Fabian membelakkan matanya saat mendapati Alvia pulang dalam keadaan babak belur.
Apa yang terjadi pada adik Varsha itu? Apa ada sesuatu yang menyebabkannya seperti itu?"Kenapa lu?!" tanya Ibu.Alvia menangis sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat."Ibu... lelaki itu memiliki isteri!" Alvia menangis tersedu-sedu.Fabian telah menduga gadis itu jual diri. Memang, tidak adakah pekerjaan lain yang lebih layak untuk keberlangsungan hidup? Kenapa wanita merendahkan dirinya sendiri hanya demi harta?"Otak lu dimana Via?! Jelas-jelas pria itu tua bangka. Masih aja lu pacarin! Lihat diri lu!" bentak Ibu."Aku gak tahu Bu, dia mengaku duda!" Alvia meringis menahan memar yang sakit. Bahkan sekujur tubuhnya menerima cakaran.Fabian benar-benar iba. Adik Kakak itu sama-sama mengalami perundungan! Apakah ia malaikat, atau iblis untuk mereka berdua?"Lebih baik sembuhkan luka Alvia dulu Bu, kemudian m"Siapa yang saling jatuh cinta, Alindra?" tanya Varsha sambil menatap lekat-lekat Alindra."Apa?!" Alindra menautkan kedua alisnya.Kata-kata cinta Fabian semalam itu, apa? Kenapa ia menuturkan kata-kata cinta yang sudah membuat Alindra berharap banyak?!"Cinta harus ada kata saling, dan antara kita berdua hanya kau yang jatuh cinta." Varsha menyeringai dengan tatapan tajam.Iris Alindra terbelalak. Tidak, pasti Fabian tengah berbohong di hadapan Orangtua mereka! Alindra yakin itu supaya mereka baik-baik saja!"Kau tidak perlu menyembunyikan apapun lagi, Fabian! Kita saling mencintai!" Alindra menekan nada bicaranya.Varsha menyeringai, ia menatap Alindra lekat-lekat."Kau terbawa perasaan karena kita tidur bersama ya? Dengar, laki-laki bisa tidur bersama dengan siapa saja tanpa perasaan. Dan... kau bukan satu-satunya wanita yang sudah kutiduri...." Varsha terkekeh, menikmati penderitaan Alind
"Bagiku, kau tetap anakku...," ujar Tuan Giandra dengan nada lirih.Varsha menguping sambil merasakan kupingnya berdenyut karena sakit. Ia memegang telinga dan menekannya kuat-kuat.Darah! Rupanya, setelah dipukuli Varsha kehilangan banyak darah.Tapi, ia berusaha menahan semuanya demi mendengarkan penuturan Tuan Giandra. Tidak ada yang boleh dilewatkannya agar lebih mudah menjalani peran tersebut."Fabian, memang benar aku mengambilmu dari panti asuhan." Tuan Giandra menatap sendu ke arah Fabian. "Maaf sudah menyembunyikan semua ini darimu!"Fabian kemudian menangis. Ia tidak menyangka pada hari itu harus mendengar penuturan menyakitkan. Ambisinya untuk merebut dua perusahaan hancur sudah. Karena ia bukan siapa-siapa!"Fabian, bagaimanapun kau tetap anakku! Kau berhak atas Triasono Group dan tidak ada yang bisa mengubah keputusan itu. Jangan khawatir, jangan memikirkan kata-kata Nyonya Keiyona tadi! Kau tetap memilik
"Kau, Varsha?!" tanya Nyonya Keiyona.Syahna yang tidak asing dengan nama itu langsung menoleh. Varsha lebih terkejut lagi, tapi ia berusaha menutupi semuanya!"Siapa Nyonya?" tanya Varsha berakting.Nyonya Keiyona mengatupkan bibir. Ia sendiri pun tak menyangka sudah mengatakan hal itu! Tangannya yang sudah mulai keriput itu gemetar."Siapa, Varsha Nyonya?" tanya Syahna yang penasaran.Nyonya Keiyona bergegas beranjak. Ia memalingkan wajahnya."Aku akan berkunjung lain kali, sepertinya keadaanku tidak sehat. Sampai jumpa!"Nyonya Keiyona bergegas pergi meninggalkan ruangan Varsha dirawat. Syahna menautkan keningnya, sejujurnya ia penasaran sekali kenapa Nyonya Keiyona bisa menuturkan nama yang dikenalnya?!"Siapa Varsha?" tanya Syahna sambil meneruskan jahitannya.Varsha berakting, ia menggelengkan kepala sembari menahan perasaan takut yang telah menjalari tubuhnya. Ia benar-benar takut ada ya
