sudah berseteru sejak kecil sampai dewasa, bagaimana tidak kenal, aku kenal Neilsen lebih baik dar
Rossa dengan jelas bisa melihat dengan jelas perspektif Simon, dia sudah biasa melihat yang sejenisnya, dia juga tahu kalau Simon akan melaporkan kepada Neilsen semua yang terjadi disini, tapi ya apa boleh buat? Dia juga tidak peduli.Meski Neilsen menyelesaikan masalahnya untuknya, namun ia tetap berhutang padanya, juga kepada anak-anaknya, tetapi bisakah satu atau dua masalah dikorbankan begitu saja?Rossa berbalik badan dan menatap Simon, dengan lembut bertanya."Dimana Wandy berada?"Neilsen awalnya sudah memberitahu Simon tentang Wandy terhadap situasi ini, dan juga memerintahkan agar Wandy diberikan latihan. Ketika Rossa bertanya tentang Wandy, Simon langsung menjawab."Dia ada di pusat perlatihan, silahkan ikuti saya."Rossa berjalan mengikuti Simon."Cantik, kamu jangan sampai melupakanku!" jerit Viki dengan wajah sedih.Ekspresinya membuat Rossa sampai tertawa, seperti seseorang yang tidak bisa jauh dar