"Regan!"
Langkah kaki pemuda itu pun terhenti ketika namanya dipanggil oleh seseorang, ia segera menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Citra tengah berjalan mendekatinya.
"Re, lo baru dateng?"
tanya Citra ketika sudah berada di dekat Regan."Iya, Cit. Lo juga baru dateng?"
"Iya, bareng ya?"
"Oke!"
Mereka berdua pun berjalan bersama menuju sebuah lift, Regan segera menekan tombol angka 5 dan lift pun terbuka. Ia dan Citra segera masuk ke dalam dan pintu lift pun akhirnya tertutup.
Tiiinggg!!!...
Pintu lift itu terbuka, kini mereka sudah berada dilantai 5. Regan dan Citra berjalan beriringan memasuki ruang kerja mereka.
"Gimana, lo udah ngerasa baikkan?"
tanya Regan kemudian duduk di kursinya."Udah Re, lo tenang aja."
jawab Citra sambil tersenyum, Regan pun hanya mengangguk kemudian mulai sibuk dengan laptopnya itu."Gue gak bisa buatin lo teh hijau lagi ya, Cit."
ujar Regan yang tetCitra bangun dari tidurnya, gadis itu merasa tubuhnya pagi ini kurang fit."Duh.. kok rasanya pusing ya?"gumam Citra sambil terduduk di tepi ranjang, ia memijit-mijit pelipisnya sambil menggelengkan kepalanya.Citra bangkit dari duduknya itu, ia berniat ingin meraih handuk yang tergantung di balik pintu kamarnya.Namun kepalanya semakin terasa berat, darah segar pun mulai menetes dari hidungnya."Mimisan lagi?"ucap Citra sambil melihat darah yang menetes ke lantai, gadis itu segera mengelap hidungnya itu."Gue kenapa sih? Kenapa akhir-akhir ini rasanya kepala gue sakit banget, kenapa rasanya badan gue terasa lemes gini."Citra memegangi kepalanya, ia berjalan secara perlahan-lahan menuju kamar mandinya.Namun rasa sakit itu tak tertahankan lagi, hingga pandangan mata Citra pun mulai buram."Arrghh..!!!"Perlahan-lahan keseimbangan tubuh Citra pun menghilang, bersamaan dengan pandangan matanya yang menggelap. Hing
Tak henti-hentinya Sekar menangis, ia begitu mencemaskan kondisi anak semata wayangnya itu."Bagaimana kondisi anak saya dok?"tanya Danu yang berada tak jauh dari Citra."Tidak ada jalan lain selain kemotherapy pak, saya mengkhawatirkan kondisi Citra.""Tolong anak saya dok! Tolong sembuhkan anak saya, saya gak mau kehilangan anak saya."ucap Sekar sambil terus menangis.Tanpa mereka sadari, Citra telah tersadar. Gadis itu mendengar semua yang diucapkan, air mata Citra pun perlahan-lahan menetes.Jadi ini jawaban dari semua sikap yang ia terima beberapa waktu belakangan ini, mereka semua mengetahui bahwa dirinya sedang sakit keras tapi tak ada yang mau memberitahu dirinya."Citra gak salah dengar kan bu?"ucapnya membuat Sekar, Frans dan Danu pun menoleh ke arah Citra.Sekar dan Danu terkejut, mereka berdua langsung menghampiri Citra."Sayang..""Bu, yah, jelasin sama Citra apa yang kalian omongin tadi itu sa
Kevin terus menenangkan Citra, ia terus memberi nasehat pada gadis itu."Kamu gak sendirian di sini, ada saya yang akan menjaga kamu, ada orang tua kamu yang selalu menyayangi kamu.""Tapi aku belum siap jika harus mati, aku masih ingin hidup Vin! Aku masih mempunyai cita-cita yang harus aku raih, aku gak mau seperti ini."ucap Citra sambil menangis, Kevin memegang tangan Citra mengusapnya dengan lembut. Hati nya terasa teriris melihat Citra seperti ini."Saya janji saya akan selalu ada untuk kamu, saya janji akan selalu menemani kamu hingga sembuh nanti. Kamu jangan berkecil hati, leukimia yang kamu alami itu masih bisa di sembuhkan. Kamu percaya sama saya kan?"tanya Kevin dengan lembut, Citra beralih menatap ke arah Kevin pemuda itu tersenyum matanya begitu teduh membuat perasaan Citra jauh lebih baik."Kamu janji?"sahut Citra."Saya janji!"kata Kevin sambil mengacungkan jari kelingkingnya itu, membuat Citra tertawa kecil.
