"Apa-apa an ini Abimanyu?" tanya Papanya dengan suara keras, "Kenapa perempuan itu ada di sini?"Kayla menelan ludahnya susah payah melihat kedatangan pria paruh baya yang berstatus Papa kandung Abimanyu. Kepalanya sedikit menunduk memberi hormat, dulu Ferdinan juga adalah atasannya di sini. "Papa kapan pulang dari Perancis?" tanya Abimanyu mengalihkan obrolan. "Tadi malam, Papa langsung pulang mendengar kamu membuat masalah di sini.""Masalah di antara aku dan Bella sudah selesai, kami.. Kami baik-baik saja.""Jangan bohong kamu Abimanyu, Papa tahu masalah di antara kalian sangat besar. Semua gara-gara perempuan itu, kan?"Saat dirinya ditunjuk, membuat tubuh Kayla sampai tersentak dan kembali menunduk. Sudah pasti keluarga pria itu pun tahu, kabar tentang skandal mereka ternyata cepat juga tersebarnya. Kayla semakin tidak mau menunjukkan diri di lingkungan ini. "Memangnya apa lebihnya dia dari Bella? Istri kamu itu sudah sangat sempurna Abimanyu, bisa-bisanya kamu menyelingkuhi d
Di lain sisi, terlihat Adrian yang sedang terduduk lesu di trotoar. Jalanan pagi itu terlihat ramai, matahari pun mulai naik dan semakin terik. Tetapi tidak membuatnya beranjak, malah semakin asik dengan pikirannya sendiri."Hah benar-benar lucu, bagaimana bisa jadi seperti ini?" gumamnya sambil tertawa miris sendiri. Adrian tidak menyangka Ia diberhentikan sepihak dari restoran, dengan alasan yang menurutnya tidak masuk akal. Memang kontrak kerjanya berakhir sebentar lagi, tapi tetap saja kalau akhirnya seperti ini sangat menyedihkan. "Aku selalu berusaha bekerja dengan baik, aku juga tidak pernah bolos. Kenapa mereka tiba-tiba memberhentikan aku ya?" lanjutnya. Memang Adrian sudah diberikan gajinya bulan ini, tapi terasa hambar saja karena Ia tidak akan bisa bekerja di sana lagi. Bukan hanya dirinya yang terkejut, tapi teman-temannya pun sama terkejutnya mendengar Ia yang di berhentikan. Tin! Tiba-tiba sebuah mobil Mercedes berhenti di depannya. Awalnya Adrian tidak pedulikan,
"Apa?!" Adrian langsung mengatupkan bibirnya karena tidak sengaja berteriak, Ia terlalu terkejut mendengar cerita dari pria paruh baya itu. Melihat Agung yang malah tertawa kecil, membuat Adrian semakin bingung. "Maaf Pak, anda pasti bercanda, kan?" tanya Adrian memastikan. Agung menggeleng, "Tidak, saya serius. Ini adalah pertemuan pertama kita sebagai Kakek dan Cucu."Agung lalu memanggil asistennya tadi untuk membawakan sesuatu, tidak lama kembali. Agung lalu memberikan surat yang bertulis test DNA itu kepadanya, dan Adrian pun membacanya dengan perasaan campur aduk. "Saat tahu marga kamu sama dengan saya, apalagi wajah kamu yang mirip dengan Alfian, membuat saya penasaran dan langsung mencari tahu kamu.""Jadi Papa itu anak kandung Pak Agung?""Iya, Alfian Bagaskoro itu putra tunggal saya. Ibu kamu bernama Namira, kan?""Iya.""Jadi sudah jelas, kalau kamu adalah cucu saya."Bagaimana bisa se kebetulan ini? Batin Adrian bingung. Pria itu terdiam di tempat duduknya sambil memeg
Adrian sampai di antarkan supir untuk pulang, Kakeknya itu memang sangat baik dan terlihat ingin memanjakannya. Adrian pun menerima saja, karena tahu jika menolak malah khawatir membuat Agung sedih. "Terima kasih sudah mengantar saya pulang," ucap Adrian sebelum turun dari mobil. "Sama-sama, sudah menjadi tugas saya Tuan."Bahkan tadi di rumah sana pun, Agung sampai memperkenalkan Adrian pada semua pelayan. Mereka pun jadi memanggilnya Tuan Muda, membuat Adrian malu-malu tapi juga merasa bangga. Dirinya yang selalu melayani, kini akan dilayani. "Sampai bertemu lagi.""Iya Tuan muda."Dengan langkah ringan dan riangnya, Adrian berjalan ke unit apartemennya. Waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, biasanya saat bekerja pun Ia pulang di waktu seperti ini. Saat masuk, Adrian malah terkejut melihat kehadiran Kayla. "Loh Kay, kamu sudah pulang?" tanya Adrian. "Hehe iya, ceritanya panjang."Melihat wajah perempuan itu yang terlihat murung, membuat Adrian segera duduk di sebelahnya. Kayl
