Penonton bersorak sejak Owen mencetak gol luar biasa itu."Wah, Universitas Samudra! Mereka sangat hebat!""Siapa nomor sepuluh itu? Semua gol yang dia cetak ditendang jauh dari gawang! Apakah dia pemain terbaik dunia atau semacamnya?""Tunggu, apa kamu tidak tahu siapa dia? Dia Owen Green dan dia sudah terkenal saat penyisihan grup."Setelah mengalahkan Universitas Normal Selatan dengan skor delapan belas banding nol, ketenaran Owen meningkat pesat. Owen juga menarik perhatian semua orang penting di industri sepak bola. Bahkan, pemilik beberapa klub tingkat atas telah menaruh perhatian serius terhadap Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional Negara Washal.Owen bertemu dengan banyak wartawan yang ingin mewawancarainya.Namun, Owen mengabaikan semua orang dan menolak untuk melakukan wawancara. Para wartawan itu tanpa daya mengalihkan perhatian mereka dari Owen ke Gerardo.Pertandingan berikutnya akan dimulai empat har
"Bangun!"Owen meraih pergelangan tangan Fiona, lalu melompat mundur sekitar enam meter.Anehnya, Fiona berhasil mengambil semua tasnya dalam setengah detik sebelum Owen melompat menjauh. Dia tidak akan meninggalkan baju dan alat rias yang baru saja dibelinya.Owen terus memperhatikan meja itu.Begitu Owen melompat pergi, terdengar suara berderit dari meja dan kursi.Setelah Owen berdiri tegak di lantai, dia melihat ada tiga lubang di atas meja dan kursi itu, yang terjadi akibat korosi oleh sesuatu."Mengesankan sekali, kamu bisa mengetahui keberadaan racunku."Seorang pria setinggi 160 sentimeter dengan kulit kecokelatan muncul di sebelah Andrew, lalu dia berkata, "Mungkin kita memang telah meremehkan anak-anak muda saat ini. Mungkin kamu memang tangguh, Nak. Namun, sayang sekali, yang kamu lawan ini adalah Sekte Bela Diri Racun."Andrew tertawa kecil. Dia berdiri sambil tersenyum, "Akhirnya, Devon! B
Davina batuk darah. Dia adalah ratu di keluarganya, namun putranya yang tersayang memperlakukannya seperti orang asing."Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada ibumu dan keluargamu sendiri, dasar berandal tidak tahu berterima kasih?""Tutup mulutmu, dasar murahan."Donald sama sekali tidak menunjukkan rasa hormatnya terhadap Davina dengan menyela ucapannya."Masih ada pertanyaan? Aku hanya menjawab karena kamu ibuku, oke? Mari kita langsung saja ke intinya!" kata Donald tidak sabar.Orang-orang yang ada di sekitar Donald segera berkumpul di sekelilingnya. Beberapa orang membantunya agar duduk di kursi dengan baik, beberapa lainnya membawakannya air, dan beberapa lainnya lagi menyeka darah yang ada di mulutnya.Davina mengerlingkan matanya, lalu sekujur tubuhnya bergetar. Dia menepuk dadanya dengan pelan, lalu bertanya, "Kamu sudah bukan anakku lagi! Sekarang, jawab saja pertanyaan terakhirku! Di mana Kade? Dia adalah bo
Owen masih tetap tersenyum. Sudut mulutnya melengkung, membuat Owen terlihat tampan, namun juga berbahaya.Akan tetapi, Devon tahu niat membunuh yang ada di balik senyum Owen itu dan jantungnya berdebar ketakutan."Jangan. Jangan mendekat. Aku ini salah satu pemimpin Sekte Bela Diri Racun. Kalau kamu membunuhku, Sekte Bela Diri Racun tak akan tinggal diam." Devon melangkah mundur. Luka di bahu kanannya ditutupi dengan tangan kirinya, namun darah masih mengalir melalui celah di antara jari-jarinya.Dengan ekspresi mencibir, Owen berkata dengan nada mengejek, "Apa Sekte Bela Diri Racunmu cukup kuat untuk mengalahkanku? Kamu pikir aku akan melepaskanmu begitu saja setelah kamu menyerangku?"Saat itu, ekspresi wajah Devon terlihat aneh sebab dia ketakutan sekaligus merasa kesakitan.Kekuatan yang diperlihatkan Owen tadi sudah membuat Devon merasa ketakutan. Devon tidak bisa melukai Owen dengan Tapak Racunnya. Owen malah menebas salah satu lengan Devon hingga putus. Devon takut dia akan ca
