Karyawan yang bekerja di Tanjaya Group, baik itu hanya resepsionis saja, dia juga merupakan orang yang cukup berkedudukan. Mereka tidak ada yang melihat berita-berita tentang gosip tidak penting seperti itu. Oleh karena itu, sang resepsionis tersebut juga tidak mengenali sosok Rachel.Resepsionis itu hanya merasa perempuan di depannya ini cantik. Bisa dikatakan bahwa perempuan ini adalah sosok paling cantik yang pernah dia lihat selama dirinya hidup.“Uhuk, uhuk!” Rachel sengaja berdeham dan membuat resepsionis tersebut tersadar dalam seketika.“Maaf, maaf, Ibu mau ke ruangan CEO?” tanya resepsionis tersebut yang dijawab oleh Rachel dengan anggukan kepala.“Sudah ada bikin janji ketemu sebelumnya?” tanya resepsionis itu lagi.“Nggak ada,” jawab Rachel sambil menggelengkan kepalanya. “Aku hanya pernah ngomong kalau janji mau ketemu dengan dia saja.”Mendengar kalimat tersebut membuat sorot terkejut menghiasi mata resepsionis itu. Orang yang datang ke kantor untuk mencari CEO mereka bisa
Rachel mengalihkan tatapannya pada lelaki yang mendadak muncul di depannya sambil berkata, “Ternyata Tuan Muda keluarga Mahesa, aku pikir siapa yang menutup jalan di depan pintu.”Yohanes hanya tersenyum miring mendengar ucapan perempuan itu. Kenapa mulutnya tajam sekali? Mau diletakkan di mana muka dia sebagai seorang tuan muda keluarga Mahesa?!“Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku mau pergi dulu,” kata Rachel sambil melangkahkan kakinya.Dengan cepat Yohanes menahan lengan Rachel untuk menghentikan perempuan itu. Dia masih belum melayangkan pertanyaan pada Rachel. Tapi sebelum dia sempat berbicara, mendadak dia merasa kepalanya berputar. Detik selanjutnya tubuh lelaki itu jatuh tersungkur di atas lantai yang keras.Yohanes merasa tulangnya nyaris retak berkeping-keping. Pemandangan tersebut membuat Christopher menghela napas kasar. Ternyata perempuan di depannya ini bukan lawan yang mudah dihadapi. Dengan cepat dia membantu temannya itu untuk bangkit berdiri.“Rachel, kamu gila ya?!” m
Ronald bersuara lagi, “Dia memang hebat, kalian akan tahu setelah nanti kalian melihat dia sendiri secara langsung.”Proyek pengembangan sistem otomatis mobil kali ini merupakan proyek pengerjaan dari mereka bertiga yang membentuk tim tersendiri. Bisa dikatakan juga merupakan kerja sama dari internal tiga perusahaan. Dulu mereka masih belum mendapatkan pengembang chip yang cocok sehingga membuat proyek ini menjadi terhambat.Dua hari yang lalu Ronald mendadak menghubungi mereka berdua dan membuat mereka sedikit terkejut. Proyek yang mereka rencanakan ini merupakan yang pertama di negara ini. Orang yang tidak memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang ini tidak akan bisa menanggung tekanan kerja tersebut.Mereka berdua sangat penasaran siapa orang yang bisa membuat seorang Ronald memuji kemampuannya. Waktu berlalu perlahan-lahan dengan mereka bertiga yang sibuk berbicara hal-hal tidak penting lainnya.Tidak terasa sudah terlewati hampir 30 menit. Christopher yang memiliki sifat sedikit
Asisten tersebut menyipitkan matanya dan berkata, “Kamu tahu nggak kalau Pak Ronald, Pak Christian dan Pak Yohanes sudah berapa lama menunggu kedatangan Bu Rachel?”Wajah resepsionis tersebut semakin pucat pasi. “Pak, Dia bilang dia nggak ada buat janji. Saya hanya melakukan pekerjaan saya sesuai prosedur perusahaan. Seharusnya saya nggak salah, di-dia juga nggak mengatakan identitas dia. Saya nggak tahu kalau ternyata dia adalah tamunya Pak Ronald ….”“Cukup, sebaiknya kamu pikirkan cara untuk menjelaskan pada Pak Ronald.” Asisten itu menyapukan pandangan dingin pada perempuan di depannya, kemudian dia berbalik dan berjalan kembali ke ruangan Ronald. Sedangkan kedua kaki sang resepsionis tadi seketika lemas dan nyaris jatuh tersungkur ke lantai.Rachel mengendarai mobilnya untuk kembali ke kantornya sendiri. Roy yang membantunya mencari tempat tersebut. Lokasinya juga sangat strategis sekali. Ruangan sederhana yang hanya seluas 100 meter persegi tersebut memberikan kesan hangat.Ponse
