Share

Bingung

"Ibuuu!" Liana berlari menghampiriku. Ia memeluk tubuhku yang masih terkejut akan kehadirannya.

"Ibu, maafin Liana, ya, Bu. Liana salah. Liana sudah jahat sama ibu. Liana bukan anak yang baik. Ibu jangan pernah tinggalkan Liana lagi ya, Bu. Liana kangen sama ibu," isaknya sambil mengeratkan pelukan.

Tanpa bisa ditahan lagi, air mata sudah memenuhi kedua pelupuk mataku. Perlahan tapi pasti turun semakin deras membasahi seluruh wajah. Tubuhku merosot ke bawah demi menyejajari tinggi Liana, lalu membalas pelukannya.

"Liana, Liana anak ibu," tangisku pecah. Rasanya baru kali ini gadis kecilku memeluk tubuhku erat dengan penuh kasih seperti sekarang ini. Bahkan dia tidak merasa jijik dan takut padaku. Dia juga bilang kangen padaku.

"Ibu udah ga marah, kan, sama Liana? Ibu mau maafin Liana, kan?"

"Ibu ga pernah marah sama Liana. Ibu sayang sekali sama Liana."

Dalam beberapa menit, kami berdua larut dalam isak tangis. Hingga kehadiran Mas Daffi menghentikan semuanya.

"Oh, pantas saja ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status