An Yishui mendekati patung prajurit itu dan mulai mengalirkan qi di tangannya. Sebuah aura berwarna jingga yang hanya terlihat olehnya tercipta. Namun kedua gadis itu bisa merasakan kehadiran kekuatan yang kuat dan tangguh milik An Yishui.BLARRR ...KRAAKK ...Setelah mengarahkan kekuatannya pada patung prajurit itu, telapak tangan patung itu hancur berkeping-keping dan terjatuh di atas lantai.Guo Jia Yu segera duduk bersimpuh untuk mencari sesuatu diantara kepingan-kepingan itu. Sementara Hai Lanzhu masih saja tercekat menyaksikan semua itu."Nona Hai Lanzhu, aku akan membayar ganti rugi untuk kerusakan patung ini. Jangan khawatir ..." ucap An Yishui mengartikan keterkejutan Hai Lanzhu sebagai bentuk dari perasaan takut dan khawatir."Hah? Tidak perlu. Patung ini hanya rusak sedikit saja. Aku akan meminta pengrajin handal untuk segera memperbaikinya." sahut Hai Lanzhu cepat."Maaf sudah merepotkan.""Hanya masalah kecil saja kok. Tuan An tidak perlu merasa sungkan." Hai Lanzhu meny
"Guo Jia Yu, apa yang terjadi?"An Yishui cukup keheranan karena tiba-tiba saja gadis itu mendatangi kamarnya di tengah malam dan terlihat sedang terburu-buru. Bahkan Guo Jia Yu terlihat panik dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Padahal cuaca saat ini cukup dingin."Yishui ... Zhu'er dan Xing'er masih hidup ... mereka ... mereka sedang membutuhkanku ... aku harus menyelamatkan mereka ... aku harus menemui mereka ..." ucap Guo Jia Yu sangat panik dengan bulir-bulir bening yang sudah membasahi wajah putih tanpa riasan itu."Yishui ... kita harus segera menemukan kedua cincin lainnya. Ayoo kita bergegas ... aku tidak boleh menunda-nunda dan bersantai di dunia ini. Tidak boleh ..." imbuh Guo Jia Yu berniat untuk bergegas pergi kembali.Namun An Yishui segera meraih tangannya dan menahannya."Yishui, aku tidak boleh bersantai. Aku harus bergegas dan menyelamatkan mereka ..." ucap Guo Jia Yu kembali."Kamu tenanglah dulu, Jia Yu! Ayo masuk ..." An Yishui betkata dan menggiring gadia
Siang harinya An Yishui dan Guo Jia Yu melakukan penerbangan untuk pergi ke kota Dunhuan. Pada awalnya An Yishui menyarankan untuk pergi lusa, namun rupanya Guo Jia Yu sudah sangat tidak sabar dan ingin segera mendatangi kota Dunhuan.An Yishui kembali menolak untuk menggunakan jasa pemandu wisata. Dia memutuskan untuk pergi menyisiri Goa Magao bersama Guo Jia Yu saja agar lebih leluasa.Mereka memasuki Goa Magao yang membentuk kuil-kuil dan menyusuri lorong goa yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran itu dan Patung Budha yang cukup termasyur di Negeri Tirai Bambu ini. Dimana terdapat sekitar 735 pahatan, 450 ribu gambar relief dan lebih dari 2000 patung Budha yang terbuat dari tanah liat.Tubuh Guo Jia Yu kembali terhuyung, dan seorang pengunjung tidak sengaja menyenggolnya. An Yishui yang berada disampingnya dengan sigap menahannya sebelum terjatuh."Maaf ..." ucap pengunjung itu sebelum dia berlalu."Kita beristirahat dulu ..." ajak An Yish
Guo Jia Yu mengamati dinding itu dan berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. Jemari lentiknya juga mengusap ukiran-ukiran dinding itu."Yishui ... aku pernah melihat ini ... aku mengingat ukiran naga yang mengitari pagoda kembar ini." lirih Guo Jia Yu. "Ya! Aku pernah melihatnya di dalam mimpi-mimpiku sebelumnya." imbuhnya yakin dan menengadahkan wajahnya menatap An Yishui.Mereka saling menatap dan mengangguk samar, seakan saling memahami apa yang akan dilakukan selanjutnya."Baik, menjauhlah sedikit ..." ucap An Yishui.Guo Jia Yu segera mundur, sementara An Yishui kembali mengeluarkan kekuatan spiritualnya. Sebuah aura berwarna jingga tercipta dan menghantam dinding tersebut hingga roboh.BUUMMM ...DUARR ...An Yishui melihat ada sesuatu yang berkilauan ketika terkena pencahayaan ponselnya. Benda tersebut masih terselip diantara dinding yang belum roboh. Dia segera memeriksa lebih dekat hingga melihat sebuah simbol n
