Waktu yang diberikan oleh Nau Sang berjalan dengan cepat, satu persatu mulai kembali berdatangan semua tidak sabaran ingin berlatih menjadi prajurit Nau Sang yang sebenarnya.Semua sudah berkumpul di depan markas Nau Sang, walau mereka sudah diterima secara resmi tidak ada dari mereka yang berani langsung masuk ke dalam.Tap tap tap.Tap tap tap.Nau Sang yang sudah mengetahui inilah harinya dengan cepat pergi ke markasnya, saat melihat semua prajuritnya hanya menunggu di depan markas Nau Sang bergegas menghampiri Hima."Kenapa mereka hanya menunggu di luar saja?" Tanya Nau Sang."Saat aku tanya mereka tidak berani masuk karena ketua belum memerintahkan mereka, sebagai calon prajurit yang baik mereka tidak bisa masuk begitu saja sebelum mendapat perintah," ucap Hima."Ternyata seperti itu, kalau begitu minta mereka masuk ke dalam, dalam waktu satu jam mereka semua harus berkumpul di tanah lapang," sahut Nau Sang."Baik ketua," ucap Hima yang langsung berjalan pergi.Hima bergegas meng
Nau Sang membuka kertas yang baru di ambilnya dari burung merpati, setelah mengambilnya Nau Sang langsung membuka dan membaca tulisan nya.[Teruntuk Ketua aku sudah berhasil sampai ke kerajaan Namgala, aku juga sudah mengatakan semua seperti yang anda minta, saat ini Jenderal Ran mengangkat ku sebagai ketua tim pasukannya.Tidak hanya itu mereka di sini memperlakukan ku seperti perkiraan anda, padahal sebelum aku menyerahkan berkas wilayah mereka seperti tidak peduli dengan kerajaan Barasa yang diserang.Dua hari lagi Jenderal Ran akan pergi ke wilayah barunya itu dan aku akan ikut bersamanya.]Membaca surat dari Ajin Nau Sang tiba-tiba tersenyum, Nau Sang langsung mengeluarkan api dari tangan kirinya untuk membakar kertas, karena hanya jika semua tidak ada semua tidak akan membuatnya ketahuan kalau dirinya lain membebaskan Ajin."Apa yang membuatmu senang setelah membaca surat itu? Bukankah itu hanya kabar biasa," ucap Aru."Bagimu mungkin itu hanya kabar biasa tapi tidak bagiku, dan
Setelah memperhatikan sekelilingnya Nau Sang langsung berpindah tempat ke salah satu pohon besar, Nau Sang duduk bersila sambil menatap siluman singa dan siluman serigala salju yang masih mengikutinya."Jangan membuat kami penasaran, katakan apa yang harus kami lakukan agar kamu melepaskan kami semua," ucap siluman Singa."Dari pada membicarakan itu apa kalian tidak berniat menyerang ku secara bersamaan, kalian semua berjumlah sembilan puluh sembilan jauh lebih banyak dari ku yang seorang diri," sahut Nau Sang."Dari kekuatan Demon yang kamu keluarkan kami tahu kalau kamu bukan orang biasa, setidaknya kamu pasti memiliki hubungan dengan Raja Demon," ucap siluman serigala salju."Benar, karena Raja Demon adalah adik ku," sahut Nau Sang dengan santai sambil tersenyum."Tidak heran, ternyata kamu Kakak Raja Demon," ucap keduanya serentak."Jadi bagaimana? Kalian mau menyerang atau tidak?" Tanya Nau Sang."Tidak, tapi katakan dulu apa yang kamu ingin kami lakukan," ucap siluman singa."Ya
Nau Sang yang melihat pasukan Ran menjauh bergegas keluar dari persembunyiannya, Nqu Sang menatap beberapa siluman yang masih memakan mayat pasukan Ran, walau terlihat menjijikan Nau Sanh cukup puas melihat Ran yang kehilangan banyak pasukannya."Haaaaah, sayang sekali dia pergi tanpa terluka," gumam Nau Sang."Bagaimana? Kami sudah membantu mu bukan," ucap siluman singa."Lebih tepatnya kalian membantu diri kalian sendiri," sahut Nau Sang."Kamu!"Siluman singa yang ingin marah mendengar perkataan Chen menarik nafas panjang, siluman singa memilih mengalah karena Nau Sang sulit untuk dihadapinya."Jadi apa tujuan mu sebenarnya meminta kami melalukan itu?" Tanya siluman singa."Tentu saja hanya bersenang-senang, karena sudah selesai aku harus segera pulang," ucap Nau Sang."Apa kamu tidak ingin mengambil wilayah ini?" Tanya siluman singa."Tidak berniat," sahut Nau Sang yang langsung menghilang berpindah tempat."Manusia aneh, atau aku harus menyebutnya Demon aneh," ucap siluman singa
