"Leony Fu, percaya tidak aku akan melemparu dengan ponselmu ini!" Elena Zhang kesal terus menerus diejek oleh Leony Fu. Dia butuh penghiburan bukan diejek seperti itu."Oke, oke, maafkan aku. Teleponku sangat berharga. Di dalamnya banyak tersimpan foto suami masa depanku. Menghancurkannya sama saja mematahkan hatiku. Nona Zhang, tolong kembalikan ponselku kepadaku." Leony Fu ngeri-ngeri sedap menghadapi kemarahan Elena Zhang.Yang membuatnya berjaga-jaga ialah sikap tegas Elena Zhang. Elena Zhang bila sudah berkata pasti akan menepatinya. Ponsel memang bisa dibeli, namun isi file penting di dalamnya tidak akan dapat dibeli sebanyak apapun dia memiliki uang."Ck! Suami masa depan! Mengakui perasaan secara nyata saja kau tidak berani!" Elena Zhang kembali melayangkan sindiran pedas untuk Leony Fu."Ya, ya, dibandingkan dengan Nona Zhang, aku memang pengecut. Tolong kembalikan ponselku, Nona Zhang." Leony Fu takut ponselnya dilempar segera mengambil ponselnya dari tangan Elena Zhang.
Mendengar penuturan Leony Fu, wajah Thomas Xu bersemu kemerahan seperti kepiting rebus. Sebagai seorang aktor dia merasa sikapnya saat ini terlalu berlebihan. Sudah tidak terhitung berapa orang yang menggodanya di lokasi syuting maupun di acara sosialisasi, tapi dia tidak pernah merasa tersipu malu seperti saat ini.Sebelum benar-benar pergi, Leony Fu kembali berkata, "Tuan Xu, datang lebih awal. Apakah menandakan perkataanku sebelumnya benar?" Leony Fu kembali menggoda Thomas Xu.Wajah memerah Thomas Xu sebelumnya menampakkan seluruh ketertarikannya kepada Elena Zhang, sehingga Leony Fu makin berani menggodanya.Bisa menggoda idola sendiri sebuah kehormatan untuknya.Kemerahan di wajah Thomas Xu belum menghilang sudah bertambah merah akibat perkataan Leony Fu barusan.Kali ini dia sudah banyak kehilangan muka di depan wanita yang dia sukai. Untung saja wajahnya tampan, sehingga tidak begitu memalukan.Agar tidak terlihat kentara bahwa dirinya mengakui semua itu, buru-buru berkata, "A
Beberapa detik berlalu, Elena Zhang langsung menyadarkan dirinya. Dia enggan dianggap wanita murahan hanya karena terpesona dengan kata-kata manis dari Thomas Xu.Bersamaan itu, dia mengubah mimik wajahnya menjadi tenang seolah perkataan Thomas Xu sebelumnya tidak memiliki arti apapun."Tuan Xu, Anda ...." Elena Zhang sengaja menggantung perkataannya, membiarkan Thomas Xu sendiri menjelaskan apa maksud dari perkataannya barusan."Maaf, Nona Zhang, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya mengucapkan kata dari skrip iklan di dalam dokumen ini. Apakah ekspresiku sudah sesuai dengan yang Nona Zhang inginkan?"Awalnya, Thomas Xu ingin melihat reaksi Elena Zhang, apa ada ketertarikan dengannya, atau tidak. Melihat Elena Zhang tidak menampakkan apapun dari raut wajahnya, dia mengakhiri sikap konyolnya kali ini.Tidak ada pria yang sanggup menahan malu ketika ditolak seorang wanita idamannya, bukan? Thomas Xu pun demikian.Sejujurnya, Elena Zhang hampir dibuat mimisan oleh pandangan mata Thom
Rayyan Wang terlambat beberapa detik, mobil sudah melaju pergi. Seluruh kekesalan akan hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya.'Karina Zhang!' Rayyan Wang memaki. Napasnya terengah-engah karena terus berlari. Dia mengeluarkan ponselnya menelepon nomor Leony Fu. Leony Fu mengangkatnya menjawab dengan nada sangat sopan. "Maaf, ponsel Nona Zhang tertinggal di kantor. Dia sedang pergi keluar. Ada urusan penting apa silakan sampaikan kepadaku.""Pergi ke mana?" tanya Rayyan Wang dengan nada ketus."Maaf, Tuan. Hal pribadi seperti itu bukan tugasku. Aku tidak diberitahu olehnya." Leony Fu asal menjawab saja.Wajah Rayyan Wang menghitam berkata lantang. "Berikan aku nomor aslinya. Aku tahu ini bukan nomor miliknya."Pemikiran ini datang karena setiap kali menelepon nomor tersebut selalu saja bukan Elena Zhang yang mengangkatnya untuk pertama kali. Dia bukan anak kecil yang bisa selalu disiasati seperti itu. Apalagi otaknya masih bekerja dengan baik, sehingga masih bisa berpikir dengan l
