Share

Bab 61

Seperti biasa Suamiku menggandeng tanganku menuruni tangga.

"Selamat malam ...!" sapaku pada mereka yang sudah menunggu di meja makan.

"Selamat malam, Salma," sahut Ayah dengan senyum khasnya

"Mana Raihan?" Lagi-lagi Kak Rio membicarakan Raihan.

"Ada di kamar dengan Bu Ratri, Kak."

"Jangan sering-sering ditinggal anakmu, Salma. Mentang-mentang punya suami, anak di telantarkan."

Eh ..., apa maksudnya kakak iparku ini? Kenapa dimana-mana yang namanya ipar nggak pernah enak ngomongnya?

"Ehm ...!" Mas Yuda sengaja berdehem kencang.

"Sudah, sudah. Ayo kita makan. Setelah makan ada yang akan ayah bicarakan."

Kami makan dalam diam. Suasana hening menguasai meja makan saat ini. Sementara Aku menyadari beberapa kali Mira menatapku tak suka. Hmm .... nasibku begini amat. Lagi-lagi dapat ipar nggak enak.

Setelah kami selesai makan, Ayah mulai memecah keheningan.

"Ayah sudah tua. Ayah ingin kalian akur. Tolong lupakan masa lalu yang pernah terjadi diantara kalian. Karena mulai malam in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
wagino BKaryomulio
sebagai orang tua yg tajir kalo anak udah berkeluarga tuh harus di pisah rumah masing². ipar itu bahaya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status