An Yishui menghela nafas berat dan berjalan mendekati jendela kamarnya. Gorden yang masih terbuka itu membuatnya bisa melihat panorama indah yang ada di kota Dunhuang. "Aku adalah An Yishui. Manusia biasa biasa sepertimu. Tapi ... apakah kamu ingat ... disaat kita berada di Pagoda Enam Harmoni saat itu, kita telah mendapatkan sebuah energi murni yang sangat langka? Dan semenjak saat itu aku bisa menggunakan beberapa teknik luar biasa. Salah satunya adalah teknik teleportasi yang baru saja aku gunakan." ucap An Yishui tidak sepenuhnya berbohong. Guo Jia Yu terdiam mencerna ucapan An Yishui, dia juga berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. "Benar, semenjak mendapatkan energi murni itu, aku juga mulai melihat sesuatu melalui mimpi. Bahkan ketiga cincin perak kuno itu ... aku juga melihatnya melalui mimpi-mimpiku." ucap Guo Jia Yu menatap kedua jemarinya rumit. "An Yishui, aku percaya padamu ..." imbuhnya menengadahkan wajah menatap An Yishui. "Aku akan kembali untuk beristirahat
Benua Luo adalah Benua yang ditempati oleh para kultivator tingkat tinggi. Dan di Benua ini terkenal memiliki 2 kultivator terhebat. Mereka selalu saja bermusuhan dan berperang di seumur hidupnya. Hingga tibalah saat mereka harus berduel untuk menentukan siapa yang terkuat dari mereka.Langit berwarna gelap gulita, angin bertiup begitu kuat, hujan mengguyur dengan begitu derasnya dan halilintar terdengar saling bersahutan. Terlihat dua orang kultivator yang cukup legendaris dan merupakan musuh bebuyutan sedang beradu kekuatan.Terlihat keduanya sama-sama mengeluarkan kekuatannya dan bertarung dengan sepenuh tenaga. Dua senjata yang terbuat dari artefak tingkat tinggi beberapa kali berdenting nyaring saling beradu.Seakan tidak pernah merasa lelah, mereka masih saja melanjutkan pertarungan sengit itu selama 100 hari 100 malam. Mereka tidak akan berhenti hingga salah satu dari mereka terkalahkan."Xiao Yuhao, hari ini kamu benar-benar akan berakhir!!"Wen Mubai yang masih memakai jubah m
Beijing Tiantan Hospital"Kami sudah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan tuan muda Fu Yishui. Namun ... maafkan kami, tuan muda Fu Yishui tidak tertolong lagi."Seorang pria yang mengenakan jas almamater putih menyampaikan berita duka itu untuk seorang wanita yang masih terlihat cantik berusia sekitar 40 tahun yang datang ditemani sopirnya. Karena saat ini suaminya masih berada di Luar Negeri bersama istri pertamanya untuk urusan bisnis."Tidak ... Yishui ..."Karena merasa begitu syok mendapatkan kabar kematian sang putra, tubuhnya seketika ambruk dan hilang kesadaran."Nyonya An Jiu!" pria itu menangkap tubuh nyonyanya dan segera menggendongnya. "Dokter aku serahkan padamu, aku akan membawa nyonya terlebih dulu terlebih dulu."...Dingin, hening dan terasa begitu mencekam. Beginilah suasana malam ini di ruang dimana jasad Fu Yishui berada saat ini. Pihak keluarganya masih saja membiarkan jasadnya berada di rumah sakit dan akan segera mengurus serta mempersiapkan prosesi pem
Zhejiang University'Sekolah? Sial sekali ... seharusnya hari-hariku kugunakan untuk meningkatkan tingkatan kultivasiku yang sudah hampir mencapai tingkatan Abadi. Gara-gara Wen Mubai aku malah mati sebelum mencapainya. Awas saja jika bertemu kembali nanti! Aku akan benar-benar melenyapkanmu tanpa ampun!'Batinnya geram sembari menendang sebuah botol minuman kaleng yang kebetulan mengganggu jalannya.KLANG ...KLONTANG ..."Keparaat!! Siapa yang berani melemparkan botol kaleng minuman ini?!" seorang pemuda berperawakan bak preman kampus terlihat uring-uringan karena pakaiannya menjadi kotor dan basah karena terkena sisa air dari minuman kaleng yang muncrat itu.Sementara Fu Yishui terlihat berdiri dengan santai dan menatap remeh ke arah pemuda itu dengan sepasang mata tajamnya yang memicing, "Aku yang menendangnya! Ada masalah? Tidak suka?" ucapnya dengan santai.Semua orang kini beralih menatap ke arah Fu Yishui yang bahkan berjarak hampir 10 meter dari mereka."Bukankah itu Fu Yishu