Hyu dan Jingga telah kenyang oleh semua Omelan kepala sekolah. Wajah mereka berubah masam dan kesal, terutama Jingga. Menurutnya ia tak salah. Bahkan tak pernah salah. Hyu pantas dipukuli, dia seorang bajingan kriminal.
Jingga menyukai Nayla sejak SMP, ia berusaha keras untuk dapat terlihat pantas Dimata gadis itu. Tapi sayang, orang yang ia sukai adalah orang yang mungkin bisa ia miliki.
Nayla adalah gadis dengan banyak pengagum, berbagai macam laki-laki datang untuk mendekat dengannya. Itu membuat mental Jingga langsung menyusut. Setelah berjuang satu tahun, ia akhirnya menyerah dan memilih untuk melihat Nayla dari kejauhan. Tapi siapa yang menyangka ada bajingan kotor yang menyentuhnya.
Hyu tak pantas untuk Nayla. Gadis itu berhak mendapatkan yang terbaik. Bukan seseorang yang bodoh dan mudah di manipulasi oleh gadis lain.
Semua orang telah tau bagaimana dekatnya Dena dan Hyu di Sekolah. Laki-laki itu s
Nayla duduk dan menunggu Hyu di dalam kamar mereka. Sudah satu bulan mereka saling tak saling bertegur sapa. Sekarang mereka harus menyelesaikan masalah yang ada. Mereka tak mungkin berdiam diri lebih lama lagi. Setelah beberapa saat, suara pintu yang terbuka berhasil mengalihkan perhatian Nayla. Dibalik pintu terlihat Hyu yang berjalan sedikit pincang sambil menunduk. Nayla menunggu Hyu untuk berbicara padanya mengenai kejadian di sekolah. Tapi Hyu sepertinya masih enggan untuk bicara padanya. Laki-laki itu justru berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian baru. Setelah itu dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Melihat Hyu yang diam saja, Nayla menjadi tak tahan dan ingin bertanya. "Apa tidak ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan?" Hyu menatap Nayla dengan tatapan datar. "Tidak ada." Melihat respon Hyu yang begitu cuek, sontak saja itu membuat Nayla sedikit kesal. Ia sudah terbiasa menyelesaikan masalah dalam waktu
Hyu memeluk istrinya yang mulai menangis. Hati teriris sedikit demi sedikit, ia takut kejadian di masa lalu terulang kembali.Di kehidupan sebelumnya, Hyu dipukuli oleh banyak siswa disekolah. Tapi ia melawan dengan keras karena ia tak merasa salah. Baginya Nayla pantas dilecehkan. Setelah ia dipukuli, ia selalu mengutuk Nayla didalam hatinya. Mereka Nayla adalah pembawa sial yang membuatnya mengalami kemalangan semacam ini.Atas dorongan dari Dena, ia meminta saran dari Sean untuk mencari tempat aman untuk aborsi. Saat pulang ke rumah, ia marah pada Nayla dengan cara yang sama seperti yang ia lakukan saat ini. Ia langsung meminta Nayla untuk melakukan aborsi.Saat itu kandungan Nayla masih terbilang kecil, 2 atau 3 bulan. Ia tak terlalu ingat. Tapi yang jelas, ia marah pada gadis itu dan menyuruhnya untuk menjatuhkan anak mereka.Nayla adalah gadis dengan harga diri tinggi. Di hina dan dipojokkan oleh suaminya sendiri, tentu saja ia tak terima. Ia pun me
Nayla menggenggam tangan suaminya dengan erat sambil berteriak."Ayo ibu semangat, sebentar lagi!"Entah sudah berapa kali dokter itu mengatakan hal yang sama, tapi hingga kini anak itu belum keluar juga. Hyu yang panik hanya dapat ikut menangis bersama istrinya. Bagaimana ia bisa menyemangati Nayla, sedangkan ia saat ini tak bisa menenangkan dirinya sendiri.Hyu membelai wajah istrinya dan menangis bersamanya. "Jangan punya anak lagi. Ini terakhir kalinya kamu melahirkan. Aku tidak mau melihatmu diruang ini lagi di masa depan. Jadi berjuang sekali ini saja, jangan sampai terluka."Hyu menangis dengan cara yang menyedihkan, itu membuat Nayla semakin bersemangat. Ia tak bisa menghibur suaminya seperti biasa, tapi ia berteriak lebih keras dan mencoba berusaha sekuat tenaga."Kepalanya sudah terlihat!" Ucap Dokter itu bersemangat.Mendengar hal itu Nayla semakin berteriak dengan keras sambil meremas tangan suaminya. Setelah beberapa lama suara
Jiwa Nayla dan Hyu terus terombang ambing entah kemana. berbagai macam kenangan ada di benak mereka saat ini. ini merupakan ingatan yang dimiliki oleh Nayla sebelum mereka saling kenal....Nayla merupakan seorang gadis yang berumur 17 tahun. Dia terlahir sebagai Putri seorang konglomerat dengan kekayaan melimpah dan ternama di negaranya. Sebagai seorang putri sulung tentu saja dia memiliki temperamen yang yang sombong dan arogan. Akan tetapi hanya sedikit orang yang tahu bahwa dia adalah gadis yang sensitif dan peka terhadap lingkungannya.Nayla memiliki kehidupan keluarga yang sedikit rumit. Tentu saja hal itu dikarenakan keluarganya yang terlampau kaya. Sang ayah adalah orang terkaya dengan umur yang terbilang masih muda. Sebagai orang terkaya tentu saja Ayahnya tak pernah bermain dengan satu perempuan saja. Ayahnya adalah orang yang tampan yang diincar oleh banyak wanita. Tentu saja ayah Nayla dikelilingi oleh banyak wanita bahkan setelah lak
