Hai readers, terus dukung penulis ya, jangan lupa vote (tambahkan gems)
Tangan Rainsword terulur, dia memanggil makhluk legendaris yang paling ditakuti, ular berkepala sembilan. Lingkaran sihir terbentuk dan dalam sekejap mata makhluk setinggi hampir empat meter itu muncul dengan sembilan kepala yang siap mencabik musuhnya.“Sial! Kenapa spiritnya makhluk ini!” Xavier melompat beberapa langkah mundur menghindari kepala-kepala ular yang menyerangnya bertubi-tubi. Dia melukai kepala ular itu dengan tombak hitamnya.“Sial! Makhluk ini memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi,” umpat Xavier mulai kesulitan melawan. Ular itu akan menyembuhkan dirinya dalam waktu yang sangat cepat saat terluka.Xavier dikejutkan lagi dengan serangan api yang mengarah padanya. Dia miring ke kiri untuk menghindari serangan tersebut. Namun, masih terasa panas api phoenix dari serangan Recca meskipun dirinya tidak tersentuh api tersebut.“Anak ini lebih kuat dari ayahnya,” gumam Xavier.Recca yang sudah terluka parah oleh tombak Xavier masih bisa berdiri dan menyerang makhluk dari
Jauh di dalam dunia lain, dunia yang tidak bisa didatangi mereka yang tidak memiliki spirit. Dunia ini berbeda dengan dunia pada umumnya, karena dunia ini berada dalam benak dari pemilik makhluk yang bisa dipanggil dengan perjanjian.“Yuasa, Yuasa!”Aurum terus memanggil nama Yuasa dan menggerakkan tubuhnya dengan moncongnya. Cakarnya terlalu tajam, dia takut bukan hanya membangunkannya tapi juga melukainya.Aurum bergelung di dekat Yuasa dia menggunakan sayapnya untuk melindungi pemuda yang tak kunjung tbangun juga. “Sampai kapan kau akan tertidur, aku tidak bisa terus menggunakan tubuhmu. Bangunlah, Yuasa, tubuh manusia tidak cocok untuk naga,” ucap Aurum mendekatkan moncongnya dan memberikan kehangatan untuk makhluk kecil yang ada di sampingnya.Yuasa terjebak di satu tempat yang begitu gelap. Sesuatu menariknya dengan kuat. Dia hanya bisa berpegang pada satu hal, Aurum. Dia tahu naga itu melindunginya dan dengan sekuat tenaga Yuasa berusaha menggapai Aurum yang terlihat jelas di m
Rosaline yang masih dengan penyamarannya sudah kembali ke Silverstone. Pagi-pagi para pelayan dihebohkan dengan kedatangan seorang pangeran yang sangat mirip dengan Pangeran Rainsword. Mereka hanya bisa berbisik-bisik membicarakan tentang pangeran yang dibawa Raja Edward.“Pangeran Light!” Rosaline kembali mengucek matanya, dia tidak tahu apa yang terjadi dan kenapa dia datang bersama dengan Raja Edward. Bagaimana mereka bertemu dan bukankah seharusnya Pangeran Light berada di hutan Onyx bersama dengan Tuan Rafael. Rosaline berusaha mengingat kembali saat di Woodcliff, dia melihat Putri Yui lalu ada Pangeran Yuan dan mereka berdua masuk ke hutan sehingga mau tidak mau dirinya mengikuti mereka.“Jangan-jangan waktu itu Pangeran Light juga bersama mereka,” gumam Rosaline yang kemudian teringat ada Adrian pula saat itu tetapi justru tidak melihat Tuan Rafael.Suara Raja Edward membuyarkan lamunan Rosaline, dia segera menuju ke tempatnya sebagai pengawal.“Ini istana untuk pangeran, ting
Xavier mengamati Pangeran Yuasa. Dia terus mengikuti kesehariannya hingga akhir ujian.“Kenapa dia selalu bersama dengan kedua bocah itu, mereka berdua semakin kuat,” gumam Xavier merasa kesal melihat Pangeran Yuasa yang selalu bersama Rainsword dan Recca.Pangeran Yuasa mengerutkan alisnya, dia juga terlihat mencebik, penyebabnya tidak lain karena ujian yang tidak berjalan lancar untuknya.“Yuasa, hasilmu itu sudah sangat bagus untuk siswa yang belajar mendadak, itu luar biasa.” Recca tidak habis pikir pangeran yang satu ini benar-benar tidak mau nilainya rendah sedikitpun.“Tapi tidak sempurna, aku bisa terima jika itu ujian praktek karena memang pada dasarnya aku lemah pada kegiatan praktek tapi ujian tulis setidaknya harus sempurna, aku cukup pintar,” sanggah Pangeran Yuasa yang tetap tidak terima nilainya tidak sempurna.“Apa aku minta nilaiku diturunkan saja supaya pangeran cantik ini puas dan tidak ngambek,” gumam Rainsword yang mendapatkan nilai lebih tinggi dari Pangeran Yuas
