Share

BAB 2

Ana dan Ran sudah sampai dibutik langganan keluarga mereka. Ana menarik tangan Ran memasuki butik tersebut.

"Mama mau beli apa si?" tanya Ran penasaran.

"Ya mau beli baju lah sayang masa mau beli ikan dibutik," kekeh ana melihat wajah malu anaknya itu.

"Hehehe... maksud aku bukan itu ma, maksud aku mama mau beli baju apa? Baju Muslim kah, baju pesta kah , kan Ran gatau," jawab ran sambil menunjukkan deretan gigi putih nya.

"Udah kamu gausa kepo," goda ana kepada Ran.

Ran yang digoda oleh mamanya langsung memasang wajah ngambek nya lalu duduk di sofa panjang dekat jendela butik ini.

Saat sedang asik melihat-lihat I*******m, Ran terkejut karena tiba-tiba mama nya sudah berdiri didepannya dengan membawa 2 buah gaun pengantin.

Untuk apa gaun pengantin itu?? Berbagai pertanyaan muncul dibenak Ran.

Ran mengerutkan keningnya, Ran bingung bahkan sangat bingung!!

"Mama ngapain bawa gaun pengantin itu?" Benar-benar aneh menurut Ran.

Bukannya menjawab pertanyaan Ran, ana malah mengalihkan topik pembicaraan "Ran menurut kamu bagusan yang putih aja atau yang putih tulang?" tanya ana.

"Ma jawab dulu pertanyaan aku!"

"Nanti mama jawab, sekarang kamu pilih dulu bagusan yang mana." Ana memaksa Ran untuk memilih gaun pengantin itu.

Ran memutar bola matanya malas, "Putih tulang ma," jawabnya singkat.

Mendengar itu ana senyum senang karena pilihannya sama dengan pilihan Ran!

***

"Ma kasih tau aku dong mamah beli gaun pengantin itu buat apa? Jangan-jangan mama mau nikah lagi ya?!!" tuduh Ran sembarangan.

"Huuushh... Enak aja kalo ngomong kamu tuh! Mama tu setia sama papa kamu tau ga!" kesal ana.

"Yauda terus buat siapa dong maaaa," rengek Ran agar cepat diberitahukan kepada ran untuk siapa gaun itu.

"Buat kamu."

Seenak jidat Ana ngomong itu ke Ran!!

Ran melotot mendengar nya, dia menatap mata mamanya mencari sebuah kebohongan disana tapi hasilnya nihil!

"Ma...maksud ma...mama a...apa?" tanya Ran saking kaget dan shock nya sampai nada bicaranya terbata-bata.

Melihat Ran shock seperti itu berhasil membuatnya sedih.

"Maafkan mama sama papa sebelumnya Ran." Ana menunduk.

"Sebenernya mama sama papa udah jodohin kamu sama anaknya sahabat papa. Mama tau kamu pasti ga terima, tapi ini udh keputusan kita orang tua kamu. Melihat pergaulan zaman sekarang, kami takut terjadi sesuatu yang ga kami inginkan terjadi, maka dari itu mama sama papa jodohin kamu agar semuanya baik-baik saja. Mama minta maaf sayang, tapi mama mohon sama kamu agar nerima perjodohan ini." Tangan Ana menyatu didepan dada, memohon kepada anaknya agar dia menerima perjodohan ini.

Disisi lain Ran sudah menangis dari tadi, sebenarnya dia ingin sekali marah tapi dia tidak ingin melukai hati kedua orang tua nya, mengingat bahwa mereka lah yang merawat Ran sejak lahir. Tapi jika dia menerima perjodohan ini, bagaimana nasib sekolahnya?

"Lalu sekolah Ran bagaiman ma?" tanya Ran sambil menundukkan kepalanya, sesekali dia menyeka air matanya kasar.

"Kamu bisa tetap sekolah sayang, kamu gausa bilang sama teman-teman kamu dan guru kamu." 

Pernyataan mamanya itu berhasil membuat hati Ran sedikit tenang.

"Jadi kamu mau kan nerima perjodohan ini?" tanya Ana hati-hati.

Ran hanya mengangguk pasrah.

***

"Sayang kamu sudah siap belum?" tanya Ana kepada ran.

Hari ini keluarga Ran dan keluarga calon suaminya akan bertemu di restoran. Sebenarnya Ran sangat malas berangkat, tapi ana terus saja memaksa ran untuk segera siap-siap. Ran hanya pasrah saja.

