Share

66. Permintaan maaf

"Dia sangat menyukai basket. Sama seperti Leon dan Lily. Terimakasih anda tidak lupa mendoakannya."

Rose tersenyum mendengar kalimat itu. Decakan tawa pria di sampingnya menyambut hening yang sedari tadi datang bersama angin yang sedikit kencang.

Di atas rumput Rose berdiri setelah mengirim bunga di pemakaman yang dulunya ia kira milik Leon putranya. Ia ingin mengubah nama di atas batu muaram, tapi sang ayah dari Alenso tak mengijinkan, katanya biar saja, yang terpenting adalah doa yang terkirim dengan rutin dan tidak lupa.

Rose tak ingat berapa kali jemari lentiknya mengusap pipi yang berkali-kali basah akibat air mata. Rose juga tak ingat rasanya perih yang menggores lutut akibat menubruk tanah oleh sebab ia berlutut dihadapan Robert sebagai tanda permintaan maaf.

"Aku mengatakan pada Leon untuk tidak mengingat kejadian itu. Salah jika anda mengira saya menyesal karena kehilangan putra saya."

Rose menyimak bersama desiran angin yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status