Jika saja, seseorang yang bersikap pria sejati seperti Thomas Xu adalah Rayyan Wang, Elena Zhang tentu sangat senang. Sayangnya, pria tersebut meskipun sudah diberikan kesempatan tidak pernah melakukannya. Dia lebih memilih menjadi pria bajingan, yang memikirkannya saja membuatnya mau muntah.Justru, Rayyan Wang berubah setelah penampilan dirinya berubah. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa Rayyan Wang hanya memandang fisik seseorang saja. Bukan mencintai seseorang dengan ketulusan. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa pria paling utama akan melihat penampilan dari lawan jenisnya. Akan tetapi, sikap Rayyan Wang lebih keterlaluan. Dia bukan saja menhinanya, namun menyelingkuhinya secara terang-terangan.Dalam urusan asmara dia memang tidak beruntung. Karenanya, dia akan memilih pekerjaan ketimbang hubungan asmara.Elena Zhang tersadar dari lamunannya memandang Thomas Xu.Hal apapun yang bisa menghalangi kecemerlangan kariernya harus disingkirkan. Dia tidak mau jatuh dan terluka untuk
Dia bukanlah seseorang yang kekurangan uang. Dia tidak mudah tergiur hanya dengan penawaran kecil seperti itu. Maka dari itu, ketika manajer membujuknya dia langsung marah didetik itu juga.Manajer dibuat sesak napas. Dia harus segera menemukan solusi untuk permasalahan ini. Jika tidak, ada seorang di ruangan VIP yang akan membunuhnya."Tuan, apa kau mengenal Rayyan Wang?" manajer terpaksa mengungkapkan identitas Rayyan Wang. Dia berharap pria di depannya ini dapat melunak setelah mendengar nama Rayyan Wang."Siapa yang tidak mengenalnya?" tanya pria tersebut dengan tatapan tidak suka. Memangnya kenapa dengan Rayyan Wang. Apa dia harus menundukkan kepalanya di depan Rayyan Wang? Dia bukanlah karyawan di perusahaannya, sehingga harus menundukkan kepala saat mendengar namanya."Orang yang menginginkan tempat duduk itu adalah dia. Dia sedang berkencan dengan kekasihnya. Kalau kau bersedia memberikan kursimu kepadanya, aku akan memberikan tiket gratis menonton selama sebulan, bagaimana?"
Dalam hitungan detik, wajah Thomas Xu berubah menghitam. Beberapa brondong jagung karamel menempel di wajah dan rambutnya. Dia menyeka wajahnya, juga menyingkirkan brondong jagung di atas kepalanya sambil berpura-pura tidak ada yang terjadi. Semua dikarenakan untuk menghindari terungkapnya identitasnya di hadapan semua penonton di dalam teater. Singkatnya, dia tidak mau direpotkan oleh fans yang mengenali dirinya.Melihat Thomas Xu tidak berkutik ketika ditindas olehnya, Rayyan Wang tersenyum puas dalam hati. Sudut bibirnya membentuk garis runcing ke sudut kanan atas menggambarkan sebuah kemenangan dalam pertarungan kali ini.Rasa hati belum puas merundung Thomas Xu.Rayyan Wang tidak mudah untuk dilayani. Dia tipe seseorang pendendam. Apa yang membuatnya tidak senang, dia akan menghancurkannya. Dia secara sengaja menghampiri Thomas Xu untuk memohon maaf secara tulus kepadanya. Namun, permintaan maaf tersebut bukanlah maksud sebenarnya, melainkan sedang menjebak Thomas Xu."Oh, ya amp
Atas permintaan Thomas Xu, semua orang kembali tenang. Petugas bioskop yang telah bersiap-siap mau menenagkan situasi kembali membubarkan diri keluar secara perlahan tanpa mengganggu penonton yang menyaksikan film sedang diputar.Thomas Xu kembali duduk tenang di kursinya tersenyum tulus ke arah Elena Zhang. "Terima kasih!"Ucapan terima kasih dari Thomas Xu diabalas anggukan pelan oleh Elena Zhang."Tidak sangka dia sangat sopan! Dia juga tidak sombong seperti kebanyakan artis lainnya. Tidak salah aku mengidolakannya. Setelah melihat sikapnya, aku semakin mengidolakannya," seru salah satu fans baru pertama kali melihat Thomas Xu secara langsung. Padahal, acara pertemuan dengan Thomas Xu tahun ini diselenggarakan diberbagai tempat, namun begitu baru dirilis, dia selalu kehabisan tiket. Alhasil, dia harus menunggu jumpa fans di kesempatan lainnya.Kehadiran Thomas Xu saat ini mengobati rasa penasarannya selama ini.Rencana Rayyan Wang telah gagal total. Dia pikir bisa mengusir Thomas