Share

78. Bau-bau Kebohongan

"Umi, oh Umi!" teriak Yahya memanggilku kala pagi hari dengan nada ceria.

"Apa sih Abi ini teriak di pagi hari!" Hentakku.

Yahya malah tersenyum lalu memelukku dari belakang, perlahan tubuhku dia balik agar bisa menghadap padanya. Jemarinya yang panjang dan halus menyibak cadarku, lalu dia melepas kaitnya. Deru napasnya terasa di wajahku. Aroma yang khas berbau mint mulai melenakan anganku.

Kepala Yahya semakin mendekat dan sudah teleng ke kanan. Dekat, makin dekat dan dengan lembut di sesapnya bibirku. Gelenyar aneh tiba-tiba hadir menyapa relung hati terdalam. Rasa yang sudah lama hilang kini hadir kembali.

"Abi!" lirihku.

Namun, suaraku seakan lenyap terbawa angin dari putaran kipas. Iya saat itu aku sedang berdiri menyeterika seragam sekolah Zahra. Aroma gosong menyapa hidungku. Seketika aku membola dan berbalik badan.

"Huft, syukurlah bukan seragam Zahra. Abi sih, noh lihat semua karena kelakuan Abi!" sungutku sambil bola mataku berputar jengah.

Ada rasa malu dan kesal yang berb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status