Share

Bab 148 - Tidak Bisa Bersantai

Setelah selesai menandatangani kontrak di kantor Golden Entertainment, Ian memutuskan untuk meluangkan waktu bagi dirinya, mengejar ketenangan yang telah lama ia rindukan. Sudah beberapa hari ini, Ian sibuk menulis naskah. Jadi, ia berpendapat bahwa ini adalah waktunyang tepat untuk bersantai.

Mobil Pagani yang Ian kendarai dengan mulus melibas jalan raya Surabaya Barat, bergerak menuju Danau Unesa. Meski lalu lintas begitu padat, semua rasa penat dan lelah seolah hilang saat mata Ian tertuju pada pemandangan Danau Unesa yang terbentang indah di depannya.

Danau Unesa memang seperti lukisan hidup; lukisan yang digoreskan oleh tangan-tangan alam yang berbakat. Warna rembulan yang memantul di permukaan air membentuk tarian cahaya yang lembut, memberikan kesan damai dan menenangkan. Pepohonan rindang di sekeliling danau menciptakan tabir hijau yang melindungi danau dari hingar-bingar dunia luar, seolah mengajak setiap pengunjung untuk melupakan sejenak hiruk-pikuk dunia dan menikmati kehen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status