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh Citra, bagaimana tidak? Hari ini dokter Frans dan Kevin mengizinkan dirinya untuk pulang ke rumah.*Ruangan Citra*Dika memandangi anak gadisnya itu, raut wajah anak gadisnya itu tampak bahagia mendengar ia sudah boleh pulang ke rumah."Anak ayah, senang banget kayaknya?""Iya dong yah! Kan mau pulang ke rumah."balas Citra tersenyum."Alhamdulillah ya sayang, ingat walau kamu boleh pulang tapi tetap kamu belum boleh beraktifitas yang berat-berat dulu."kata Sekar memberitahu, anak gadisnya itu hanya mengangguk sambil mengacungkan jempol jarinya.Mereka bertiga pun berkemas-kemas kemudian pergi meninggalkan rumah sakit.Tak butuh waktu lama, mobil yang dikendarai Dika pun memasuki pekarangan rumah. Dengan hati-hati Sekar membantu Citra."Ayo sayang, pelan-pelan!""Bu, Citra gak apa-apa. Citra bisa sendiri kok.""Jangan gitu sayang, biar Ibu mu bantu kamu sam
Sedang asyiknya menikmati suasana sore ini, Regan dikejutkan dengan turunnya hujan.Walau hanya rintik-rintik hal itu membuatnya segera bangkit dan meninggalkan tempat itu."Baru juga santai! Emang harus pulang deh gue kayaknya."Regan melangkahkan kakinya berjalan menuju parkiran, hujan yang turun semakin lama semakin banyak. Banyak muda - mudi yang berlarian guna menghindari tubuhnya terkena hujan.Tanpa di sengaja Regan menabrak seseorang hingga orang itu terjatuh.Brukkk!..."Aww!!""Astaga!"Regan berjongkok dan mencoba mengulurkan tangannya, ia mencoba membantu orang itu."Maaf-maaf, gue buru-buru lo gak apa-apa kan? Ayo gue bantu.""Iya gak apa-apa, gue juga yang salah!"Gadis itu menerima uluran tangan dari Regan, namun sepertinya kakinya terkilir sehingga ia sulit untuk berdiri."Aduhh!..""Lo kenapa? Ada yang luka? Ayo gue bawa ke rumah sakit."kata Regan dengan wajah yang sedikit
Hari minggu adalah hari yang paling dinantikan oleh setiap orang, karna di hari itulah semua orang dapat berlibur dari kesibukkan nya bekerja.Terlebih lagi dengan Kevin, pria itu hari ini tak memiliki jadwal di rumah sakit. Hal ini ia akan gunakan untuk menemani Citra berjalan-jalan di taman dekat rumahnya."Kalau bukan karna kamu, saya gak akan izinkan kamu keluar rumah seperti ini."gumam Kevin sambil memakai kemeja lengan pendeknya, tak lupa ia menambahkan parfum kesayangannya, memakai jam tangan dan segera meraih jaket nya itu.Kevin segera berjalan menuju garasi, ia membuka pintu mobilnya dan segera menyalakan mesin mobilnya itu.Di satu sisi tampak Citra yang begitu antusias hari ini, pasalnya sudah berbulan-bulan lamanya ia selalu terkurung didalam rumah dan tak bisa melakukan aktifitas apapun itu."Kamu yakin mau ke luar?"tanya Sekar yang berdiri di ambang pintu, Citra yang sedang merias dirinya pun menoleh ke arah Sekar.
Sudah 1 jam lamanya Kevin dan Citra berada di taman.Kevin segera mengajak Citra untuk kembali ke rumah, ia juga khawatir dengan keadaan Citra."Ayo kita pulang.""Baru juga sebentar keluar rumahnya."keluh Citra sambil mengerucutkan bibirnya itu, Kevin yang melihatnya pun sekilas tersenyum samar."Kamu harus istirahat, angin hari ini juga cukup kencang lebih baik kita pulang sekarang."Kevin bangkit dari duduknya dan menarik tangan Citra tanpa ia sadari, namun sedetik kemudian ia melepasnya."Emm.. sorry! Ayo pulang."Kevin berjalan lebih dulu dengan perasaan yang tak karuan, jantungnya berdegup kencang."Dasar aneh."gumam Citra, namun dalam hatinya ia merasa senang Kevin seperti itu.*****Di kamar bernuansa abu-abu itu Regan sedang menikmati acara film kesukaannya, waktu liburnya pun ia manfaatkan untuk beristirahat."Astaga! Gue belum cek hape dari kemarin." gumam Regan kemudian membuka laci meja n
Kevin membaringkan Citra di atas tempat tidurnya, setelah itu ia langsung memeriksa keadaan Citra."Kevin.. gimana keadaan Citra? Dia baik-baik aja kan nak?"tanya Sekar sambil berdiri di dekat Kevin, wanita itu begitu cemas dengan keadaan anak nya itu."Tante tenang aja, Citra gak apa-apa dia cuma telat minum obat. Kalau nanti dia bangun tolong obatnya langsung di minum.""Ya allah.. iya benar Nak, pagi ini dia belum minum obat.""Kalau bisa Citra harus selalu meminum obatnya dengan tepat waktu ya tante.""Iya nak, terima kasih ya? Maaf tante jadi repotin kamu pagi ini.""Enggak tan, sama sekali gak merepotkan. Kalau aja saya gak ada tugas saya sudah jaga Citra di sini.""Kamu bekerja aja nak, masih banyak orang yang membutuhkan kamu di rumah sakit.""Iya tante.. saya pamit dulu, nanti sore saya ke sini untuk mengecek keadaan Citra."ucapnya sambil berpamitan dan mencium tangan Sekar."Iya nak, kamu hati-hati