Rachel pulang ke rumah dan berganti pakaian, lalu dia pergi ke Hutomo Group.Ini adalah pertama kalinya Rachel datang ke sana sejak dia pulang.Lima tahun yang lalu gedung Hutomo Group sudah berdiri di sana. Kini, bangunan tersebut telah direnovasi. Dinding luarnya dipasang kaca biru. Kaca pada dinding gedung memantulkan langit biru dan awan putih, membuat gedung itu terlihat sangat megah.Rachel masuk ke dalam gedung dengan tenang.Begitu dia muncul di lobi, kehadirannya langsung menarik perhatian banyak orang.Putri sulung keluarga Hutomo, gadis tercantik Kota Suwanda. Tidak peduli yang mana julukannya, itu cukup untuk mengejutkan setiap karyawan Hutomo Group.“Bukannya itu Rachel? Kenapa dia datang ke perusahaan?”“Di berita kemarin sudah bilang kalau Rachel jadi pemegang saham terbesar ketiga Hutomo Group, kan. Hari ini ada Rapat Umum Pemegang Saham, tentu saja dia harus datang.”“Dia nggak pernah muncul di perusahaan sekitar empat atau lima tahun. Dia mungkin saja nggak mengerti s
“Sekalipun aku keluar, itu nggak akan mengubah fakta kalau mamaku yang mendirikan Hutomo Group.”Nada bicara yang ringan serta wajah tenang Rachel sangat kontras dengan tampang Sandi yang marah.Beberapa sekretaris di koridor ketakutan sampai tidak berani bernapas terlalu keras. Atmosfer di sekitar mereka membeku, penuh dengan asap mesiu.Rachel maju selangkah. Ada sedikit gejolak di sorot matanya yang tajam. “Pa, Papa sama sekali nggak tahan lihat aku?”Sandi menggertakkan gigi dan berkata, “Sejak kamu menyalakan api empat tahun yang lalu, aku sudah anggap kamu bukan anakku.”“Kalau aku bilang bukan aku yang menyalakan api itu?”“Sekalipun itu bukan kamu, api itu menyala juga gara-gara kamu.” Sandi memicingkan kedua matanya dan berkata, “Kamu seharusnya nggak kembali hidup-hidup.”“Oke, aku mengerti.”Rachel hanya tersenyum.Kasih sayang antara ayah dan anak akan hilang sepenuhnya ketika hubungan keduanya sudah mencapai titik ini.Maka, Rachel tidak perlu khawatir lagi.“Pa, Kak Rache
Ayahnya bisa lolos begitu saja, tapi Shania tidak akan bisa.Begitu fakta terungkap, Shania dan ibunya akan berakhir dengan tragis.Shania menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Pa, Rapat Umum Pemegang Saham sudah dimulai. Kita ke ruang rapat dulu, ya.”Sebagian besar saham Hutomo Group dipegang oleh keluarga Hutomo. Sandi memegang 35%, Shania dan Rachel masing-masing memegang 25%. Sisa pemegang saham lainnya masing-masing memegang saham porsi kecil.Awalnya, Rachel adalah pemegang saham terbesar Hutomo Group. Setelah sahamnya dibagi, dia berada di posisi kedua bersama dengan Shania. Untuk menambah porsi saham Shania, Sandi memindahkan saham milikinya sebanyak 1% kepada Shania. Oleh karena itu, Rachel menjadi pemegang saham terbesar ketiga, hanya 1% lebih sedikit dari yang kedua.Sandi duduk di kursi utama, sementara Shania dan Rachel duduk di kedua sisinya.Semua pemegang saham utama yang hadir hari ini tentunya telah mendengar tentang perubahan saham keluarga Hutomo. Banyak dari mer
Para pemegang saham yang duduk di ruang rapat adalah orang yang sudah berpengalaman dalam dunia bisnis. Mereka pun dapat memahami maksud dari Tanjaya Group.Kalau dibilang Tanjaya Group tidak memiliki hubungan dengan Hutomo Group, tapi Tanjaya Group segera mengulurkan bantuan ketika Hutomo Group dalam kesulitan.Namun kalau dibilang ada hubungan, Tanjaya Group hanya memberikan sebuah proyek yang dapat dilihat tapi tak dapat diraih.“Bagaimanapun, proyek ini menguntungkan Hutomo Group. Karena tiga tahun lagi baru bisa mulai dikerjakan, maka kita bicarakan lagi proyek ini tiga tahun ke depan. Sekarang Bu Shania jelaskan kemajuan proyek besar yang dimiliki Hutomo Group sampai saat ini, supaya kami semua bisa tenang,” kata Ferry.Shania membuka file dan melaporkan, “Saat ini Hutomo Group memiliki tiga proyek besar. Dua di antaranya sudah hampir selesai, dan yang satu lagi sedang dalam proses pengerjaan. Selain itu, perusahaan sedang bernegosiasi untuk proyek baru lainnya ....”“Dengan kata