Sampai saat itu tiba, Rachel dan Ronald akan bersatu dan menghajarnya secara bersama. Christopher sendiri juga nggak akan ikut turun tangan membantunya.Yohanes seperti memikirkan sesuatu dan dia mengelus lehernya sambil berkata, “Aku ada banyak stok wanita dan nggak ada masalah kalau kurang satu saja. Sedangkan Ronald baru pertama kali berinteraksi dengan perempuan, dia jauh lebih butuh. Karena itu aku memilih mundur.”Mendengar namanya disebut membuat Ronald menoleh dan bertanya dengan dingin, “Apa yang kalian bicarakan?”“Nggak ada apa-apa.”Christopher membekap mulut temannya itu dan kemudian ikut masuk ke dalam mobil bersama dengan Ronald.Rachel terlihat tengah menyibukkan hal-hal kecil yang tidak begitu penting di ruang kerjanya. Setelah semuanya selesai, dia mulai mengunggah info mengenai lowongan kerja di internet. Sebelum informasi tersebut berhasil diunggah, terdengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya.Dia pikir ada karyawan yang datang melapor, tetapi dia mendapati tiga
”Pak Ronald, Pak Yohanes dan Pak Christopher, kalian ada pertanyaan yang mau ditanyakan?”Rachel duduk tegak sambil menatap ketiga lelaki di depannya dengan sorot matanya yang dingin. Yohanes mengelus dagunya lagi dan berkata, “Kamu memang menjelaskannya dengan kata-kata yang nggak aku mengerti, tapi karena aku nggak mengerti makanya terlihat kamu sangat profesional. Aku nggak ada pendapat apa pun.”“Bu Rachel, kamu memang pantas disebut pengembang chip,” kata Christopher sambil mengacungkan ibu jarinya.“Dengan adanya kamu yang bergabung dalam proyek A-F kami, aku percaya kalau mobil ini akan laku besar di pasaran.”Ronald menganggukkan kepalanya dan berkata, “Tanda tangan kontrak.”Christopher yang selalu membawa kontraknya langsung mengeluarkan kontrak tersebut. Ada beberapa bagian yang masih kosong di bagian persentase profit dan juga tanda tangan.“Profit untuk proyek ini dibagi rata untuk kami bertiga, dengan bertambahnya Bu Rachel maka akan diberikan 10 persen untuk Bu Rachel,”
“Kita lihat kamu selanjutnya berani sembarangan bicara atau nggak!” sentak Christopher sambil melirik lelaki itu sinis.“Memangnya salah aku?” sahut Yohanes dengan wajah tanpa berdosa.“Di internet tulis kalau dua bayi kembar yang dia lahirkan empat tahun lalu sudah meninggal. Makanya aku pikir anaknya sudah nggak ada. Tapi sekarang dia malah bilang mau jemput anaknya? Menurut kalian apa yang sebenarnya terjadi?” lanjut lelaki itu lagi.Dengan tenang dan datar Ronald berkata, “Dua anaknya masih hidup dan sehat, nggak meninggal. Lain kali jangan ngomong seperti itu lagi.”Yohanes membelalakkan matanya tidak percaya. Kemudian dia menelan air liurnya dengan susah dan berkata, “Maksudnya dia ada dua anak, kamu juga ada dua. Kalau kalian bersama, berarti kalian ada empat anak! Astaga! Sulit dipercaya sekali!”Ronald hanya menyapukan pandangannya dengan dingin dan berkata, “Kata siapa kalau kami bakalan bersama?”“Sudahlah! Kamu jangan bohong! Rachel begitu cantik, kemungkinan banyak lelaki
Rachel tiba di club dan mendorong salah satu pintu ruangan kemudian masuk. Terlihat sosok Melvin yang tengah terlilit tali di seluruh tubuhnya dan tersungkur di atas lantai dengan tidak berdaya.“Rachel, akhirnya kamu datang.”Lelaki itu terlihat seperti seekor ulat yang menggeliat di sana. Kemudian seorang lelaki berbaju hitam menendangnya dan berjalan ke arahnya sambil merokok dan berkata, “Uangnya sudah dibawa?”“Sepuluh miliar, nggak ada kurang satu perak pun!” jawab Rachel sambil melempar tas koper yang ada di tangannya.Lelaki berbaju hitam tersebut melempar koper tersebut ke arah anak buahnya yang ada di belakang untuk diperiksa. Setelah diperiksa selama sepuluh menit lamanya baru mereka menutup kembali tas koper tersebut dan melepaskan lelaki itu.Rachel menarik kerah baju Melvin sambil berjalan keluar dari dalam ruangan.“Rachel, aku yang salah. Kamu jangan marah, lain kali aku nggak akan datang ke tempat seperti ini lagi.”“Marah sama kamu? Cih! Aku nggak kurang kerjaan!” sen