Share

Tiga Puluh

Kami sampai di sebuah bangunan dua lantai dengan bentuk luar nampak seperti sebuah Klinik, dari alamat yang kutemukan inilah tempat salah satu Psikiater yang mendapat nilai baik di aplikasi, tempatnya pun tidak terlalu jauh dari rumah.

“Mas turun, Yuk,” ajakku padanya. Ia hanya menatap sendu, polos layaknya anak kecil.

Aku menuntunnya memasuki meja resepsionis, mengisi data dan menunggu jadwal berkonsultasi.

Mas Aksa meringkuk, memegangi perutnya di atas bangku.

“Kenapa Mas?” Matanya mengiba mendengar pertanyaanku.

“Mas lapar ya?” Ia hanya mengangguk lemah.

“Sebentar ya, Hilya beli dulu. Mas jangan kemana-mana," pesanku sebelum pergi.

Bergegas aku mencari kantin di sekitar sini, membeli roti, beberapa cemilan dan air minum. Saat kembali ke dalam, bangku sudah kosong, Mas Aksa tidak terlihat ada di sekitar sana.

“Kemana dia?” aku mulai panik, berlari mencari ke semua ruangan yang kemungkinan dimasuki.

“Mbak lihat seorang pria berkaos putih tidak?" tanyaku pada seseorang yang tidak jauh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status