Pagi harinya Pingkan pun sudah mengambil keputusan akan mulai bertindak. Sekarang dia tidak peduli dengan kata-kata sang ayah lagi. Bahkan sekarang dia tidak peduli dengan sang ibu yang hanya diam saja, tak mau melakukan sesuatu. Sang ibu sudah terlena dengan semua harta dan kemewahan yang diberikan oleh suaminya sehingga wanita itu pun tidak peduli dengan apa yang terjadi kepada kedua anaknya.
Pingkan sangat takut kehilangan Dimas. Dia tidak mau kehilangan sosok kakak yang begitu dia sayangi itu. Selama ini Dimas yang selalu ada untuknya. Menjaganya, melindunginya, memanjakannya. Dimas adalah seorang kakak terbaik yang ada di dunia ini, menurut Pingkan.
Semalam dokter mengatakan kalau pasien tak memiliki semangat untuk hidup. Oleh karena itu, kondisinya terus saja drop. Seberapa maksimalnya pun para dokter berusaha untuk
"Kak, aku mohon. Selamatkan Kak Dimas. Aku mohon," pinta Pingkan. Bahkan kini dia menurunkan tubuhnya ke lantai. Berlutut di hadapan sang kakak ipar."Aku… aku… " Rania masih tampak bingung.Melihat kebingungan dari sang anak, Ibu Tyas pun mendekatinya dan menggenggam erat kedua tangannya. Wanita paruh baya itu mencoba menyalurkan rasa semangat ke dalam hati anak perempuannya itu."Nak, ikuti kata hatimu, bukan pikiranmu. Jika kamu terlalu banyak berpikir maka kamu akan kembali dikalahkah oleh waktu. Jangan sampai langkah yang kamu ambil itu menjadi terlambat, Nak!" ucap Ibu Tyas.Rania pun teringat dengan masa lalunya. Ketika dirinya berhasil dikalahkan oleh sang waktu akhirnya dirin
"Kak, maafkan aku Kak. Maafkan aku. Aku terlalu bodoh untuk bisa mengerti perasaanmu kepadaku. Aku terlalu bodoh karena mengikuti ego dan juga hawa nafsuku. Aku benar-benar menyesal kak. Aku benar-benar menyesal. Ayo bangunlah Kak. Raniamu ini berjanji jika kamu bangun dan sembuh, kita akan memulai hubungan rumah tangga kita dari awal lagi. Bersama Rizky juga. Dengarkan aku Kak, Rizky sudah ada di rumah sedang menunggu papahnya pulang. Apa kamu tidak merindukan Rizkymu, Kak? Bangun kak. Aku mohon bangun," Rania terus saja berbicara. Dia tidak tahu apa yang dilakukannya ini bisa membantu sang suami agar cepat sadar atau tidak, yang jelas Rania sangat berharap kalau semua yang dikatakan olehnya masih bisa didengar oleh sang suami.Rania mendudukkan badannya di atas ranjang rumah sakit tepat di samping sang suami. Dan memeluk sang suami dengan sangat erat. Kepalanya terbaring tepat di atas
Cinta. Sebenarnya apakah itu cinta? Cinta adalah sebuah anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa. Sejak kita lahir ke alam dunia ini, kita sudah dipenuhi dengan cinta. Cinta dari orangtua, cinta dari keluarga. Beranjak remaja, kita juga mendapatkan cinta dari teman dan dari sahabat. Masuk ke ranah dewasa, cinta yang datang semakin indah saja terasa. Apalagi cinta yang dirasakan untuk pasangan kita yang sudah ditakdirkan oleh Allah menjadi pendamping kita di sisa usia kita di alam dunia ini. Akan tetapi terkadang demi untuk mendapatkan sebuah cinta sejati, kita selalu diberikan sebuah ujian sebagai pertanda apakah kita memang layak atau tidak untuk mendapatkan cinta yang sangat indah tersebut. Akan tetapi terkadang juga cinta itu datang tanpa di duga dan tumbuh begitu saja di dalam hati tanpa kita sadari.Inilah cinta yang dirasakan oleh Rania. Cinta sejati untuk sang suami yang tidak pernah dia sadari kehadirannya di dalam hatinya sendiri. Sebuah cinta sejati yang tak pernah di
Suara burung-burung kecil bernyanyi bersahutan sambil terbang dari satu dahan pohon ke arah dahan pohon yang lain terdengar sangat jelas. Sinar cahaya matahari pagi yang masih sangat terasa hangat bagi tubuh yang berjemur di bawahnya, kini mulai masuk menusuk melalui celah-celah jendela kamar rumah sakit dan memberikan efek udara yang agak sedikit panas kepada para penghuni di dalamnya. Udara sejuk sang pagi hari juga saling beradu dan saling berlomba untuk menyentuh pori-pori para insan yang masih tertidur dengan sangat lelapnya. Agar para manusia malas itu bisa merasakan dingin dan pada akhirnya mau membuka matanya karena hari sudah siang.Beberapa orang yang sedang berada di rumah sakit sudah mulai beraktifitas seperti biasa. Para pasien sudah mulai terbangun sedangkan para saudara yang bertugas menunggu ada yang sudah berjalan-jalan ke luar rumah sakit hanya untuk mencari sarapan pagi untuk mengisi perut mereka yang sudah mulai keroncongan.Berbeda dengan kes
