Share

Kesal

Benar saja, sampai sore belum ada tanda-tanda kepulangan Nisa, mana Al dan El rewel. Dikit-dikit minta minum dikit-dikit minta makan, sekarang ngga tahu minta apa karena semua nangis kejer.

"Mas, bagaimana si ini? Mereka nangis Mulu!" Protes Syasya sambil mendengus.

"Ngga tahu nih! Kamu perempuan kan harusnya lebih tahu," jawabku. Aku aja jarang melihat mereka begini, biasanya kalau libur aku lebih suka menghabiskan waktu bermain game.

"Coba telfon ibunya, Mas. Kita ini pengantin baru. Bukannya kelonan malah di suruh jaga anak. Padahal Mas sudah bolos kerja hari ini. Aku sudah senang kita bisa main kuda-kudaan lagi!"

Benar yang di katakan Syasya. Harusnya kan begitu. Hari ini aku sebenarnya harus masuk kerja tapi membolos karena tadi bangun kesiangan juga masih tak enak dengan kejadian semalam.

"Hallo, Nis! Kamu di mana?" tanyaku saat telfon Nisa di angkat.

"Iya, Mas. Aku sedang belanja nih. Masih banyak yang harus kubeli." Dari sebrang sana Nisa menjawab.

"Tapi ini Al dan El nangis!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status