Seluruh ruangan Nayla terdiri dari pernak-pernik mewah yang didominasi warna putih. Dengan lampu-lampu kristal cantik dan berkilau yang menghiasinya. Kamar itu terlihat sangat anggun bersih dan elegan, seperti menggambarkan bagaimana kepribadian sang pemilik ruangan. Sebagai seorang putri sulung dari hubungan yang sah, Nayla tak mungkin memiliki sesuatu yang biasa-biasa saja. Nayla telah terbiasa dimanjakan oleh kekayaan dan kemewahan. Saat dia bangun para pelayan akan berjejer setidaknya lima orang didepan pintu kamarnya. Mereka terus berdiri sambil menunggu perintah darinya. Saat ini Nayla berusia 17 tahun, tepatnya kelas 2 SMA. Masa-masa paling santai dan paling membahagiakan menurut sebagian siswa. Akan tetapi baginya semua masa-masa sekolah adalah masa-masa yang biasa saja. Terkesan hambar dan tak penting. Nayla segera bangun dari tempat tidurnya. Rambut miliknya sedikit berantakan namun tak mengurangi keindahan wajah yang dia miliki. Nayla selalu
Nayla merupakan gadis yang sangat pendiam. Terkadang kecantikan dan keanggunan yang dia miliki membuatnya sangat mudah terlihat mencolok. Jauh di dalam hatinya, ia selalu enggan untuk tampil di depan banyak orang.Nayla selalu digambarkan sebagai seorang gadis dengan gelar Pheonix. Gadis yang kaya cantik dan anggun. Gadis yang disukai oleh banyak orang. Gadis yang membuat orang merasa terintimidasi karena kesempurnaan yang dia miliki.Gambaran yang dimiliki Nayla inilah yang membuatnya terkadang berada di tempat-tempat yang sedikit samar. Hal itu terjadi juga di dalam kelas. Nayla selalu duduk di bangku paling tengah bagian kiri atau kanan ruangan. Ia ingin mencegah dirinya terlihat terlalu mencolok dan enggan duduk di belakang karena terlihat terlalu dipinggirkan.Kebiasaan Nayla ini tentu saja sangat berbeda dengan kebiasaan sang adik. Dena yang selalu terlihat tertindas dan sedikit lugu, selalu duduk di belakang sejak awal mereka masuk ke sekolah ini. H
Pertarungan antara Bima dan Nayla masih menjadi pembicaraan hangat. Beberapa orang terus membicarakannya dan tentu saja cerita tersebut dilebih-lebihkan. Bahkan setelah beberapa hari cerita tersebut semakin berkembang menjadi rumor-rumor aneh yang terkadang di luar dari konteks.Berbagai versi cerita lengkap mengenai perseteruan 3 orang paling dikenal di sekolah ini terus perkembangan dan diyakini oleh banyak pihak.Ada yang mengatakan pertengkaran dan Bima bukan hanya pertengkaran bertukar kata saja. banyak yang berspekulasi Bima tak segan bermain tangan pada Nayla. Bahkan ada yang mengatakan Bima menghina Nayla dengan sebutan yang sangat tidak pantas.Ada pula yang mengatakan Bima dan Nayla adalah cinta masa kecil. Dimana Dena sengaja merayu Bima untuk membalas dendam atas intimidasi yang dilakukan Nayla padanya. Hal itu membuat Nayla marah dan tak terima. Apalagi Bima cenderung membela Dena dan itu membuat Nayla semakin naik pitam.Namun ada sala
Nayla tak pernah peduli dengan semua omong kosong yang ada di luar sana. Waktu yang ia miliki terlalu berharga untuk menanggapi berita-berita yang tak penting. Nayla selalu menyadari bahwa tak semua orang yang bisa dia tutup mulutnya. Sebagai seseorang yang memiliki akal sehat dan IQ yang tinggi. Nayla sadar ia tak bisa membuat semua orang puas dengan semua hal yang ia lakukan dan yang ia katakan. Nayla akan terus memilih untuk diam dan pergi dari semua masalah yang ditimbulkan oleh Dena. Walaupun Nayla tak memiliki kasih sayang sedikitpun untuk Dena dan ibunya. Nayla tak pernah memiliki niat sedikitpun untuk mengganggu mereka. Baginya semua masalah yang mereka alami itu murni kesalahan mereka sendiri. Ia tak memiliki kewajiban untuk memperbaiki kesalahan mereka, karena mereka adalah orang yang masuk ke dalam kehidupannya tanpa diundang. Akan tetapi semua rumor-rumor aneh yang beredar di sekitaran sekolah ternyata belum juga mereda hingga beberapa hari lamany