Pangeran Yuasa mundur satu langkah, mustahil baginya untuk kabur saat ini, lebih mustahil lagi bisa menghadapi Xavier seorang diri dengan kemampuannya.“Mau ke mana?” Xavier tersenyum melihat Pangeran Yuasa yang terlihat sedikit takut dengannya.“Kau tidak akan bisa membawaku dengan mudah,” ucap Pangeran Yuasa yang mulai memasang kuda-kuda untuk bertarung melawan Xavier. Dia berguman pelan, “Golden lightning.” Sebuah pedang keemasan muncul setelah liontinnya bersinar.“Pedang itu,” gumam Xavier memperhatikan pedang Pangeran Yuasa, matanya memicing melihat ukiran dan hiasan yang ada pada pedang di tangan sang pangeran.Golden lightning, pedang yang digadang-gadang memiliki kekuatan besar dan hanya muncul saat seseorang pantas menjadi raja. Jika pedang itu ada di tangan Pangeran Yuasa, artinya dia adalah calon raja berikutnya.“Kenapa Raja Yuichi sudah memberikan pedang ini sebelum penobatan,” batin Xavier yang merasakan kejanggalan dari kebiasaan yang seharusnya.Pada akhirnya Xavier m
Yuasa terbangun, perlahan dirinya memperhatikan pemandangan asing di depannya. Dia melihat begitu banyak benda menyerupai kabel yang menempel di tubuhnya bahkan ada yang terasa sakit di tangannya.“Apa ini?” gumamnya menarik benda yang menyerupai selang kecil yang mengalirkan darahnya. Dia berusaha mencabutnya, tetapi tenaganya seakan tidak ada sama sekali.“Yuasa, kau baik-baik saja?” Suara serak yang menggema di benak Yuasa. Aurum terdengar begitu cemas.“Apanya yang baik-baik saja? Aku lemas, tubuhku tidak memiliki tenaga sama sekali,” balas Yuasa dalam benaknya.Dia bersandar pada kaca dingin yang mengurungnya. Yuasa berada di dalam sebuah tabung kaca tebal dengan banyak peralatan yang mendeteksi kondisi tubuhnya. Di luar sana terlihat beberapa orang yang berjalan dengan berbekal sebuah papan yang berisi catatan. Mereka juga mendekati Yuasa dan mencatat sesuatu di papan tersebut. Ada secarik kertas yang terselip di papan itu dan disanalah mereka menulis.“Tolong,” ucap Yuasa denga
Suasana malam di Hutan Onyx yang cukup mengerikan bagi manusia biasa jika memasukinya tidak menghalangi Raja Yuichi menerjang hutan itu untuk menemui adik angkatnya, Rafael. Dia memacu kudanya tanpa henti dan sampai di depan sebuah rumah di tengah Hutan Onyx.Seorang pria dengan rambut hitam cepak berdiri di depan pintu rumahnya.“Rafael!” seru Raja Yuichi.“Pelan-pelan, tarik napas lalu hembuskan, tenang dulu baru ceritakan kenapa kau datang kemari malam-malam,” balas Rafael yang terlihat tenang melihat kakaknya yang tengah menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.“Yuasa, ini tentang Yuasa. Xavier menculiknya,” ucap Raja Yuichi.Rafael yang mendengar berita itu langsung mencengkram kedua lengan kakaknya, dia terlihat begitu cemas dengan Yuasa.“Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah ada Agni!”Kali ini Raja Yuichi yang harus menenangkan Rafael dengan kalimat yang sama.“Tenanglah dulu!”“Bagaimana bisa tenang! Xavier pasti akan melakukannya, dia akan menguras habis da
Raja Kegelapan bukan hanya memerlukan tubuh, tetapi juga jiwa. Jiwa satu-satunya yang cocok adalah jiwa sang pangeran.“Argh! Aurum!” teriak Pangeran Yuasa kesakitan saat jiwanya seakan ditarik dengan paksa. Dia melihat untuk terakhir kalinya bagaimana ayahnya terlihat begitu panik dan berusaha menolongnya. Tangannya ingin menggapai tangan sang ayah, tetapi kaca tebal menghalanginya hingga wajahnya perlahan menghilang dari pandangan. Bukan karena dia pergi, tetapi dirinya yang telah melayang jiwanya ditarik oleh sesuatu.Naga keemasan itu menahan jiwa sang pangeran. Sayangnya kali ini kekuatan dari Penasehat Kerajaan Leiz jauh lebih kuat dibandingkan dengan Aurum.“Yuasa!” teriak Aurum saat jiwa sang pangeran tertarik. Dia melesat menyusul jiwa Pangeran Yuasa dan ikut masuk ke dimensi yang tidak diketahui, hanya kegelapan yang ada.“Graaa!” Raungan suara yang terdengar mengerikan membuat sang naga emas itu mencari sumber suaranya.Aurum melihat dengan mata kepalanya sendiri Pangeran Y