Karena mereka berdua sekarang adalah pengangguran, jadi besok paginya tidak perlu siap-siap dan terkejar waktu. Bahkan mereka bangun lebih siang. Apalagi tidur bersama, membuat tidur rasanya lebih nyaman dan hangat. "Selamat pagi," sapa Kayla. Tidak ada tanggapan, sepertinya Adrian masih tidur. Kayla mengusap pipi pria itu, sambil menatapnya lembut. Adrian benar-benar tampan, Kayla jadi merasa beruntung sendiri sudah mendapatkannya. Apalagi ternyata latar belakang Adrian yang dari kalangan berada. Paket komplit sekali. "Ayo bangun, kita harus sarapan," ucap Kayla. "Hm kamu ya hari ini yang buat sarapannya," gumam Adrian dengan mata masih tertutup. "Kamu kan tahu sendiri aku gak bisa masak.""Belajar, nanti aku cicipin.""Emangnya kamu mau aku masak apa?""Nasi goreng, ya?"Kayla menghela nafasnya, "Aku sering sih lihat kamu masak nasi goreng, tapi aku sedikit khawatir kalau mau ngasih bumbu.""Harus percaya diri, tapi jangan terlalu banyak juga.""Baiklah, akan aku coba.""Hm aku
Di hari biasa seperti ini, ternyata tempat wisata terkenal di Jakarta itu tidak terlalu ramai. Baguslah, keduanya memang sedang menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan. Bak pasangan romantis, keduanya tidak melepaskan genggaman tangan dari tadi. "Kamu memangnya berani naik yang serem gitu?" tanya Adrian memastikan. "Berani kok, cuma emang jarang naik aja. Kalau kamu?""Aku juga berani kok, kan laki-laki.""Jadi maksudnya semua laki-laki gak takut naik wahana ekstrim?""Gak semua juga, tapi sebagai lekaki sejati tentu kita harus menunjukan kejantanan kita, gak boleh lemah.""Haha dasar, sudah yuk aku mau naik rollercoaster dulu."Adrian hanya mengikuti saja kemana perempuan itu pergi, menaiki ini dan itu. Melihat Kayla yang terlihat bersemangat dan terus tersenyum, membuat Adrian senang sendiri. Semoga saja perasaannya pun semakin membaik. "Dia gak hubungi kamu?" tanya Adrian. "Siapa?""Abimanyu."Kepala Kayla menggeleng, "Enggak sih syukurnya, berarti waktu itu dia dengar permin
Mereka sudah sampai di rumah Ibu pukul enam sore, langit pun sudah gelap. Tetapi saat berdiri di depan pintu, malah saling terdiam berpandangan. Merasa gugup untuk mengetuk dan bertemu Ibu. "Gimana kalau Ibu tanya kenapa kita datang bawa koper?" tanya Adrian. "Masa aku bilang sudah di usir?""Enggak, jangan bilang itu. Kita bilang mau pindahan aja.""Terus gimana kalau Ibu tanya kenapa kita pindah? Padahal apartemen itu sudah nyaman.""Em apa ya?" bingung Adrian mencoba berpikir keras memikirkan. Saat sedang asik mengobrol, tanpa diduga pintu tiba-tiba terbuka dari dalam. Terlihatlah Hana yang menyambut dan langsung tersenyum lebar pada anak-anaknya itu. Kayla dan Adrian pun terlebih dahulu menyalami tangannya. "Ya ampun, Ibu pikir tadi siapa yang bising di depan, ternyata kalian ya. Tiba-tiba begini datang, gak ngabarin Ibu dulu," ucap Hana. "Hehe iya Bu, sudah lama juga kami gak jenguk Ibu.""Ya sudah, yuk masuk-masuk."Tetapi Hana dibuat bingung melihat kedua anaknya itu masuk
Setelah membersihkan diri, pasangan suami istri itu keluar kamar menuju dapur untuk makan malam. Saat masuk langsung disuguhi wangi masakan enak, beberapa makanan pun sudah terhidang di atas meja. "Bu, apa ada yang bisa saya bantu?" tawar Adrian. Hana menggeleng, "Tidak perlu, semuanya juga sudah jadi kok.""Tadinya Adrian sempat bilang pengen masak pas di rumah Ibu, tapi kayanya kita datang telat," ucap Kayla. "Benarkah? Wah Ibu senang sih kalau dimasakin kamu. Nanti gimana kalau besok?""Iya boleh, Ibu mau makan apa?""Apa saja, masakan Chef kan selalu enak dan pastinya beda.""Ah Ibu bisa saja."Ketiganya lalu duduk di kursi makan, memulai untuk makan malam. Memang menu di atas meja terbilang sederhana, tapi tentu mereka harus bersyukur karena pasti di luar sana masih banyak yang bahkan belum bisa makan. "Kalian memangnya mau pindah kemana?" tanya Hana, "Sudah cari tempat tinggal barunya?""Em belum, nanti kita akan cari bersama.""Ibu kira sudah dapat, jadi nanti gak perlu pus