Suara yang serak dan mendalam itu membuat Grace perlahan menyadari bahwa dia ... sedang memeluk Samuel.Dia sontak merasa kebingungan dan melangkah mundur dengan tergesa-gesa. Wajahnya yang putih seketika memerah."Maaf, aku ... " ujar Grace.Dada Samuel tiba-tiba terasa kosong. Dia membuka mulutnya dengan lembut, seolah-olah tidak ada yang terjadi, "Aku bisa meminjamkan uang padamu."Grace membeku sejenak, merasa seolah-olah dia salah dengar, "Apa yang kamu katakan?"Samuel merasa tidak nyaman karena pandangan tajam Grace, "100 miliar."Grace menyipitkan matanya, "Samuel, terima kasih atas tawaranmu, tapi aku akan menyelesaikan ini sendiri, kamu tidak perlu khawatir.""Aku benar-benar bisa membantumu," Samuel melihat Grace dengan pandangan yang tak berubah, "Sebenarnya, aku adalah bagian dari Keluarga Hayes ...."Grace membalas, "Aku tahu kamu adalah salah satu manajer tingkat menengah di Grup Hayes, gajimu setiap tahun cukup besar, tapi 100 miliar tetaplah jumlah yang besar bagimu.
Seketika layar ponsel mati dan setelah beberapa saat, menyala kembali.Brayden yang awalnya memeriksa ponselnya dengan wajah angkuh, tiba-tiba berubah begitu melihatnya baik-baik.Dia segera berdiri, mengangkat teleponnya dan menjawab dengan sopan, "Tuan Samuel."Kata-katanya membuat ruangan VIP yang sebelumnya ramai menjadi sunyi.Tidak jelas apa yang diucapkan Tuan Samuel di sisi lain telepon, ekspresinya tetap patuh. Setelah beberapa saat, dia mengernyitkan dahi dengan ekspresi serius, “Bukankah awalnya … Baiklah, aku mengerti.”Setelah mengakhiri panggilan, dia menghubungi Grace lagi."Apakah ini Nona Grace? Aku baru saja selesai rapat, jadi tidak melihat panggilanmu. Apakah kamu mencariku? Baiklah, ayo kita atur waktu untuk bertemu dan mengobrol. Boleh, sampai jumpa besok malam," kata Brayden dengan hormat. ...Setelah menutup telepon, Grace merasa lega.Ketika Samuel kembali dari merokok, dia bertanya, "Ada kabar baik?"Grace tersenyum, "Ya, aku akan bertemu dengan seseorang bes
“Alasanku datang menemuimu hari ini ….“Brayden melambaikan tangannya dan berkata, “Sebentar Nona Grace. Anda baru pertama kali datang ke sini. Aturan kami adalah minum anggur dulu baru membicarakan kepentingan.Selesainya berbicara, dia menjetikkan jarinya lalu berkata “Pelayan, ambilkan sebotol anggur merah terbaik.”Tidak lama kemudian, pelayan datang dengan membawa sebotol anggur.Brayden mengambil botol anggur itu dan menuangkannya sendiri untuk Grace.“Nona Grace, anggur merah ini adalah anggur kesukaanku. Cobalah.”Grace mengerutkan sedikit alisnya saat melihat gelasnya yang terisi penuh dengan anggur. “Kenapa? Kamu tidak mau?” kata Brayden dengan rasa tidak suka. Grace tidak ada pilihan lain selain menyesap sedikit minuman itu. Melihat itu, wajah Brayden menjadi lebih buruk lalu berkata, “Sepertinya Nona Grace tidak ada niatan. Lebih baik kamu pergi saja.”Mendengarnya, Grace segera membalas, “Bukan, itu karena aku tidak bisa minum anggur … “Melihat wajah Brayden yang masih
Grace dengan segera membungkam mulut Brayden menggunakan handuk kaki yang tersedia di ranjang.Ini pertama kalinya aku berurusan dengan hal semacam ini.Bertahan sampai sini merupakan batas akhirku.Saat Grace mendengar suara ketukan pintu lagi, dia merasakan badannya bergetar seperti saringan yang sedang dioyakkan, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Namun terdengar suara yang dia kenal dari balik pintu, “Grace, ini aku.”Grace merasa seluruh badannya terkejut. Tanpa memikirkan apa pun dia bergerak untuk membuka pintu. Saat dia melihat orang yang berdiri di luar kamar adalah Samuel, dia sangat bersemangat dan langsung membawa dirinya masuk ke dalam pelukan Samuel.Semua rasa kecemasan dan ketakutan hilang dalam sekejap.“Kamu, kenapa kamu ….“Samuel dengan perlahan mengelus bahu kecil Grace dan berkata dengan nada yang menenangkan, “Kalau aku tidak datang, nanti kamu gimana?”Samuel mengangkat pandangan matanya dan menatap Brayden yang terlihat seperti ulat dengan pandangan gelap.
