Sebelum pergi Nau Sang lebih dulu pergi menemui Ajin, Nqu Sang memberitahu apa yang harus dilakukan oleh Ajin bersamaan setelah dirinya pergi."Aku akan berangkat pergi untuk menyerang kerajaan Barasa, kamu kembalilah ke sana ambil semua yang menurut mu penting lalu bersembunyi untuk sementara, setelah aku dan pasukan lainnya kembali pulang kamu bergegaslah pergi ke kerajaan Namgala," ucap Nau Sang."Apa yang harus aku lakukan setelah tiba di sana?" tanya Ajin."Beritahu saja semua yang terjadi, jilat mereka dan berikan kertas wilayah kerajaan Barasa ke kerajaan Namgala, menggunakan kekuatan Demon kamu tidak perlu takut mati di bunuh, tapi tetap waspada," ucap Nau Sang."Baik ketua," sahut Ajin sambil menganggukkan kepalanya penuh semangat.Nau Sang bergegas kembali menyusul prajuritnya yang sudah lebih dulu berada di depan gerbang kota, bersamaan dengan tibanya Nau Sang Jenderal Yutang dan pasukan nya berjalan ke arah Nau Sang dan menatap mereka, setelah sama-sama menganggukan kepala
Selesai menghabisi pasukan kerajaan Barasa Jenderal Yutang membawa jenderal Guan kerajaan Barasq ke istana mereka yang sudah hancur, jenderal Yutang tiba-tiba teringat perkataan Ajin yang mengatakan kalau rencana yang ada hanya diketahui oleh raja Kai dan jenderal Guan.Setibanya di sana Jenderal Yutang langsung menghampiri pasukan Nau Sang yang bertarung melawan kedua Pangeran, kedua Pangeran kerajaan barasa bersikeras meminta Nau Sang melepaskan adiknya yang saat ini berada tepat di samping mereka.Treeeeeeeeeeeennnng.Treeeeeeeeeeeennnng.Treeeeeeeeeeeennnng."Lepaskan adikku, atau aku bunuh kalian semua," ucap Pangeran Wu Pangeran pertama kerajaan Barasa."Benar, lepaskan adikku jika kalian tidak ingin mati saat ini juga," sahut Fa, Pangeran kedua kerajaan Barasa."Hanya kalian berdua ingin membunuh pasukan ku, berhentilah bermimpi lihatlah sampai sekarang para prajurit ku yang berhasil kalian lukai hanya beberapa," ucap Nau Sang."Kalian sepertinya sangat menyayangi nya, kalau be
Boooooooooooooooom.Duuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaarrrr."Nau Sang!" Teriak Jenderal Yutang tepat setelah keluar dari sumur."Ada apa Jenderal Yutang sampai berteriak seperti itu," ucap Nau Sang yang berdiri di belakang jenderal Yutang."Kamu, kamu selamat," sahut jenderal Yutang dengan suara terbata-bata."Tentu saja, atau sebenarnya Jenderal ingin aku mati, sayang sekali itu tidak akan terjadi," ucap Nau Sang."Sial, aku hanya mengkhawatirkan mu," sahut Jenderal Yutang."Oh, kalau begitu maaf sudah membuat Jenderal khawatir, aku hanya ingin menyelamatkan ini," ucap Nau Sang memperlihatkan kepala Raja Kai yang ada di tangannya."Tunggu, kenapa kamu... ." sahut Jenderal Yutang."Aku menebasnya sebelum meledakkan diri," ucap Nau Sang memotong pembicaraan Jenderal Yutang."Ahhhhh, ternyata begitu, kamu kenapa tidak pergi bersama ku saja, sebenarnya ada atau tidak itu sama sekali tidak masalah," sahut Jenderal Yutang."Jika telat kepalanya juga akan meledak, bukankah itu kurang lengkap jika
Nau Sang yang kembali ke rumah menarik nafas lega semua berjalan dengan lancar, Nau Sang hanya tidak menyangka Raja Tanduamberpikiran lebih bijak dengan tidak membunuh kedua Pangeran dan Putri An."Saat tadi kamu meminta ku menebas kepala Raja itu aku yakin waktunya tidak sempat, lalu bagaimana bisa menjadi sempat dan akhirnya berhasil," ucap Aru kebingungan."Ada satu kekuatan Demon yang bisa memperlambat waktu, itu sangat bertentangan dengan hukum alam tapi aku tetap menggunakannya dan aku menggunakannya dengan tubuh manusia ku karena aku bukan Demon seutuhna," sahut Nau Sang."Lalu bagaimana? Apa kamu akan baik-baik saja?" Tanya Aru."Aku baik-baik saja, tapi karena itu juga aku hanya bisa menggunakannya sebentar," ucap Nau Sang."Aku mengira karena itu menentang hukum alam kamu akan berada dalam masalah," sahut Aru."Tidak mungkin," ucap Nau Sang dengan penuh keyakinan."Sudahlah, aku mau beristirahat, aku sangat lelah walau di kehidupan ku sebelumnya seperti ini tidaklah seberapa
