Begitu Atlas selesai berbicara, Violet menamparnya. Pipi Atlas langsung menjadi merah.Atlas tercengang untuk beberapa detik, kemudian dia menatap Violet dengan kaget. "Kamu berani menamparku?!""Aku sudah bilang, kalau kamu berani mengatakannya sekali lagi, aku akan memberikanmu pelajaran."Violet menatap Atlas dengan dingin.Atlas langsung naik darah. "Violet! Dasar wanita ja ...."Sebelum Atlas sempat menyelesaikan kalimatnya, Violet menamparnya lagi. Kali ini dia menggunakan seluruh kekuatannya. Wajah Atlas langsung menjadi merah dan bengkak."Bersihkan mulutmu. Dulu aku mengalah sedikit padamu dan mengabaikanmu karena Paman. Tapi, kamu jangan mengira aku juga mudah ditindas. Kalau kamu menyinggungku lagi, aku akan mengulitimu."Tatapan mata Violet tampak sangat dingin. Dulu sebelum dia menikah dengan Romeo, dia tinggal di rumah pamannya. Atlas masih kecil, tapi dia sering mengganggu Violet karena dorongan Mia.Atlas akan merusak pekerjaan rumahnya atau mencuri barangnya. Apa pun i
"Maaf aku sudah mengganggu kalian malam-malam. Aku akan berbicara baik-baik dengan Vio."Romeo mengarahkan tatapannya ke Violet. Dia ingin menemukan perasaan apa pun dari wajah Violet. Namun, sejak Romeo masuk, Violet bahkan tidak pernah melirik ke arahnya."Vio ...."Freddy hendak mengatakan sesuatu, tapi Violet mengerti. "Paman, aku pergi dulu."Freddy menghela napas, lalu berkata, "Hati-hati di jalan."Violet mengangguk, kemudian dia keluar dari pintu depan Kediaman Gloria bersama Romeo."Kita bawa mobil masing-masing saja."Setelah itu, Violet berbalik ke garasi. Romeo memegang tangan Violet. Dia mengernyit sambil bertanya, "Apa kamu masih marah?"Violet tidak menjawabnya.Romeo berkata dengan suara rendah, "Kali ini aku salah. Aku kehilangan kendali.""Romeo, masalahnya bukan itu." Violet menarik balik tangannya. "Nanti kita bicara di rumah saja."Violet berjalan ke garasi. Romeo menatap punggung Violet sambil melamun.Kedua mobil itu melaju bersama di jalan. Romeo tahu Violet sed
Violet membuka pintu mobil, kemudian keluar dengan susah payah. Asap putih di dalam mobil membuatnya terbatuk-batuk.Setelah Violet keluar dari mobil, dia langsung melihat Romeo yang tidak sadarkan diri di kursi pengemudi. Sudut mulut Romeo penuh dengan darah dan tubuhnya penuh dengan luka."Romeo!" teriak Violet.Dia segera berlari untuk membuka pintu mobil, kemudian dia menarik Romeo."Romeo, bangunlah! Bangun!"Violet melihat sekeliling, tapi dia tidak menemukan satu orang pun. Hanya ada dia, Romeo dan mobil mereka yang bertabrakan. Dari sudut matanya, dia melihat oli bocor dari bagian belakang mobil Romeo. Firasat buruk pun muncul di hati Violet. Dia mengguncang bahu Romeo sambil berteriak, "Romeo! Cepat bangun! Romeo!"Romeo mengerutkan keningnya. Setelah dia membuka matanya secara paksa, wajah panik Violet muncul di hadapannya.Ingatannya agak kabur, tapi dia merasa sepertinya dia pernah melihat wajah ini sebelumnya di suatu tempat.Akan tetapi, itu sudah lama sekali. Dia sudah t
Violet mengeluarkan ponsel dari kantong Romeo dengan susah payah. Dia memaksakan diri untuk tetap sadar dan menghubungi 112, kemudian pandangannya menjadi kabur dan dia pingsan.Keesokan harinya, Violet membuka matanya dengan bingung. Dia melihat Levi yang tampak sangat sibuk. Violet berkata dengan suara serak dan lembut, "Di mana Romeo?"Saat Levi mendengar suara Violet, wajahnya berseri-seri. Dia segera berkata, "Nyonya, apa Anda mau minum?"Violet menggelengkan kepalanya, lalu bertanya, "Romeo .... Di mana Romeo?""Tuan Romeo ...."Levi berkata dengan dilema, "Tuan Romeo terluka parah dan sekarang dia berada di UGD."Setelah mendengar apa yang dikatakan Levi, Violet berusaha bangkit. Levi pun buru-buru menahan Violet dengan memegang lengannya. "Nyonya! Dokter bilang Anda juga terluka parah. Anda belum boleh turun dari ranjang sekarang."Saat ini Violet tidak ada tenaga untuk berbicara. Romeo terluka parah karena menyelamatkannya.Kalau Violet tidak melihat Romeo dengan mata kepalany
