Vie Yui menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab pertanyaan ayahnya, "Kawanku yang beberapa bulan lalu pernah datang ke sini, Ayah.""Maksudmu Lien Lie putri kepala suku itu?" tanya Hu Gou menatap wajah putrinya."Benar, Ayah. Dia tahu semuanya."Hu Gou terdiam sejenak, lalu berpaling ke arah Feng Guang. "Bagaimana, Feng Guang? Apakah kau akan menemui Lien Lie?" tanya pria paruh baya itu meluruskan pandangannya ke arah Feng Guang yang duduk bersebelahan dengannya."Tidak perlu, Paman. Semua informasi yang diberikan oleh Lien Lie kepada Vie Yui sudah cukup bagiku untuk mencari keberadaan Yang Mulia Raja Hao Xiong Han," jawab Feng Guang lirih."Baiklah kalau memang seperti itu," kata Hu Gou. Setelah itu, ia kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Vie Yui.Informasi yang Vie Yui dapatkan dari kawannya yang bernama Lien Lie disampaikan semuanya kepada Hu Gou, dan itu menjadi modal yang sangat berharga bagi Feng Guang untuk melakukan penelusuran lebih lanjut lagi terkait keberadaan Raja
Vie Yui hanya mengangguk sambil tersenyum manis menatap wajah Feng Guang. Dari sorot matanya terpancar sebuah harapan, Vie Yui benar-benar jatuh hati pada Feng Guang."Nanti saja, aku masih ingin menemanimu di sini.""Ya sudah, terserah kau saja." Feng Guang tersenyum lebar memandang wajah Vie Yui yang sedari tadi terus memandanginya.Rasa kagum dan rasa cinta terhadap Feng Guang semakin membahana saja dalam jiwa dan pikiran Vie Yui.'Aneh sekali, baru bertemu saja aku sudah memiliki perasaan cinta terhadap Feng Guang. Semoga saja, perasaan yang ada padaku tidak melingkari sebelah tangan,' batin Vie Yui."Kau kenapa memandangku seperti itu, Vi Yui?" tanya Feng Guang mengerutkan keningnya."Ti-tidak apa-apa, Feng Guang," jawab Vie Yui gugup. “Aku hanya kagum saja atas kebaikan dan perhatianmu,” sambungnya lirih."Memangnya tidak ada pria lain yang menjadi perhatianmu?""Aku tidak memiliki kawan seorang pria. Semua kawanku wanita semua, dan baru kali ini aku bisa dekat dengan pria."“Ma
Hu Gou tersenyum sambil mengangguk pelan. "Kau harus waspada dengan orang-orang kepercayaan Cian Buke dan Jenderal Tuo Hang. Sebagian dari mereka adalah para pendekar sakti yang memiliki kepandaian tinggi," kata Hu Gou lirih."Iya, Paman." Setelah itu, Feng Guang berpaling ke arah Vie Yui. "Aku berangkat sekarang Vie Yui," kata Feng Guang pamit.Vie Yui yang sedari tadi menahan kesedihannya karena harus berpisah dengan Feng Guang tidak dapat berkata apa-apa, ia hanya mengangguk sambil tersenyum hambar. Tampak jelas dari raut wajahnya, ada rasa sedih yang cukup mendalam, dua bola matanya pun berkaca-kaca saat menatap wajah Feng Guang.Hanya dalam waktu singkat saja, Feng Guang sudah sukses menyuburkan benih-benih cinta di hati Vie Yui. Akan tetapi, perasaan cinta gadis itu harus kandas dengan pernyataan Feng Guang yang secara jujur mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki seorang kekasih. Walau demikian, Vie Yui dapat menerima kenyataan pahit itu, sehingga dirinya berusaha mengubur semu
Feng Guang tampak semringah sekali mendengar kesiapan dua orang pria tersebut. Ia hanya mengangguk dan kembali duduk di tempat semula.Selesai makan, Feng Guang langsung ikut dengan kedua orang itu. Mereka mamacu kuda masing-masing menuju sebuah tempat yang berada di pinggiran ibu kota. Tempat tersebut merupakan tempat tinggal salah seorang dari kedua pria itu.Mereka adalah Dui Mui dan Hok Shin, keduanya merupakan penduduk asli ibu kota Yuanzi. Sedikit banyaknya mereka mengetahui apa saja yang terjadi di wilayah tersebut. Terutama tentang isu sakitnya Raja Hao Xiong Han.Setibanya di kediaman Dui Mui, Feng Guang memperkenalkan dirinya, karena di rumah makan tadi ia belum sempat berkenalan dengan Dui Mui dan Hok Shin. Setelah saling memperkenalkan diri masing-masing, mereka langsung melakukan pembicaraan penting."Mohon maaf sebelumnya, kami sudah merepotkan Tuan Pendekar dengan mengajak Tuan datang ke sini. Hal ini sengaja kami lakukan demi menghindari mata-mata istana yang banyak be