Nau Sang menatap kedua Pangeran yang berjalan pergi meninggalkan kediamannya, sebenarnya Nau Sang sendiri mengerti kenapa kedua Pangeran itu membutuhkan bantuannya."Mereka ingin meminta mu menjaga adik mereka padahal di istana adik mereka baik baik saja," ucap Aru.."Bukan seperti itu, setidaknya jika aku berkata akan menjaga adiknya semua orang tidak akan ada yang berani mengganggu adiknya, apalagi jika aku membawanya ke kediaman ku," sahut Nau Sang."Jadi kamu sudah mengetahuinya?" Tanya Aru."Tentu saja, pasti kamu mau bertanya lagi kenapa aku tetap mau melakukannya," ucap Nau Sang."Benar, apa alasannya," sahut Aru."Keduanya nantinya akan sangat berguna, kerajaan Martus hanya memiliki seorang Putri keduanya memiliki kesempatan untuk menjadi Raja kerajaan Martus, jika kerajaan Tarum dan kerajaan Martus bekerja sama kamu pasti tahu bagaimana hasilnya," ucap Nau Sang."Ternyata kamu sudah berpikir sejauh itu," sahut Aru."Tentu saja, jika tidak mana mungkin aku mau membantu mereka
Waktu yang diberikan oleh Nau Sang berjalan dengan cepat, satu persatu mulai kembali berdatangan semua tidak sabaran ingin berlatih menjadi prajurit Nau Sang yang sebenarnya.Semua sudah berkumpul di depan markas Nau Sang, walau mereka sudah diterima secara resmi tidak ada dari mereka yang berani langsung masuk ke dalam.Tap tap tap.Tap tap tap.Nau Sang yang sudah mengetahui inilah harinya dengan cepat pergi ke markasnya, saat melihat semua prajuritnya hanya menunggu di depan markas Nau Sang bergegas menghampiri Hima."Kenapa mereka hanya menunggu di luar saja?" Tanya Nau Sang."Saat aku tanya mereka tidak berani masuk karena ketua belum memerintahkan mereka, sebagai calon prajurit yang baik mereka tidak bisa masuk begitu saja sebelum mendapat perintah," ucap Hima."Ternyata seperti itu, kalau begitu minta mereka masuk ke dalam, dalam waktu satu jam mereka semua harus berkumpul di tanah lapang," sahut Nau Sang."Baik ketua," ucap Hima yang langsung berjalan pergi.Hima bergegas meng
Nau Sang membuka kertas yang baru di ambilnya dari burung merpati, setelah mengambilnya Nau Sang langsung membuka dan membaca tulisan nya.[Teruntuk Ketua aku sudah berhasil sampai ke kerajaan Namgala, aku juga sudah mengatakan semua seperti yang anda minta, saat ini Jenderal Ran mengangkat ku sebagai ketua tim pasukannya.Tidak hanya itu mereka di sini memperlakukan ku seperti perkiraan anda, padahal sebelum aku menyerahkan berkas wilayah mereka seperti tidak peduli dengan kerajaan Barasa yang diserang.Dua hari lagi Jenderal Ran akan pergi ke wilayah barunya itu dan aku akan ikut bersamanya.]Membaca surat dari Ajin Nau Sang tiba-tiba tersenyum, Nau Sang langsung mengeluarkan api dari tangan kirinya untuk membakar kertas, karena hanya jika semua tidak ada semua tidak akan membuatnya ketahuan kalau dirinya lain membebaskan Ajin."Apa yang membuatmu senang setelah membaca surat itu? Bukankah itu hanya kabar biasa," ucap Aru."Bagimu mungkin itu hanya kabar biasa tapi tidak bagiku, dan
Setelah memperhatikan sekelilingnya Nau Sang langsung berpindah tempat ke salah satu pohon besar, Nau Sang duduk bersila sambil menatap siluman singa dan siluman serigala salju yang masih mengikutinya."Jangan membuat kami penasaran, katakan apa yang harus kami lakukan agar kamu melepaskan kami semua," ucap siluman Singa."Dari pada membicarakan itu apa kalian tidak berniat menyerang ku secara bersamaan, kalian semua berjumlah sembilan puluh sembilan jauh lebih banyak dari ku yang seorang diri," sahut Nau Sang."Dari kekuatan Demon yang kamu keluarkan kami tahu kalau kamu bukan orang biasa, setidaknya kamu pasti memiliki hubungan dengan Raja Demon," ucap siluman serigala salju."Benar, karena Raja Demon adalah adik ku," sahut Nau Sang dengan santai sambil tersenyum."Tidak heran, ternyata kamu Kakak Raja Demon," ucap keduanya serentak."Jadi bagaimana? Kalian mau menyerang atau tidak?" Tanya Nau Sang."Tidak, tapi katakan dulu apa yang kamu ingin kami lakukan," ucap siluman singa."Ya