"Wah jadi bener ya kalau Kayla simpanan Pak Abimanyu.""Pasti Kayla yang godain duluan.""Iya, pasti jadi simpanan Pak Abimanyu cuma karena mau morotin uangnya aja. Haha dasar cewek matre."Tidak tahan mendengar sindiran tajam yang terus ditujukan kepadanya, membuat Kayla langsung berlari pergi dari sana sambil menutup mulutnya. Saat melewati banyak karyawan, Ia langsung di soraki membuatnya semakin malu. Kayla memutuskan turun ke lantai bawah, Ia ingin pergi dari sana. "Hiks kenapa jadi begini?" isaknya. Sekarang Kayla berada di dalam mobilnya, menumpukan kepala di atas setir sambil menangis terisak. Kayla sedang putus asa, sedih dan kesal menjadi satu. Kayla merasa ini bukanlah salahnya sepenuhnya, tapi kenapa mereka hanya melampiaskan kepadanya? "Tapi aku juga terpaksa menjadi simpanan Abimanyu, ini bukan mau aku."Tetapi pembelaannya itu sudah pasti tidak akan didengar orang lain, mereka tetap akan mengecap nya wanita simpanan. Memang sudah menjadi resikonya sendiri dan Kayla s
"Aku ingin lepas dari Abimanyu, aku capek gak mau begini terus."Mendengar itu, membuat dada Adrian sampai bergetar. Ia tahu kesungguhan Kayla, tapi sialnya si Abimanyu itu memang laki-laki keras kepala dan egois. Padahal Kayla pun tidak mencintainya, tapi kenapa kekeuh sekali ingin mempertahankan? "Nanti kita bicara dengan dia ya, aku akan bantu kamu," ucap Adrian. "Aku gak mau sendiri.""Iya Kay, tenang aja. Aku akan selalu ada di samping kamu."Mereka lalu berpelukan sambil menikmati pemandangan laut di depan. Suasana hati Kayla pun perlahan membaik, itu semua berkat Adrian. Perasaan sukanya pada pria itu semakin besar saja. "Kayanya aku akan mengundurkan diri dari kantor, mungkin dari sana juga aku bisa terlepas dari Abimanyu.""Iya bagus, menurut aku lebih baik berhenti saja. Tapi apa kamu tidak apa Kay? Untuk sampai di jabatan seperti itu kan gak mudah.""Gak papa, aku ikhlas. Semoga saja nanti bisa mendapatkan ganti yang lebih baik, yang penting aku nyaman saja."Karena semu
Adrian tahu Abimanyu pasti kesal karena terus di ledek nya, tapi untungnya pria itu tidak sampai hilang kendali untuk melakukan kekerasan. Sebelum pergi keluar apartemen, Abimanyu sempat menepuk-nepuk bahunya sambil tersenyum sinis. "Kamu mau main-main dengan saya ya Adrian, baiklah tunggu perhitungan dari saya," ucap Abimanyu. Tetapi Adrian tetap menampakan wajah datarnya, tidak terusik atau takut sedikit pun. Setelah Abimanyu pergi, Adrian baru menghela nafasnya lega. Adrian memutuskan kembali ke kamar Kayla, terlihat perempuan itu masih tidur. "Untung aja tadi dia gak maksa mau ketemu kamu," gumam Adrian sambil mengusap rambut Kayla. Pergerakan pelannya itu ternyata mampu membangunkan Kayla, perlahan matanya terbuka dan langsung melihat Adrian. Kayla tersenyum tipis sambil memegang tangan Adrian. "Kita sudah sampai ya?" tanya Kayla. "Iya, barusan sih. Tidur kamu nyenyak banget.""Hehe iya, aku emang sedikit pusing.""Terus sekarang masih pusing gak?""Sudah gak terlalu sih."
