Asalkan bisa tetap berada di lingkaran hidup Rachel, itu sudah sangat cukup baginya.Namun sekarang, Michael memintanya untuk meninggalkan rumah ini.“Aku akan membeli tiket pesawat paling pagi besok,” ucap Melvin sambil menarik selimut sampai menutupi wajahnya. “Aku lelah, tidur dulu.”Michael diam-diam menuang air di dalam baskom itu ke kamar mandi.Hati bocah kecil itu merasa bersalah dan tidak enak, wajahnya yang kecil terlihat tidak tenang.Bagaimanapun juga, Melvin selalu membantu ibunya setiap kali ibunya memerlukan bantuan. Namun sekarang, Michael malah mengusir pria itu pergi.Apakah Michael seperti ini terlalu egois?‘***Keesokan paginya, ketika Rachel turun untuk menyiapkan sarapan, sudah tidak ada orang di atas sofa.Sementara itu, di atas meja makan telah tertinggal sebuah catatan kecil. “Rachel, aku pulang dulu, yah! Papaku memanggilku pulang, sampai jumpa.”Walaupun Melvin berasal dari keluarga berada, pria ini sama sekali tidak dapat diandalkan, kartu banknya pun sudah
Rachel langsung membawa perlengkapan sekolah Darren menuju kediamaan Tanjaya.Begitu turun dari mobil, perempuan itu langsung dapat melihat Eddy yang sedang berjalan keluar dengan raut wajah yang kusam.“Eddy,” panggil Shania sambil berjalan menghampiri Eddy.“Ma,” ucap Eddy menyapa ibunya dengan sopan. “Darren ada di kamar, sebaiknya Mama jangan naik ke lantai dua dulu.”Shania sebisa mungkin menghindari tempat di mana Darren berada, karena dari dulu, bocah laki-laki ini tidak pernah memandang Shania sekali pun. Shania sendiri tidak mungkin mau mempermalukan dirinya sendiri.Shania menyerahkan barang-berang di tangannya kepada Hilmi, sambil berkata pelan, “Eddy, aku punya satu masalah, perlu bantuan kamu.”Eddy merapatkan bibirnya, lalu berkata, “Apa, Ma?”“Eddy, aku tahu Papa kamu mengatur banyak orang di bawahmu. Kamu bisa nggak, tolong bantu aku untuk mencari tahu tentang seseorang, namanya Rachel Hutomo ….” Shania menghela napas panjang, lalu kembali melanjutkan dengan raut wajah
“Aku ….”Shania memegang lehernya sendiri.Dirinya takut Shania akan mengetahui identitas asli dari kedua anak Ronald ini!Dirinya takut bahwa keluarga Tanjaya akan mengetahui kejadian empat tahun lalu yang sebenarnya!Dirinya sangat takut semua mimpi indahnya selama empat tahun ini akan hancur begitu saja!Tentu saja dia sangat takut!Shania menggigit bibirnya, perempuan itu menggunakan seluruh tenaganya untuk menyingkirkan semua rasa takut yang ada pada dirinya.“Eddy … aku sangat takut ….” Perempuan itu maju selangkah dan menggenggam tangan mungil Eddy kuat-kuat. “Aku dan Rachel, walaupun kami berdua adalah saudara tiri, masalah di antara kami berdua sangatlah rumit dan nggak bisa diselesaikan begitu saja. Kali ini dia kembali ke Kota Suwanda, tujuannya pasti demi membalas dendam, aku takut dia akan menyakiti kalian berdua ….”Perempuan itu memejamkan matanya dan berbisik kepada Eddy, “Aku meminta bantuan kamu menyelidiki Rachel, untuk memegang kelemahannya agar perempuan itu nggak
Tepat saat itu, bel tanda sekolah telah selesai berbunyi.Segerombolan anak berusia antara empat sampai lima tahun berlari keluar kelas dengan gembira.Shania kembali menunjuk ke sebuah arah, “Putrimu sudah keluar, tampangnya benar-benar persis seperti kamu waktu kecil dulu,” ucapnya tertawa dingin.Nada bicaranya ini, seperti sudah berkali-kali bertemu dengan Michelle.“Bagaimana kedua anakku itu mati empat tahun yang lalu, aku akan terus mengingatnya di dalam hati. Suatu hari, aku akan membuatmu membayarnya dengan darahmu sendiri!” bisik Rachel sambil menarik kerah baju Shania. “Kalau kamu berani melakukan sesuatu terhadap putriku, aku akan mencabik dagingmu sepotong demi sepotong!”Sorot mata Shania sangatlah tegas dan tajam, seperti ada api kemarahan besar yang tidak dapat dipadamkan.Jantung Shania langsung menciut.“Aku adalah saudara kandungmu, juga Tante dari anak itu, mana mungkin aku akan melakukan sesuatu terhadapnya?” ucap Shania sambil berusaha untuk tetap tenang.Perempua
