Jika seseorang diminta menggambarkan secara singkat bagaimana kehidupan Ariana selama ini, mereka mungkin hanya bisa menggambarkan Ariana sebagai gadis cantik yang malang. Ariana harus tinggal bersama paman yang tidak segan memukulinya tiap kali dia tidak patuh. Dan sekalipun Ariana sebenarnya terlahir pintar, dia terpaksa tidak pernah sekolah karena pengaturan aneh yang dibuat oleh pamannya. Ariana tidak diijinkan keluar dari rumah tanpa seijin pamannya. Dia juga tidak diijinkan untuk melakukan apa pun pada tubuhnya, termasuk memotong rambutnya seperti yang dia lakukan hari ini. Sepanjang hidupnya, Ariana harus hidup dalam ketakutan karena sifat agresif pamannya itu. Sejak kecil, Ariana telah belajar untuk bersikap waspada agar tidak membuat pamannya kesal dan kembali memukulinya. Namun obsesi pamannya mulai semakin marah saat dia mulai melihat Ariana dengan cara yang berbeda tahun ini. Pamannya mulai Ariana sebagai wanita dewasa, dan itu membuat Ariana tidak bisa mendapatkan istira
"Selamat datang kembali, Nyonya."Melisa mengangguk kecil untuk membalas sapaan yang pelayannya berikan begitu dia tiba di rumah. Tidak seperti biasanya, kali ini Melisa kembali lebih awal karena mendengar kabar bahwa Emilio telah menemukan gadis yang dia cari. Melisa juga mendapatkan laporan tentang apa yang terjadi setelah itu. Namun perasaannya tidak begitu baik, apalagi ketika dia mendengar bahwa Emilio sampai hampir saja membunuh orang lain demi menyelamatkan Ariana. Bahkan jika Emilio mengalami perubahan sikap karena jatuh cinta, berubah sampai ke titik di mana Emilio yang lembut berubah menjadi pribadi yang agresif bukanlah pertanda yang baik. Melisa mengerutkan keningnya dengan perasaan rumit. Perubahan anaknya saja sudah cukup membuat Melisa dan Alister sakit kepala. Namun kini, mereka juga harus menangani masalah yang Emilio timbulkan karena dia membuat keributan di daerah kumuh. "Kamu sudah kembali."Begitu Melisa mencapai ruang keluarga, dia melihat bahwa suaminya telah
Karena tindakan kasar Emilio sebelumnya, suasana sedikit canggung ketika Ariana dan Emilio akhirnya turun untuk makan malam. Emilio masih menemani Ariana untuk bertemu dengan keluarganya. Namun karena perasaannya masih belum tenang akibat ucapan Ariana sebelumnya, Emilio tanpa sadar lebih banyak diam karena dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ariana juga tidak berani banyak bicara karena itu. Dia membuntuti Emilio dengan patuh, sampai gadis itu akhirnya bisa melihat orang tua dari Emilio. Meskipun Melisa dan Alister tidak mungkin kekurangan uang untuk menyewa banyak pelayan, mereka telah sepakat untuk hanya mempekerjakan pelayan yang akan pulang saat waktu malam telah tiba. Kecuali saat Melisan dan Alister sama-sama tidak bisa pulang sehingga mereka harus memanggil pelayan untuk merawat Emilio, semua keperluan rumah dikerjakan oleh keduanya saat malam hari. Ketika Emilio dan Ariana turun dari kamar yang ada di lantai atas, Melisa tengah menyiapkan makan malam bersama dengan Alister
"Ariana, bisakah kita bicara?"Pada hari kedua Ariana berada di kediaman keluarga Emilio, pemuda itu sengaja menunggu Ariana di depan pintu kamar hanya untuk bicara padanya. Ariana bisa melihat bahwa Emilio tidak tidur dengan baik kemarin malam. Hatinya melembut, sehingga dia mengangguk dengan mudah untuk Emilio. "Tentang kemarin malam ... Saat aku memaksamu ... Aku, aku tidak bermaksud menekanmu seperti itu. Aku hanya ... Membayangkan bahwa aku harus kehilanganmu lagi membuatku kehilangan kendali. Aku merasa aku tidak bisa bernapas. Rasanya begitu sesak, Ariana."Ariana menatap Emilio sambil mengingat pembicaraannya dengan Melisa kemarin malam. Wanita itu juga mengatakan bahwa Emilio mencintainya begitu dalam, sampai di titik di mana dia akan melakukan apa pun hanya untuk melindungi Ariana. Sampai sekarang, tidak ada yang tahu mengapa Emilio bertindak berlebihan hanya padanya. Namun menurut semua orang, hanya Arianalah yang bisa mempengaruhi emosi Emilio untuk saat ini. Sambil mene