Sang raja tersenyum lebar menanggapi pertanyaan Feng Guang. Lalu menjawab, "Ya, aku masih mengenalimu. Kau adalah Feng Guang kesatria Shengcun yang selama ini menjadi harapan kerajaan ini," kata sang raja menatap tajam ke arah Feng Guang.Raut wajahnya yang pucat kini tampak semringah, hal itu menandakan bahwa sang raja merasa bahagia dengan kedatangan Feng Guang yang akan membebaskannya dari siksaan yang sudah berbulan-bulan ia alami di dalam penjara tersebut."Mohon maaf, Yang Mulia. Di mana Pangeran dan istri Yang Mulia?""Mereka sudah tewas di tangan Jenderal Tuo Hang dan aku disekap di tempat ini sudah hampir tiga bulan. Mereka menyiksaku dan memperlakukan aku seperti binatang. Aku hanya diberi makan dua hari sekali, itu pun hanya dengan makanan sisa." Sang raja berkata dengan wajah mendung dan mata berkaca-kaca.Feng Guang tampak terenyuh dan merasa iba melihat kesedihan yang terpancar dari wajah sang raja."Yang Mulia harap tenang! Hamba akan membantu Yang Mulia keluar dari tem
Feng Guang tersenyum lebar, lalu menjawab pertanyaan sahabat barunya itu, "Kau jangan khawatir! Aku akan membicarakan semuanya kepada Tabib Cun, aku percaya dia tak mungkin membocorkan rahasia ini."Mendengar jawaban Feng Guang, Hok Shin bisa bernapas lega dan tidak khawatir lagi kalau Tabib Cun akan membocorkan keberadaan Raja Hao Xiong Han."Baiklah kalau memang seperti itu. Aku percayakan semuanya kepada Ketua," Hok Shin berkata sambil menjura penuh hormat.Feng Guang meluruskan pandangannya ke wajah Hok Shin, lalu berkata lagi, "Langkah selanjutnya, kita harus segera mempersiapkan diri dalam menghadapi para prajurit kerajaan. Beberapa hari ke depan, aku akan membawa sang raja ke desa Shengcun, kalau selamanya di sini terlalu berisiko.""Lantas, bagaiman dengan kami, Ketua?""Kau dan semua yang ada di sini boleh ikut denganku ke desa Shengcun. Di sana kita akan menghimpun kekuatan untuk segera melakukan perlawanan terhadap pasukan kerajaan.""Baik, Ketua. Aku akan membicarakan hal
Raja hanya tersenyum dan langsung melangkah dengan diikuti oleh Feng Guang, Dui Mui, dan Hok Shin.Tiba di perkemahan, Feng Guang duduk bersama dengan Raja Hao Xiong Han, Dui Mui, dan Hok Shin. Mereka langsung berbincang santai menikmati suasana sore dengan hidangan makanan dan minuman hangat yang dibuatkan oleh salah seorang pelayan yang ikut dalam rombongan tersebut..Ada banyak hal yang dibicarakan oleh sang raja kepada Feng Guang dan dua kawannya. Salah satunya adalah terkait pembentukan pasukan khusus yang akan bertugas menjaga keamanan selama sang raja berada di desa Shengcun. Hal tersebut digagas oleh Feng Guang dan disetujui oleh Dui Mui dan Hok Shin."Terserah kalian saja, aku pasti mendukung dan sangat berterima kasih atas kesetiaan kalian kepadaku," kata sang raja."Terima kasih, Yang Mulia," ucap Feng Guang secara bersamaan dengan Dui Mui dan Hok Shin.Selanjutnya, Feng Guang sendiri yang membentuk pasukan khusus yang bertanggung jawab atas keselamatan raja selama berada d
“Feng Guang!” teriak seorang pria dengan wajah berlumuran darah, ia berjalan terhuyung-huyung menghampiri seorang bocah laki-laki yang sedang duduk di beranda rumah. Melihat pemandangan seperti itu, Feng Guang tampak kaget sekali. “Paman!” Feng Guang langsung menyambut pamannya yang hampir jatuh.“Panggil ayahmu, cepat!”Feng Guang langsung berlari ke belakang rumah hendak memanggil ayahnya yang saat itu sedang memperbaiki kandang ternak. Tidak lama kemudian, bocah laki-laki itu sudah kembali ke beranda rumah bersama sang ayah.“Bertahanlah! Aku akan mengobati lukamu,” kata Tuan Guang menyangga tubuh adiknya yang sudah lemah tak berdaya.“Tidak perlu! Sekarang, dengarkan aku.” Sang Paman berusaha berbicara sambil menahan rasa sakitnya. “S-semua orang, termasuk anak dan istriku telah terbunuh. Kalian harus pergi dari desa ini.”“Siapa yang melakukannya?” tanya Tuan Guang.“Para pendekar Sekte Iblis Merah,” jawabnya dengan suara parau, “Cepat, kalian pergi! Sebentar lagi mereka pasti k