"Udah ma," jawab Ran singkat. Jujur Ran sedang malas bicara.

"Yauda ayo sayang kita berangkat," ucap Reno, papa Kirana.

Dalam perjalanan keadaan mobil sangat hening. Sampai mereka tiba di restoran yang sudah ditentukan oleh keluarga calon suami Kirana.

"Ayo turun sayang," ajak ana. Ran hanya menurut. 

"Gausah cemberut gitu dong, masa mao ketemu calon suami malah murung begitu si!!" ucap Andre sambil menoyor kepala adiknya.

"Apansi bang!!" jawab ran ketus.

"Sudah-sudah ayo kita masuk," ucap Reno.

Keluarga Ran dan keluarga calon suami nya sudah berkumpul. Namun Ran tidak melihat orang yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Jeng anaaa, anak kamu cantik banget ya!!!!" teriak Sia kepada Ana. Sia adalah calon besannya Ana dan calon mertua Kirana!

"Yaiyalah siapa dulu mama nya." Ana menjawab sambil menunjukkan deretan gigi putih nya. 

Sia hanya terkekeh.

"Oh iya anak kamu kemana jeng? Ko dari tadi ga keliatan batang hidungnya?"

"Oh Kevin lagi di toilet," jawab Sia.

Mendengar nama 'Kevin' Ran langsung kaget. Karena nama itu tidak asing baginya, tetapi Ran lupa pernah mendengar nama 'Kevin' dimna?

"Itu dia anakku datang!!" 

Ran langsung mendongak dan menatap mata Kevin. Terkejut bukan main kalau calon suaminya itu adalah kaka kelasnya sendiri!!!

"Loh ka?" ucap Ran sambil mengerutkan keningnya.

"Loh elo!" Sentak membuat Ran kaget karena kevin sedikit berteriak.

"Loh loh...kalian udh saling kenal?" tanya Ana dan Sia bersamaan.

"Iya ma, dia kaka kelas Ran," jawab Ran seadanya.

"Yasudah Kevin ayo duduk dulu." Sia menyuruh Kevin duduk di depan Ran.

Mereka saling diam hanya mama dan mamanya Kevin saja yang bercecok ria.

"Yasudah dalam dua Minggu lagi pernikahan Kevin dan Ran berlangsung, oke?" tanya Kenneth. Ayahnya Kevin.

"APAAA?!!" Sontak Kevin dan Ran berteriak terkejut. Gimana tidak terkejut, mereka akan menikah dalam dua Minggu ini? Oh tidak! Tamat lah riwayat mereka berdua!

"Apa ga kecepatan mah?!" protes Ran kepada Ana.

"Lebih cepat lebih baik sayang," jawab Ana sambil mengelus rambut putri nya.

***

Sial! Ran hari ini telat!! Oh tidak! Pasti dia akan kena marah oleh guru BK!

"PA SATPAM TUNGGU!!!! JANGAN DI TUTUP PA GERBANGNYA!!!" teriak Ran sambil berlari menuju gerbang sekolahnya. Saat sudah sampai, Ran cepat-cepat mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat berlari tadi. 

"Neng nya telat 5 menit loh," ucap pak Bento. Satpam sekolah SMA Arwana.

"Yaelah pa 5 menit doang, saya ada ulangan nih pa, bukain ya gerbang nya," mohon ran kepada pak Bento.

"Bukain aja pa gerbangnya," ucap seseorang dari belakang pak Bento.

Penasaran, Ran melihat siapa yang berbicara tadi. Ran membulat kan matanya. Itu adalah calon suaminya, Kevin!

"Baik den kevin," patuh pak Bento.

Tunggu! Ko pak Bento patuh banget sama Kevin? Tanya ran dalam hati.

"Neng anak baru ya? Bapa baru liat wajah neng soalnya. Oh iya ini den Kevin anak pemilik sekolah ini." 

Ran terkejut sangat terkejut. Pantas saja pa bento patuh padanya. Tapi Ran sebisa mungkin menyembunyikan wajah kagetnya tadi.

"Oh iya pak makasih infonya," ucap Ran sambil tersenyum.

Ran terkejut karena tiba-tiba Kevin menarik tangan Ran berjalan begitu saja.

Mereka bukan menuju ke kelas nya. Tetapi ke roftoop! Mau ngapain Kevin mengajak nya kesini?!

***

See you next chapter guys <3

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status