Share

Sebuah Keputusan

Varsha memandang sudut kota Jakarta yang saat itu menunjukan waktu dini hari. Tatapannya kosong, teringat akan masa lalu di mana ia bertarung secara kasar di jalanan demi mempertahankan harga diri.

Menjadi orang kaya raya, tidak perlu mengotori tangan untuk menghancurkan hidup seseorang. Sementara saat miskin, seluruh hidup rasanya dicurahkan hanya untuk mempertahankan harga diri. Setidaknya itu dua perbedaan mencolok yang Varsha rasakan kini.

Frans menatap Varsha seksama. Anak lelaki itu tengah larut dalam pemikirannya sendiri.

"Apa Tuan merasa resah?" tanya Frans.

Varsha menganggukan kepalanya.

"Besok saat pelantikan, kurasa Fabian tidak akan diam saja. Ia pasti sudah merencanakan sesuatu." Varsha mengusap-usap bibirnya.

Frans memandangi Va

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status