Semalaman Nau Sang tidak bisa tidur walau dirinya yakin di waktu rapat nanti bisa membungkam semua orang, semua para penjilat yang ingin bekerja sama dengannya atau ingin memata-matanya akan dibuatnya kecewa secara langsung saat rapat pagi.Setibanya di aula istana Nau Sang duduk tepat di samping jenderal Yutang, saat ingin ke kursinya Nau Sang tersenyum sinis ke arah menteri kanan Cian, tidak hanya padanya Nau Sang juga menyunggingkan bibir saat para menteri penjilat lain menyapanya."Haaaah, akhirnya kali ini kamu datang juga," ucap Raja Tanduq yang baru memasuki aula."Maaf Yang Mulia, aku pergi karena sesuatu yang mendesak terjadi," sahut Nau Sang"Tidak masalah, jangan meminta maaf," ucap Raja Tandua."Kabar kamu ingin membawa Putri An ke kediaman mu menyebar dengan sangat cepat, apalagi saat mereka tahu Putri An menolak tawaran mu," sambung Raja Tandua."Aku sudah mendengarnya dari jenderal Yutang kemarin Yang Mulia, tapi aku sama sekali tidak berniat memiliki istri atau selir u
Beberapa orang yang melihat Aru berjalan pelan ke arahnya, satu wanita dan dua pria terlihat begitu menginginkan Aru yang masih membantai tidak peduli hewan spiritual level berapa yang ada di sekitarnya."Pedang yang baik mau kah kamu menjadi milik kami," ucap Tin satu satunya wanita yang berjalan ke arah Aru."Kami sama sekali tidak masalah jika kamu memilih siapa pun dari kami,"sahut Ash."Benar, Tapi akan lebih bagus jika kamu memilih ku," ucap Al.Aru sama sekali tidak menghiraukan ketiganya yang mencoba mendekatinya, karena bagi Aru mereka sama sekali tidak sebanding dengan Nau Sang."Jangan seperti itu, aku akan memperlakukan mu dengan sangat lembut," ucap Tin lagi."Benar, aku juga sama," sahut Ash.Wheeeeeeeeeeeeeeeeeeessss.Aru yang tidak menyukai mereka langsung menyerang ketiganya, walau sengaja tidak mengenai mereka Aru berharap mereka menyerah dan bergegas pergi."Roh pedang itu cukup galak tapi baik hati, dia sengaja tidak mau mengenai kita," ucap Tin."Aku jadi semakin
Nau Sang menjelaskan pada prajuritnya bagaimana caranya menyerap inti spiritual, setelah merasa semua sudah mengerti Nau Sang meminta semua prajuritnya mulai menyerap inti spiritual yang ada di tangan mereka saat ini.Mengetahui betapa berusaha Nau Sang untuk mendapatkan inti spiritual mereka juga tidak ingin gagal, semua prajurit baru meyakinkan diri mereka kalau mereka pasti bisa berhasil.Dari dalam ruangannya Nau Sang bisa melihat kalau saat ini prajuritnya sudah ada yang berhasil menyelesaikan penyerapan inti spiritual, melihat itu Nau Sang sama sekali tidak terkejut karena keberhasilan itu sendiri berasal dari tekad yang kuat, jika semua prajuritnya memiliki tekad yang kuat tentu saja mereka bisa menyelesaikan penyerapan inti spiritual."Kerja bagus, sekarang biarkan aku melihat seperti apa pelatihan mereka selama beberapa hari," ucap Nau Sang pelan.Para prajurit Nau Sang yang sudah selesai menyerap inti spiritual merasa tubuh mereka sangat berbeda dari sebelumnya, mereka seper
Nau Sang menatap Hima yang berdiri di depannya dan baru masuk tanpa mengetuk pintu, saat melihat Nau Sang yang menatapnya dengan serius Hia baru menyadari kalau Nau Sang saat ini pasti sedang marah padanya."Maafkan aku ketua, aku dengan tidak sopan langsung masuk ke dalam," ucap Hima menundukkan kepalanya."Baguslah kalau kamu sudah sadar, sekarang katakan apa yang terjadi," sahut Nau Sang."Aku dengar para menteri kembali mencari masalah lagi, mereka melakukan protes pada Raja kalau ketua menyiksa para prajurit baru ketua," ucap Hima."Haaaaah, mereka itu benar-benar," sahut Nau Sang menggelengkan kepalanya."Tapi ketua tenang saja, mereka sudah diam saat berhadapan dengan Jendera Yutang, jenderal Yutang yang membantu ketua bicara," ucap Hima."Kenapa dia melakukannya?" Tanya Nau Sang."Tidak tahu ketua, jenderal bahkan menantang menteri Cian dan menantangnya," ucap Hima.Mendengar itu Nau Sang menyipitkan matanya, Nau Sang sama sekali tidak senang mendengar Jenderal Yutang sudah m