Setelah makan, seperti janji Emilio sebelumnya, pemuda itu bersiap untuk membawa Ariana berbelanja ke mall. Namun sebelum mereka pergi, Emilio menunjukkan tas belanja yang dia bawa saat pulang sekolah, dan menyerahkan tas itu pada Ariana. "Kamu tidak mungkin menggunakan pakaian Ibu yang kebesaran untuk pergi keluar rumah. Saat dalam perjalanan pulang, aku melihat pakaian ini tampaknya cocok untukmu. Mari kita lihat apakah kamu menyukai dan bersedia untuk memakainya."Ariana mengambil tas belanjaan itu dari tangan Emilio, dan langsung tahu bahwa pakaian yang Emilio beli merupakan pakaian mahal hanya dari bahannya yang lembut dan halus. Ariana tanpa sadar menatap Emilio tanpa mengatakan apa pun, dan pemuda itu langsung melanjutkan ucapannya dengan nada tergesa-gesa. "Anggap saja ini permintaan maafku karena telah merusak bajumu dengan darah yang menempel di tanganku kemarin," ujarnya memberi tahu. Ariana tahu Emilio hanya ingin membuatnya merasa berhutang budi. Lagipula, baju bekas ya
Setelah Emilio dan Ariana kembali dari mall, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, yang berarti Melisa dan Alister biasanya telah berada di rumah setelah bekerja. Alister yang tengah bersantai sambil memeluk istrinya dengan satu tangan menyambut kedatangan Emilio dan Ariana begitu mereka kembali. Melisa dengan ceria mengatakan bahwa mereka telah menunggu dua remaja itu untuk makan malam. Jadi dengan cepat, Emilio dan Ariana memasuki kamar mereka masing-masing untuk mandi dan berganti pakaian. Karena Emilio telah membelikan Ariana begitu banyak pakaian dalam kegiatan belanja mereka kali ini, Ariana tidak perlu khawatir lagi kekurangan pakaian dan mulai memilih satu satu pakaian baru tersebut untuk dia kenakan. Ketika dia telah selesai mandi dan menggunakan pakaian tersebut, Ariana harus mengakui bahwa Emilio memang sangat pandai dalam memilihkan pakaian untuknya. Sebelumnya, Ariana tidak pernah tahu bahwa pakaian saja bisa membuat seseorang tampak begitu berbeda. Setelah Ariana
"Huft. Akhirnya selesai juga ...."Ariana menghela napas lega ketika dia akhirnya selesai dengan seluruh tugasnya. Ketika Ariana selesai, jam telah menunjukkan pukul tujuh malam. Namun tidak seperti biasanya, rumah Emilio tetap sepi karena belum ada yang kembali dari rutinitas mereka. Melisa dan Alister sama-sama memiliki urusan di luar negeri, sehingga mereka tidak bisa kembali untuk beberapa hari. Sementara itu, Emilio harus pulang terlambat karena ada tugas kelompok yang harus segera dia selesaikan. Bibi May juga telah pulang sejak matahari terbenam. Jadi di penthouse besar itu, benar-benar hanya ada Ariana saja sekarang. Ketika Ariana membuka ponsel baru yang dibelikan oleh Melisa beberapa hari yang lalu, dia hanya melihat pesan yang berisi keluhan Emilio karena dia belum bisa pulang juga. Ariana merenung untuk waktu yang cukup lama. Ketika tidak ada siapa pun yang menemaninya, Ariana akhirnya menyadari bahwa rumah Emilio terasa dingin tanpa ada siapa pun yang bisa membuatnya ter
Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A