"Aku tahu, Paman." Violet berkata, "Walaupun biasanya dia mengatakan hal-hal yang kejam, dia nggak bisa melakukan hal seperti ini."Setidaknya sekarang dia belum bisa.Violet tidak mengatakan kalimat terakhir. Freddy pun menganggukkan kepalanya, kemudian berkata, "Dia memang sedikit kejam. Setelah aku pulang, aku akan memeriksa kamera CCTV di rumah. Aku pasti akan memberimu hasil.""Baik."Setelah Freddy pergi, Violet turun dari ranjang. Sepertinya pergelangan kakinya terkilir. Begitu kakinya menyentuh lantai, dia merasakan sakit yang luar biasa.Saat Levi melihat Violet turun dari ranjang, raut wajahnya berubah."Nyonya, kenapa Anda turun dari ranjang?""Aku mau melihat Romeo.""Nyonya ...."Levi terlihat ingin berbicara.Violet melihat kamar Romeo setengah tertutup. Jelas sekali ada orang di dalam. Violet mendekat, lalu dia melihat sosok putih seseorang.Itu Evelyn.Levi menghalangi pandangan Violet dan berkata, "Nyonya, lebih baik Anda kembali dan beristirahat dulu."Mata Violet men
Violet sedikit terkejut karena Gwen datang sangat cepat."Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa tubuhmu penuh dengan luka?"Gwen terlihat sangat sedih."Aku mengalami kecelakaan mobil ringan. Tapi, aku baik-baik saja, kok." Violet mengulurkan tangannya sambil berkata, "Lihat, aku masih bisa bergerak.""Ini disebut kecelakaan mobil ringan?"Gwen melihat luka di tubuh Violet. Dia benar-benar tidak berani membayangkan apa yang terjadi semalam."Makanya, aku heran kenapa kamu nggak membalas pesanku semalaman! Di mana Romeo? Bagaimana dia menjadi suami?!"Saat nama Romeo diungkit, mata Violet menjadi redup sedikit."Dia ada di sebelah."Begitu Violet mengatakan itu, Gwen berdiri dan pergi ke kamar sebelah. Violet bahkan tidak sempat menghentikannya. Setelah Gwen keluar dari kamar Violet, dia melihat Evelyn yang keluar dari kamar sebelah.Evelyn sedang berbicara dengan Levi. Gwen pun berkata dengan sinis, "Kamu lagi?"Saat Evelyn melihat Gwen, dia mengerutkan alisnya. Namun, dia tidak takut pad
Bam!Pintu rumah Keluarga Gloria dibuka dengan kasar. Sekelompok pengawal berpakaian hitam bergegas masuk.Freddy dan Mia yang barusan sampai rumah terkejut melihat itu. Lalu, mereka buru-buru melangkah mundur."Sayang! Ada apa ini?!"Mia ketakutan dan bersembunyi di belakang Freddy."Di mana satpam?! Panggil satpam!"Freddy berusaha tetap tenang. Namun, dia melihat semua satpam rumahnya ditahan oleh beberapa pengawal berpakaian hitam itu.Ekspresi Freddy pun berubah."Sebenarnya siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan?!"Saat ini, Charles melangkah masuk dari pintu depan Kediaman Gloria. Setelah Freddy melihat Charles, dia menelan ludah dengan gugup. "Char ... Charles Griffin?"Kemudian, Charles menarik sebuah kursi dan duduk.Freddy berkata, "Apa maksudmu? Keluarga Gloria nggak pernah menyinggungmu!"Charles menganggukkan kepalanya. Dia berkata sambil tersenyum, "Pak Freddy, kamu nggak menyinggungku.""Kalau begitu, kenapa kamu membawa orang dan menerobos masuk rumahku?!""Kamu n
Mia juga merasa bersalah. Dia hanya bisa memeluk Atlas sambil menangis tersedu-sedu.Charles menonton adegan lucu dengan tatapan mata dingin.Freddy sadar masih ada orang lain. Dia berkata pada Charles, "Tuan Charles, saya paham maksud Anda. Tapi, ini adalah urusan keluarga saya. Apa Anda bisa ...."Charles berdiri. Dia memang tidak berencana menyulitkan keluarga Violet. Hanya saja, dia takut Freddy tidak punya kemampuan untuk mencari tahu siapa pelakunya, jadi dia datang untuk memberi tahu Freddy."Karena ini urusan Keluarga Gloria, tolong Pak Freddy tangani ini."Charles berkata, "Tapi, kalau Pak Freddy nggak menanganinya dengan baik, aku nggak keberatan untuk bertindak."Wajah Freddy memucat sedikit.Kata-kata Charles mengandung maksud tersirat. Dia ingin Freddy memberikan Atlas hukuman berat."Saya mengerti. Saya nggak akan pilih kasih."Freddy terus-menerus mengangguk.Charles mengangkat tangannya, kemudian para pengawal itu bubar.Charles berkata dengan malas, "Ayo pergi.""Baik!