"Fabian?!" Panggil suara khas yang dikenal Varsha.Fabian dan Syahna yang tengah berciuman itu menoleh cepat. Nampak sosok Alindra tengah berdiri dengan tatapan tajam dan napas yang terengah-engah."Apa yang kau lakukan?!" tanya Alindra dengan suara melengking.Syahna benar-benar kaget! Ia tidak menyangka Alindra akan datang ke Rumah Sakit saat itu dan memergoki ciuman yang tengah ia lakoni bersama Varsha."Apanya yang kenapa?" Varsha berbalik tanya tanpa rasa takut sedikitpun.Lagipula, Varsha tidak merasa bersalah pada Alindra. Ia hanya menjalankan misi yang diperintahkan oleh Fabian. Tidak lebih! Jika ia berciuman dengan Syahna apa salahnya? Mereka saling mencintai!"Kau, berciuman dengan Syahna?!" tanya Alindra menahan tangis.Varsha mengangguk."Iya, memang kenapa? Kau tidak bisa melihat bagaimana bibir kami saling melahap?" tanya Varsha dingin.Alindra langsung menjerit histeris. Ia menam
Syahna merasa sakit karena tangannya dicengkram cukup keras. Fabian yang berada di hadapannya itu menatap tajam kedua bola mata Syahna."Dengar, tidak ada yang boleh tahu lagi soal ini semua. Jika ini terbongkar, kupastikan kau mati!" ancam Fabian dengan sebelah alis yang naikSyahna geram. Ia benar-benar sudah menduga hal ini, dan ternyata semua kecurigaannya benar! Sial.Syahna tidak mau kalah. Ditatapnya nanar kedua bola mata Fabian yang tengah mengintimidasinya. Sama sekali tidak takut akan ancaman yang dilontarkan Pangeran Triasono Group itu."Apa tujuanmu? Kau hendak memperalat Varsha?!" tanya Syahna dengan intonasi meninggi.Fabian yang kesal melepaskan cengkramannya kasar. Syahna mengaduh sambil mengusapi pergelangan tangannya yang sakit. Napas Fabian memburu."Semua yang kulakukan, bukanlah urusanmu! Ingat, jika ini terbongkar. Satu-satunya orang yang akan kubunuh adalah kau!" Gertak Fabian, lagi.Fabian
Nyonya Keiyona berjalan ke arah kamar Alindra pagi itu. Langkah kakinya terdengar terburu-buru dan tatapan nanar muncul dari wajahnya. Ia benar-benar tidak kuat menahan amarah yang kini tengah menyiksa hati dan relung jiwanya.Ya, pagi itu Nyonya Keiyona dikejutkan oleh berita kehamilan Alindra. Bagaimana bisa gadis itu begitu ceroboh?! Kali ini, Nyonya Keiyona tidak ingin mengampuni anak semata wayangnya tersebut. Ia benar-benar tengah mempermalukan keluarga ditengah-tengah perjodohan yang telah diumumkan.“Alin!” Panggil Nyonya Keiyona dengan intonasi penuh penekanan.Terdengar suara Alindra muntah-muntah dari dalam toilet. Hal itu membuat Nyonya Keiyona semakin naik pitam. Semua sesuai dengan apa yang dilaporkan padanya!“Alindra, kenapa kau?!” tanya Nyonya Keiyona lagi. Nada keras terdengar dari intonasi yang beliau lontarkan.Alindra pun keluar dari k
(Konten 25+ mengandung kekerasan seksual dan juga adegan yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. Mohon kebijakan dalam membaca.)"Bingo!"Fabian tiba-tiba menarik pergelangan tangan Syahna menjauh dari ruangan tersebut. Syahna berusaha meronta, ia sekarang benar-benar khawatir!"Kenapa memberontak?" Fabian menyeringai."Keparat! Lepaskan aku!" bentak Syahna.Fabian tidak mengindahkan. Ia membawa Syahna ke ruangannya yang lebih mewah daripada kamar yang ditempati Varsha. Beberapa Pengawal tengah bersiap dengan senjatanya."Todongkan senjata api kalian pada Syahna." Titah Fabian.Para pengawal itu menodongkan senjata apinya ke arah Syahna. Syahna memang pemberani, tapi untuk menyangkut nyawa... ia belum siap!"A-apa yang hendak kau lakukan?!" tanya Syahna.Fabian menggigit bibir bawahnya. Menyibakkan surainya yang jatuh ke wajah kemudian terkekeh."Layan
Varsha terdiam sambil memeluk lututnya. Seluruh tubuhnya gemetar menahan dinginnya terpaan AC di ruangan yang besar, dimana ia terdiam setelah melakukan aksi bejatnya.Syahna terkapar. Dengan seluruh tubuhnya yang menggigil. Dan aliran darah yang terus mengalir dari kemaluannya. Syahna memakai pembalut, namun rasanya lebih sakit daripada menstruasi.Kejam!Hanya itu yang bisa Varsha sumpah serapahi pada dirinya sendiri dan Fabian. Sementara itu, Fabian tengah asyik bermain judi di lantai satu. Bajingan itu memang tidak punya hati nurani. Entah bagaimana ia bisa memperlakukan orang lain itu hanya budaknya?Varsha menarik selimut agar Syahna bisa dibalut hangat. Gadis itu menggigil menahan sakit dan ketakutan. Pasti trauma mendalam tengah dirasakan Syahna."Varsh