Share

Part 29. Ini adalah Kesempatan!

Baru saja pintu dibuka Bram langsung mencerca istrinya dengan pertanyaan beruntun. Pakaian serba minim yang dipakai Laura, tak membuat Bram urungkan emosi. Tahu suaminya emosi, Laura tampak berpikir keras, mencari cara agar suaminya itu mengurungkan diri untuk menghempaskan amarah padanya.

"Tenang, Lau. Tenang ... semua akan baik-baik saja," batinnya.

Laura tampak mengatur napas. "Duduk dulu, Mas. Kamu pasti capek 'kan?" tanya Laura basa-basi setelah dirinya menutup pintu utama. Kemudian, menarik tubuh Bram untuk duduk di kursi. Dia pun memulai aksinya dengan memijit pundak Bram.

"Lepaskan! Aku tidak butuh! Kamu jawab saja!" teriak Bram sembari menyentak kasar tangan Laura. Dia bangkit dan menatap Laura dengan tajam.

"Iya, aku ketemu. Di supermarket dekat sekolahnya, Devina. Mau cari daging tenderloin, Mas. Kan Mas tahu sendiri, di pasar tradisional mana ada daging mahal itu." Alasan yang sama sekali tidak masuk diakal.

Kini, Laura tentu sudah tahu celah untuk menghadapi Bram yang agak
Dwi Nella Mustika

Kira-kira, apa ya rencana Bram selanjutnya?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status