Suara nyaring dari dering ponsel mengembalikan kewarasan Grace.Dia mendorong Samuel, dengan napas terengah dan suara serak berkata, “Tele ... telepon, pasti telepon dari Mia.Selesai berbicara, dia segera mengangkat telepon dengan panik, “Mia.”“Huh … kamu akhirnya menjawab teleponku. Aku benar-benar mengkhawatirkanmu. Bagaimana, b*jing*n tua itu tidak menyulitkanmu, ‘kan?”Grace tidak berani melihat Samuel yang ada di belakangnya, “Tidak, aku sudah pergi.”“Baguslah kalau kamu sudah pergi, tunggu sebentar,” tiba-tiba Mia menyadari ada sesuatu yang salah, “Sayang, kenapa kamu begitu terengah-engah? Apa b*jing*n tua itu mengejarmu? Sekarang aku akan pergi mencarimu ….““Tidak usah.” Grace segera berkata, “Aku baik-baik saja, mungkin aku terlalu tegang. Pendek kata, masalah sudah teratasi. Aku … aku akan memberitahumu besok.”Grace merasa menyesal setelah menutup teleponnya.Mobil dalam keadaan sunyi, suara jarum terjatuh pun bisa terdengar.Aura udara yang memikat sebelumnya belum meng
Semua orang berdiri satu persatu untuk menyambut Samuel ketika mereka melihat Samuel langsung memukul wajah Ethan.Hal itu membuat semua orang takut.Termasuk Ethan.Beberapa waktu kemudian, Ethan memengang wajahnya dan mengangkat kepalanya lalu berkata, “Paman Samuel?”Tatapan mata Samuel terlihat seperti pisau tajam yang menusuk wajah Ethan.Stewart orang yang pertama bereaksi dan dengan cepat memberikan petujuk kepada yang lain untuk segera keluar dari ruangan sebelum berkata, “Samuel, apa yang kamu lakukan?”“Benar Paman Samuel, kenapa kamu memukulku tanpa penjelasan?”“Kamu tidak tahu kenapa aku memukulmu?” pembuluh nadi Samuel terlihat di tangannya dan kalau bukan ditahan oleh Stewart, Samuel pasti sudah memberi pukulan yang kedua kali, “Kalau pun kamu membenci Grace, kamu tidak bisa menyuruh orang untuk memperkosa dia!”Dari kejadian sebelumnya, dia sudah tidak bisa menoleransi Ethan lagi. Dia tidak menyangka kalau perilaku Ethan menjadi lebih buruk.Ethan terkejut lalu berkata,
Tanpa menunggunya selesai berbicara, Samuel menarik kasar Yenny menuju pintu. Dia membuka pintu lalu mendorongnya keluar.Tatapan matanya dingin dan aura disekitarnya terasa lebih dingin. “Apa kamu pantas?!”Wajah Yenny sesaat berubah pucat.Stewart yang berada tidak jauh dari sana, melihat adegan ini dan menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Masih tidak mengakui kalau dia menyukai Grace.Sungguh orang yang keras kepala, kedepannya akan menderita......./ Ya.Grace masih belum tertidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.Ciuman itu seperti stempel dan bibirnya masih terasa panas.Dengan satu sentuhan, terasa dirinya seolah kembali ke dalam mobil, kembali pada ciuman panas itu.Tanpa terasa pipinya merona.Terasa gatal yang tak tertahankan pada sekujur tubuh.Saat dia berguling di ranjang, tiba-tiba ada gerakan dari luar pintu.Bukan mengetuk pintu tetapi seperti garukan pada pintu.Grace segera sadar, bangun, pergi ke dapur untuk membawa pisau, dan berjalan men
"Apakah kamu bersedia?"Suara pria itu terdengar serak dan rendah, matanya juga berbinar-binar. Sungguh sulit untuk memastikan apakah dia benar-benar mabuk atau hanya pura-pura saja.Grace menutup mulutnya kuat-kuat, wajahnya memerah karena merasa malu.Samuel mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium bibir gadis yang merah merona itu dengan bibirnya.Aroma alkohol langsung menyerbu. Kepala Grace terasa pusing, jemari tangannya pun menggenggam jas Samuel dengan erat. Grace perlahan-lahan meraba ke bawah sambil mengikuti pergerakan Samuel, kemudian dia menyentuh sebuah lipstik.Suasana yang membara itu langsung padam seketika.Grace mendorong Samuel dengan tergesa-gesa, lalu dia berkata sambil terengah-engah, "Aku … aku akan menyiapkan sup untuk meredakan mabukmu."Selesai mengatakan itu, Grace langsung memasuki dapur tanpa menoleh ke belakang, kemudian dia pun menutup pintu.Grace memukul kepalanya sendiri sambil mengutuk dirinya karena sudah bertindak bodoh.Samuel memang mabuk, tet