"Jangan mendekat. Kalau kamu bisa, bertarunglah melawan Owen secara sportif setelah dia pulih!" Fiona mengangkat kedua tangannya dan melindungi Owen seperti induk ayam yang melindungi anak-anaknya.Andrew berjalan hingga dia berjarak sekitar dua meter saja dari Fiona. Bibir Fiona menjadi pucat karena ketakutan."Bertarung melawan Owen secara sportif? Nona Harvey, kamu pasti bercanda. Owen itu Raja Pengadilan Dunia Hitam yang menakutkan. Tak seorang pun dari Dunia Hitam yang berani bertarung secara sportif dengannya."Andrew berkata dengan sombong, "Aku menduduki peringkat kelima di Dunia Hitam Westner. Kalau aku bisa mengalahkan Owen, aku akan memenuhi syarat untuk menjadi nomor satu. Bagaimana mungkin aku melepaskan kesempatan bagus seperti itu?""Apa maksudmu? Kamu pasti salah mengira Owen dengan orang lain. Dia cuma seorang mahasiswa biasa.""Seorang mahasiswa biasa? Nona Harvey, kurasa kamu bahkan tak tahu identitas Owen yang sebenarnya. Selain aku, tak ada seorang pun dari Sekte
"Sialan! Tak kusangka Owen seberat ini. Capek sekali."Fiona menyeret Owen ke kamar mandi hingga dirinya bersimbah keringat.Saat ini, Fiona tidak sengaja menyentuh dahi Owen dan berkata, "Astaga! Panas sekali. Baiklah, aku harus cepat."Oleh karena itu, Fiona buru-buru melepas pakaian Owen dan mengisi bak mandi dengan air hangat.Owen perlahan-lahan sadar kembali. Samar-samar, dia merasakan kehangatan di sekitarnya dan sayup-sayup mendengar keluh kesah Fiona."Ya ampun! Berani-beraninya kamu memintaku untuk memandikanmu, Owen? Kamu tak malu, ya?"Namun, tentu saja aku harus tetap mengikutimu setelah ini. Terakhir kali, kamu sudah melihatku telanjang. Kali ini, malah aku yang melihatmu telanjang."Benar-benar bajingan tak tahu malu! Bagaimana dia bisa begitu... yah! Anunya semakin menebal dan memanjang. Astaga! Anunya 'berdiri'! Benar-benar pria tak tahu malu!"Sialan! Owen memaki dalam hati.Owen menyadari bahwa Fiona sedang memegang alat kelaminnya. Bagaimana bisa Fiona bilang kalau
Sebagian besar pengusaha sukses di Kota Samudra tinggal di Kompleks Vila Adiwarna. Di pertengahan jalan menuju puncak gunung, terdapat sebuah rumah besar. Semua orang memperhatikan rumah itu karena Ryan Harvey, orang terkaya di Kota Samudra sekaligus ketua Perusahaan Harvey, tinggal di sana.Rumah Keluarga Harvey biasanya terlihat mengagumkan, tetapi kini tampak suram bagaikan mendung di langit.Di ruang penerimaan lantai dua, terlihat ada dua orang dokter paruh baya sedang berdebat."Nona Harvey terinfeksi oleh beberapa macam virus. Dia sepertinya masuk angin dan selalu mengantuk. Ketika virus itu menyerang, gejalanya seperti epilepsi.""Kamu salah! Sebaiknya kita membawa Nona Harvey ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.""Omong kosong! Nona Harvey sedang sakit. Dia telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Jika rumah sakit bisa menyembuhkannya, kita tidak akan berada di sini sekarang."Seorang pria paruh baya mengerutkan keningnya dalam-dalam di ruangan penerimaan
Mendengar pertanyaan kedua dokter itu, Ryan merasa canggung.Dia membayar mahal kedua dokter itu untuk merawat putrinya. Dia juga menyewa Owen melalui koneksi rahasianya! Ryan memang tidak tahu apakah Owen mampu menyembuhkan putrinya atau tidak, tetapi dia tidak ingin menyinggung Owen.Mendengar ucapan mereka, Ryan pun merasa ragu. Owen terlihat sangat muda. Dia baru berusia dua puluhan. Pemuda itu walaupun adalah petarung yang hebat, Ryan sepertinya merasa kemampuan medisnya mungkin tidak semenakjubkan itu.Ketika Ryan bungkam di tengah pergolakan batinnya, Owen berkata, "Katanya kalian berdua sangat luar biasa, lalu apakah kalian bisa menyembuhkannya?""Kami"Belum!"Wajah kedua dokter itu memerah. Suara mereka pun berubah menjadi lembut.Owen masih tersenyum dan terus bertanya, "Lalu apakah kalian mengetahui penyakit apa yang dia derita? Apa kalian memiliki rencana pengobatan? Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkannya?""Kami ...""Kami membutuhkan lebih ban