Michael menemukan raut wajah adiknya yang tanpa ekspresi dan tatapan mata yang kosong.Panggilan “Papa” tadi, sepertinya hanyalah bayangan Michael saja.Bahkan Ibu Kandungnya sendiri, Michelle tidak pernah memanggilnya Mama, bagaimana mungkin dia bisa memanggil Papa?Pasti Michael yang salah mendengarnya.Selesai makan malam, Rachel membantu Michelle untuk mandi dan bersih-bersih, lalu menemaninya tidur.Michael sendiri, setelah genap berusia tiga tahun, langsung belajar untuk mandiri. Sehingga Rachel tidak perlu melakukan semua itu kepadanya lagi. Setelah perempuan itu menemani putrinya tidur, dia langsung kembali ke ruang belajar dan melanjutkan pekerjaannya.Tempat kerjanya sendiri, saat ini sedang dalam pembangunan, sementara di tangannya sudah menunggu dua buah proyek. Yang pertama adalah pembaharuan Robot Wina milik Winata Group, dan yang satunya lagi adalah proyek A-F yang saat ini masih dalam tahap pemrograman awal. Proyek A-F ini ke depannya akan memerlukan banyak orang untuk
Di tengah persimpangan jalan yang sangat sibuk dilalui oleh orang dan mobil.Michael melihat ke seluruh penjuru dengan sangat panik, akhirnya seorang gadis kecil mengenakan gaun berwarna merah muda tertangkap oleh matanya.Gadis kecil itu tidak lain adalah Michelle!Michael langsung berlari menuju tempat Michelle berada. Siapa sangka, sebuah mobil sport melesat persis di depannya.Setelah mobil sport itu benar-benar lewat, bayangan Michelle pun sudah menghilang.Butiran keringat sebesar biji jagung tengah memenuhi kening Michael.Pagi ini, ketika di sekolah, Michael sudah merasa bahwa ada yang aneh dengan adiknya.Dirinya menarik tangan adiknya untuk berbicara panjang lebar, tapi tidak ada reaksi sedikit pun dari adiknya ini.Kemudian Michael pergi untuk buang air kecil sebentar, ketika dirinya keluar dari kamar mandi, adiknya sudah tidak ada.Kalau sampai Mama tahu bahwa adiknya telah menghilang di sekolah, Mama pasti akan langsung gila.Dirinya harus segera mencari adiknya pulang seb
“Ada apa, Pak Raka?”Randi, asisten Ronald yang kebetulan saat itu sedang turun ke bawah untuk menyelesaikan urusannya, melihat Kepala Satpam Hutomo Group yang berbadan tinggi dan besar sedang merangkak di atas lantai. Pemandangan itu benar-benar sangat lucu.Raka menggosok-gosok hidungnya, “Seorang anak kecil menerobos masuk ke dalam dan bersembunyi di bawah meja resepsionis, menurut Bapak, apa yang sebaiknya dilakukan?”Randi langsung melihat ke kolong meja, karena Raka sudah menyingkap taplak meja di atasnya, pria itu pun dapat dengan mudah melihat seorang gadis kecil yang sedang menatap mereka dengan sepasang matanya yang besar.Sorot mata gadis kecil itu penuh dengan kewaspadaan, rasa takut dan juga cemas.Walaupun kondisi di bawah meja itu gelap, dia tetap dapat melihat sosok gadis kecil yang putih dan juga cantik.Hati Randi langsung meleleh seketika. “Anak ini kelihatannya baru berusia tiga tahun, orang tuanya pasti berada di sekitar sini. Jangan bikin dia kaget, sebaiknya kam
Michelle mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Ronald dengan sepasang matanya yang bulat.Gadis kecil itu sangat cantik seperti sebuah boneka, hanya saja boneka itu saat ini terlihat sedikit menyedihkan.Dia telah bersembunyi di balik semak bunga selama dua jam. Gaunnya yang berwarna merah muda, kini telah berubah menjadi kuning terkena lumpur. Bahkan ada beberapa tempat pada gaunnya yang koyak terkena ujung ranting tanaman yang tajam. Begitu juga dengan wajahnya yang oval dan putih kemerah-merahan, kini penuh dengan lumpur. Di atas rambutnya yang halus, tertinggal beberapa helai daun yang berguguran.Dari ujung kepala hingga ujung kaki, hanya sepasang mata gadis kecil itu yang masih jernih dan juga bersih.Raka menarik kerah baju gadis itu dengan jijik. Anak yang sekotor ini, berani-beraninya memeluk Pak Ronald! Kalau orang tuanya ada di sini, mereka bisa bangkrut karena harus membayar ganti rugi yang sangat besar!“Usir dia keluar!” tandas Randi dengan perasaan tidak tega.Gadis k