Sebuah kotak besi meluncur dari lantai paling atas rumah sakit menuju ke lantai bawah atau lantai utama rumah sakit mengantarkan tiga manusia yang sedang dipenuhi dengan rasa bahagia di hati mereka masing-masing. Berdiri di bagian depan sepasang suami istri, Rania dan juga Dimas. Dengan tangan Dimas yang masih bergelayut manja melingkar di bahu sang istri. Begitu juga Rania yang terus berusaha berdiri dengan tegak dan tangan yang melingkar di pinggang sang suami berusaha agar dirinya bisa menjadi penopang bagi laki-laki itu. Sedangkan di posisi belakang, bak patung yang diabaikan, Pingkan hanya berdiri sendiri menatap kemesraan kedua kakaknya itu dengan tangan yang memeluk tas sang kakak. Mengeluh? Tidak! Justru Pingkan sangat senang jika melihat sang kakak bahagia. Dia akan selalu melakukan apapun demi untuk kebahagiaan sang kakak. Bahkan gadis ini siap untuk berdiri paling depan untuk melawan siapa saja yang menginginkan penderitaan bagi sang kakak.“Kakak benar-benar
Tangan Dimas mengepal dengan sangat kuat. Laki-laki ini benar-benar sangat emosi saat mendengar sang ayah berkata menghina sang istri tercinta. Dimas tahu kalau yang mengatakan hal itu adalah ayah kandungnya sendiri akan tetapi dia juga tahu jika seseorang yang sedang laki-laki tua itu hina adalah istrinya sendiri. Dimas tidak bisa menerima hal itu. Sampai kapanpun dia tidak akan pernah suka mendengar siapapun juga menghina istri yang selalu dia cintai itu, walaupun itu adalah sang ayah kandungnya sendiri yang bicara.“Sudah cukup Ayah. Jangan berkata apa-apa lagi. Apalagi menghina istriku yang sangat aku cintai. Jangan sampai aku sebagai anak sulungmu lepas kendali dan membunuhmu saat ini juga jika ayah berani menghina Rania lagi. Sekarang katakan apa maumu ayah?” ucap Dimas pelan dan menggeram. Namun dengan tatapan yang menunduk. Kedua matanya sudah merah karena menahan amarah yang begitu bergejolak di dalam hatinya. Ayah Deni pun tersenyum.“Mudah
Siang itu juga, Dimas, Rania dan juga Rizky mulai melangkahkan kaki mereka menuju suatu tempat yang entahlah belum ada di dalam pikiran mereka sama sekali. Yang jelas untuk saat ini hanya satu yang ada di dalam pikiran Dimas yaitu mencari tempat untuk mereka tinggal untuk sementara waktu sesuai dengan bajet keuangan yang dia milikki. Memang sebenarnya untuk ukuran uang di saku laki-laki itu saat ini masih bisa untuk menyewa satu buah kamar hotel untuk mereka tidur akan tetapi laki-laki ini pun berpikir bahwa kini dia harus memikirkan jangka panjang. Dia harus bisa mengatur uang yang tidak seberapa itu untuk kebutuhan sehari-hari mereka juga sebelum dirinya mendapatkan pekerjaan.Awalnya Pingkan pun berniat akan membantu sang kakak, akan tetapi baik Dimas maupun Rania menolaknya. Mereka tidak mau menjadi beban sang adik. Lagi pula adik perempuannya itu juga belum bekerja dan gadis itu lebih membutuhkannya untuk bekal hidup setelah kembali lagi ke luar kota besok. Tadinya juga
Hari itu juga tanpa menunggu waktu lama Dimas dan juga Rania langsung berkerja sama membereskan rumah sewaan tersebut. Menurut sang pemilik rumah katanya rumah itu belum terlalu lama kosong akan tetapi pada kenyataannya banyak debu dan juga sarang laba-laba dimana-mana. Membuat pasangan suami dan istri ini harus bekerja keras untuk membuat semuanya menjadi bersih kembali.Akan tetapi walaupun demikian baik Dimas maupun Rania tidak ada yang mengeluh. Mereka benar-benar menikmati momen kebersaamaan ini. Bahkan di sela-sela membereskan semuanya, terkadang Rania selalu jahil kepada sang suami dengan mencoreng pipi laki-laki itu dengan debu yang ada di tanganya. Awalnya mereka bedua membereskan kamarnya terlebih dahulu agar mereka punya tempat untuk menyimpan sang anak Rizky agar tidak terkena debu. Baru setelah itu mereka berdua membereskan semuanya.Rumah itu terdiri dari satu ruang tamu, satu kamar mandi dan dua kamar tidur. Sedangkan fasilitas yang didapatkan bagi si pe