Rachel memiliki paras yang cantik serta kepribadian yang menonjol. Setiap mimik wajahnya memancarkan kepercayaan diri dan keberanian.Selain itu, Rachel juga memahami klien itu dengan baik. Para pemegang saham yang duduk di dalam ruang rapat tanpa sadar melanjutkan pembicaraan dengan mengikuti kata-kata Rachel.Ekspresi wajah Yuda sudah sedikit membaik, dia pun berkata, “Kalau begitu, apa lagi yang kamu ketahui, katakan saja.”“Sebenarnya, dibandingkan dengan Pak Nadim dan Pak Lukas, aku rasa Hutomo Group harus mendapatkan proyek dari Bode Group.” Rachel memutar matanya dan lanjut berkata, “Bode Group akan membangun kota alat berat di Kota Suwanda. Aku rasa kalian semua sudah tahu tanpa harus aku sebutkan berapa banyak produk yang bisa Hutomo Group produksi.”Shania tiba-tiba tertawa, “Kak Rachel, kamu tahu soal Bode Group membuktikan kalau kamu selalu memperhatikan Hutomo Group selama empat tahun terakhir. Tapi, kenapa kamu nggak tahu kalau Bode Group nggak pernah bekerja sama dengan
Meskipun sulit untuk menegosiasikan proyek Bode Group, bukannya tidak mungkin.Dengan menggunakan sedikit trik, misalnya tidur dengan eksekutif perusahaan. Begitu menaklukan atasan eksekutif tersebut, mungkin saja mereka akan menandatangani kontrak.Meskipun proyek ini sangat penting, Shania lebih memilih tidak bekerja sama dengan Bode Group daripada membiarkan Rachel bekerja di Hutomo Group ....Rachel seperti seekor serigala liar yang siap berburu. Jika Rachel bergabung dengan perusahaan, maka tidak akan ada hari tenang lagi untuk keluarga Hutomo.“Kak Rachel, Bode Group terkenal sulit untuk dihadapi. Aku rasa, lebih baik kamu nggak usah buang-buang waktu,” kata Shania. “Kalau Kak Rachel benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk Hutomo Group, boleh coba hubungi Pak Nadim ....”Rachel mengangkat alisnya dan tersenyum, “Sepuluh perusahaan Pak Nadim dan Pak Lukas digabungkan juga nggak bisa dibandingkan dengan proyek Bode Group. Dalam tiga hari, aku akan buat orang dari Bode Group menan
Rachel tetap bersikap tenang, “Katakan saja.”“Aku akan tambahkan 200 miliar lagi, total 2,2 triliun. Setelah kamu dapatkan uangnya, tinggalkan Kota Suwanda. Pergi sejauh yang kamu bisa, jangan kembali lagi ke sini selamanya.”Hati Shania meneteskan darah saat mulutnya mengucapkan kata-kata tersebut.Shania sama sekali tidak memiliki uang sebanyak itu di rekeningnya. Dia perlu mencari pinjaman bank untuk mencukupi 2,2 triliun.Namun, apa lagi yang bisa dia lakukan?Eddy menyuruh seseorang untuk mengawasinya. Dia sama sekali tidak bisa mencari orang lain untuk membunuh Rachel.Selain itu, kalau Shania mengotori tangannya dengan darah dan ketahuan nantinya, maka dia tidak akan pernah bisa menikah dengan Ronald.Kalau Shania bisa membuat Rachel pergi dengan sejumlah uang, maka dia bersedia untuk mengeluarkan uang itu.Uang habis bisa dicari lagi. Akan tetapi, kalau masalah sampai terbongkar, maka tidak ada lagi kesempatan untuk putar balik.Rachel memperhatikan ekspresi wajah Shania yang
“Shania, kamu pasti nggak tahu kalau aku buka sebuah kantor dan sekarang sedang mempersiapkan kerja sama dengan Tanjaya Group.”Wajah cantik Rachel menyunggingkan senyum lebar. Dia memainkan ujung rambutnya sendiri sambil berkata, “Kerja sama aku dengan Tanjaya Group nggak ada hubungannya sedikit pun dengan Hutomo Group. Atas dasar apa kamu nggak mengizinkan aku pergi?”Shania melebarkan matanya dan berkata, “Nggak mungkin! Tanjaya Group nggak mungkin kerja sama dengan kamu! Bilang! Apa yang sudah kamu lakukan?! Aku peringatkan padamu, jangan mendekati keluarga Tanjaya, jangan dekati Ronald!”Rachel memejamkan matanya dengan malas. Kenapa emosi Shania begitu mudah tersulut? Apa yang ditakuti oleh perempuan itu? Apakah ada hubungannya dengan keluarga Tanjaya? Dia hanya bisa tertawa sinis ketika melihat amarah perempuan itu.Malas berdebat panjang lebar dengan perempuan di depannya, Rachel memutuskan untuk berbalik pergi. Hati Shania seperti hancur berkeping-keping ketika mendengar tawa