Kayla sudah sampai di kantor lima menit lalu, tapi Ia belum turun dari mobilnya karena merasa gugup. Kayla akan menunggu sampai jam kerja masuk saja, rasanya tidak siap kalau dilihat banyak orang. Setelah memastikan jam kantor sudah masuk, Kayla baru berani turun dan berjalan dengan kepala menunduk memasuki gedung bertingkat itu. Walaupun sudah masuk jam kerja, tapi ada beberapa karyawan juga yang melihatnya. "Loh itu Kayla bukan?""Ckck dia masih punya muka ya nunjukin wajah di sini.""Iya, gak tahu malu banget."Melihat lift yang terbuka dan kosong, segera Kayla memasukinya. Untungnya lagi di dalam tidak ada siapapun, Kayla langsung mengatur nafasnya yang memburu. Padahal tadi di lobi karyawan hanya beberapa orang, tapi tetap saja Ia malu. "Hah benar-benar menegangkan," gumamnya sambil mengusap dada. Kayla langsung menekan nomor lantai yang akan dituju nya, ruangan Abimanyu. Semoga saja pria itu sudah datang, jadi Ia bisa langsung memberikan surat pengunduran diri ini dan langsu
"Apa-apa an ini Abimanyu?" tanya Papanya dengan suara keras, "Kenapa perempuan itu ada di sini?"Kayla menelan ludahnya susah payah melihat kedatangan pria paruh baya yang berstatus Papa kandung Abimanyu. Kepalanya sedikit menunduk memberi hormat, dulu Ferdinan juga adalah atasannya di sini. "Papa kapan pulang dari Perancis?" tanya Abimanyu mengalihkan obrolan. "Tadi malam, Papa langsung pulang mendengar kamu membuat masalah di sini.""Masalah di antara aku dan Bella sudah selesai, kami.. Kami baik-baik saja.""Jangan bohong kamu Abimanyu, Papa tahu masalah di antara kalian sangat besar. Semua gara-gara perempuan itu, kan?"Saat dirinya ditunjuk, membuat tubuh Kayla sampai tersentak dan kembali menunduk. Sudah pasti keluarga pria itu pun tahu, kabar tentang skandal mereka ternyata cepat juga tersebarnya. Kayla semakin tidak mau menunjukkan diri di lingkungan ini. "Memangnya apa lebihnya dia dari Bella? Istri kamu itu sudah sangat sempurna Abimanyu, bisa-bisanya kamu menyelingkuhi d
Di lain sisi, terlihat Adrian yang sedang terduduk lesu di trotoar. Jalanan pagi itu terlihat ramai, matahari pun mulai naik dan semakin terik. Tetapi tidak membuatnya beranjak, malah semakin asik dengan pikirannya sendiri."Hah benar-benar lucu, bagaimana bisa jadi seperti ini?" gumamnya sambil tertawa miris sendiri. Adrian tidak menyangka Ia diberhentikan sepihak dari restoran, dengan alasan yang menurutnya tidak masuk akal. Memang kontrak kerjanya berakhir sebentar lagi, tapi tetap saja kalau akhirnya seperti ini sangat menyedihkan. "Aku selalu berusaha bekerja dengan baik, aku juga tidak pernah bolos. Kenapa mereka tiba-tiba memberhentikan aku ya?" lanjutnya. Memang Adrian sudah diberikan gajinya bulan ini, tapi terasa hambar saja karena Ia tidak akan bisa bekerja di sana lagi. Bukan hanya dirinya yang terkejut, tapi teman-temannya pun sama terkejutnya mendengar Ia yang di berhentikan. Tin! Tiba-tiba sebuah mobil Mercedes berhenti di depannya. Awalnya Adrian tidak pedulikan,
"Apa?!" Adrian langsung mengatupkan bibirnya karena tidak sengaja berteriak, Ia terlalu terkejut mendengar cerita dari pria paruh baya itu. Melihat Agung yang malah tertawa kecil, membuat Adrian semakin bingung. "Maaf Pak, anda pasti bercanda, kan?" tanya Adrian memastikan. Agung menggeleng, "Tidak, saya serius. Ini adalah pertemuan pertama kita sebagai Kakek dan Cucu."Agung lalu memanggil asistennya tadi untuk membawakan sesuatu, tidak lama kembali. Agung lalu memberikan surat yang bertulis test DNA itu kepadanya, dan Adrian pun membacanya dengan perasaan campur aduk. "Saat tahu marga kamu sama dengan saya, apalagi wajah kamu yang mirip dengan Alfian, membuat saya penasaran dan langsung mencari tahu kamu.""Jadi Papa itu anak kandung Pak Agung?""Iya, Alfian Bagaskoro itu putra tunggal saya. Ibu kamu bernama Namira, kan?""Iya.""Jadi sudah jelas, kalau kamu adalah cucu saya."Bagaimana bisa se kebetulan ini? Batin Adrian bingung. Pria itu terdiam di tempat duduknya sambil memeg
Adrian sampai di antarkan supir untuk pulang, Kakeknya itu memang sangat baik dan terlihat ingin memanjakannya. Adrian pun menerima saja, karena tahu jika menolak malah khawatir membuat Agung sedih. "Terima kasih sudah mengantar saya pulang," ucap Adrian sebelum turun dari mobil. "Sama-sama, sudah menjadi tugas saya Tuan."Bahkan tadi di rumah sana pun, Agung sampai memperkenalkan Adrian pada semua pelayan. Mereka pun jadi memanggilnya Tuan Muda, membuat Adrian malu-malu tapi juga merasa bangga. Dirinya yang selalu melayani, kini akan dilayani. "Sampai bertemu lagi.""Iya Tuan muda."Dengan langkah ringan dan riangnya, Adrian berjalan ke unit apartemennya. Waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, biasanya saat bekerja pun Ia pulang di waktu seperti ini. Saat masuk, Adrian malah terkejut melihat kehadiran Kayla. "Loh Kay, kamu sudah pulang?" tanya Adrian. "Hehe iya, ceritanya panjang."Melihat wajah perempuan itu yang terlihat murung, membuat Adrian segera duduk di sebelahnya. Kayl