Capricorn menatap layar sistem dengan mata yang terbelalak, tidak percaya. "Tingkat kesulitan SS+? Ini bercanda kan?" gumamnya dengan suara yang serak, penuh kebingungan dan ketakutan.Scorpio, dengan wajah yang pucat pasi karena luka-lukanya, mencoba menilai situasi dengan pikiran yang berkecamuk. Mereka berdua terluka parah, dan ruang sempit Bunker ini hanya akan menjadi kuburan bagi mereka jika harus bertarung dengan Ian."Capricorn, aku akan …" Scorpio baru saja hendak merencanakan langkah selanjutnya ketika tiba-tiba sebuah garis cahaya biru melintas di hadapan mereka. Cahaya itu dingin dan tajam, membelah ruang dan waktu.Dalam sekejap mata, tubuh Scorpio dan Capricorn terbelah menjadi dua, bersamaan dengan Bunker yang juga terpisah oleh tebasan super cepat itu. Angin dingin menyusul tebasan tersebut, membekukan segala sesuatu yang tersentuhnya.Ian berdiri dengan tenang di tengah kehancuran yang ia ciptakan. "Aku tidak punya banyak waktu untuk melayani kalian. Aku harus mencari
Air mata mengalir deras di pipi Theo, setiap tetesnya menggambarkan kerinduan yang tak terucap. Jeni, dengan raut wajah yang bingung dan khawatir, mendekatinya. "Kak Theo, kenapa Kakak menangis?" suaranya lembut namun penuh kegelisahan.Theo, dengan mata yang masih berkaca-kaca, menarik Jeni ke dalam pelukannya. Tubuhnya bergetar saat ia mencoba menahan isak tangisnya yang semakin menjadi-jadi. Rasa rindu yang selama ini terpendam kini meledak bagai air bah.Setelah beberapa saat, Theo menarik napas dalam-dalam dan mengusap air matanya. Senyum tipis menghiasi wajahnya yang sebelumnya tampak murung. "Aku tidak apa-apa kok. Ayo masuk," katanya sambil menggenggam tangan Jeni.Namun, langkah mereka terhenti ketika suara merdu namun dingin menyapa telinganya. "Hei, kamu tahu ini ilusi kan?" Theo membeku sejenak, lalu perlahan menoleh ke arah suara itu.Di sampingnya, seorang wanita remaja dengan rambut pendek yang tergerai anggun dan wajah cantik yang
"Serang!" raungan Joko menggema, memotong kesunyian malam dengan ketegangan yang bisa dirasakan hingga ke tulang. Ia tahu, kekuatan Theo saat ini adalah ancaman yang tak terbantahkan. Dia telah menjadi lebih kuat dari segala sesuatu yang pernah Joko hadapi. Jika ia dan klon-klonnya tidak berusaha sekeras mungkin, maka kematian akan menjemput dirinya. Terlebih lagi, di antara ribuan klon yang ada di pulau tersebut, ada tubuh asli Joko bersembunyi. Ini benar-benar situasi yang membahayakan!Seketika itu, ribuan bilah pedang bersinar, menebas melalui udara dengan koordinasi yang sempurna—sebuah upaya kolektif untuk mengakhiri Theo. Pemandangan itu sungguh menakjubkan, seolah-olah seluruh alam semesta berkonspirasi melawan satu pria.Namun, Theo bergerak dengan ketenangan yang mengejutkan, pedang raksasanya berputar penuh dalam gerakan 360 derajat yang anggun. Cahaya merah darah mengikuti setiap gerakannya, membelah malam dan menangkis serangan demi serangan.
Di puncak gedung pencakar langit Jakarta, empat sosok berdiri dalam diam, mata mereka terpaku pada kejadian yang ada pada layar hologram di hadapan mereka. Libra, Sagitarius, Virgo, dan Aquarius menyaksikan dengan tak percaya saat Ian membunuh Cancer, Scorpio, dan Capricorn hanya dengan satu serangan yang dahsyat.Keempatnya terkejut, tak menyangka Ian bisa berkembang dengan kecepatan yang menakjubkan. "Libra, apa yang harus kita lakukan? Gemini berhasil kabur, dan Ian sedang memburu kita," tanya Aquarius dengan suara gemetar.Libra mengusap janggutnya dalam renungan. Meskipun mereka telah menciptakan kekacauan dan menunjukkan keberadaan mereka kepada dunia, target utama mereka luput. Kaburnya Gemini dan kemunculan Ian telah menggoyahkan fondasi rencana Zodiak.Dengan pandangan tajam, Libra menatap tiga anggota Zodiak yang tersisa. "Kita mundur dulu," ujarnya dengan suara yang berwibawa. "Kita akan mengisi kembali kursi Zodiak yang kosong dan memburu Gemin
Zeus mengabaikan Nightmare yang masih terpaku dan memusatkan perhatiannya pada Libra yang kini berdiri dengan gagah berani di hadapannya. "Sekarang, aku akan mengambil kembali kekuatan yang kau sebut sistem itu," ucap Zeus dengan suara yang berwibawa.Libra menegakkan tubuhnya, matanya bersinar dengan semangat yang tak terpadamkan. "Aku tidak akan pernah membiarkanmu mengambilnya!" serunya dengan lantang. "Virgo, Sagitarius, Aquarius! Mari kita serang bersama-sama!"Tanpa keraguan, Libra mengaktifkan kemampuannya dengan gerakan tangan yang cepat dan terampil. "Hacking kemampuan! Target: Ian Herlambang!" Pada layar transparan yang muncul di hadapannya, seluruh kemampuan Ian terpampang jelas. Dengan lihai, Libra memilih dua kemampuan terkuat Ian dan menyalinnya.Sistem Hacking & Cracking milik Libra adalah senjata rahasianya, sebuah sistem yang memungkinkan dia untuk membobol jaringan server dan menyalin sementara seluruh kemampuan target. Meskipun hanya bis
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku