‘Jason Wright … kenapa dia memanggilku? Tunggu sebentar … ini belum pernah terjadi sebelumnya. Jason tidak mungkin bicara denganku lebih dulu. Bukankah dia membenciku?’
Banyak pertanyaan di benak Elena hanya karena satu panggilan Jason padanya. Jason sebelumnya tidak pernah sekali pun bicara dengan Elena. Bahkan, ketika Elena mengajak bicara, Jason langsung pergi menghindar.Karena sikap Jason, Elena mengira jika kakak tiri Johan itu tidak menyukainya. Sikap Jason pun semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Pria itu bahkan tak mau menatap Elena lagi.Elena berasumsi jika Jason mungkin membenci dirinya. Dia menyerah mendekati Jason dan mulai membuka hati kepada Johan yang terus melakukan pendekatan.“Jason … maksudku- Kakak- Jason a-ada apa memanggilku?” Elena bingung harus memanggil Jason bagaimana.“Ikut denganku.” Jason melewati Elena dan lagi-lagi, dia mengalihkan pandangan dari wanita itu.Elena mencebik, tetapi tetap menurut dan mengikuti langkah Jason. Sampai di parkiran, Jason membuka pintu mobil tanpa berkata-kata. Tetapi, Elena bingung harus berbuat apa dan tak berani bertanya pada Jason yang masih memunggungi dirinya.Haruskah dia masuk? Ataukah Jason hanya ingin menunjukkan interior mobilnya? Itu tidak mungkin, bukan?“Masuk,” perintah Jason dingin dengan rahang mengeras.Agaknya, pria itu jengkel karena Elena tidak juga masuk ke dalam setelah dia membukakan pintu. Jason berdecak seraya melemparkan tatapan tajam.‘Kau bisa mengatakannya dari tadi! Jangan menatapku seperti itu!’ Elena pun hanya bisa mengomel dalam hati.“Kau mau mengajakku ke mana?”Elena bukan anak kecil yang dengan mudahnya ikut dengan pria yang tak dekat dengannya. Apalagi, setelah pengkhianatan orang-orang yang Elena percayai dan disayanginya sepenuh hati di kehidupan sebelumnya, Elena harus lebih berhati-hati pada semua orang, termasuk ayahnya sendiri.Akan tetapi, setelah melihat tatapan mengintimidasi Jason yang seolah mengatakan, ‘jangan banyak tanya dan cepat masuk!’ Elena langsung menghempaskan badan di kursi penumpang depan.Mereka saling diam sepanjang perjalanan. Jason pun tak menjawab pertanyaan Elena akan dibawa ke mana dirinya. Hingga mobil itu berhenti di sebuah rumah besar yang berada di pinggiran kota.Elena belum pernah melihat rumah itu sebelumnya. Yang jelas, rumah itu bukanlah kediaman Wright yang Elena tahu.“Rumah siapa ini?” tanya Elena ketika Jason membukakan pintu mobil untuknya.“Rumahku. Ikuti aku.”Pria jangkung yang memiliki tubuh atletis itu benar-benar kaku, dingin, dan tidak bisa ditebak. Elena jadi khawatir dan diam di tempat. Takut jika Jason akan melakukan sesuatu padanya.Jika Johan pernah membunuhnya di kehidupan pertama, bagaimana dengan Jason? Apakah pria itu tahu perbuatan adiknya?Situasi yang sedang Elena hadapi sekarang pun merupakan anomali yang tak dia mengerti. Keadaan saat ini, belum pernah terjadi sebelumnya. Elena tak akan bisa menghindari bahaya karena tak tahu maksud dan tujuan Jason mengajaknya masuk ke rumah itu.“Kau tidak mendengarku?” Jason memutar badan dan berhenti di tempat, menunggu Elena melangkah. Tetapi, Elena tetap ragu. “Aku tidak akan melakukan sesuatu padamu.”Merasa tak nyaman oleh tatapan penuh kebencian itu, Elena melangkah maju. Dia hanya perlu bicara sebentar dengan Jason, lalu pulang.Jason pun berbalik dan lanjut berjalan pelan. Langkah pria itu berhenti di sebuah ruangan besar dengan interior klasik bak istana.Elena terheran-heran, bagaimana Jason bisa memiliki rumah sebesar itu? Bukankan Johan yang memegang bisnis ayahnya? Elena juga pernah mendengar jika Jason hanya menjabat sebagai manajer di perusahaan Wright karena kurang kompeten bekerja.Namun, setelah melihat apa yang Jason miliki, Elena menduga bahwa Johan hanya melebih-lebihkan cerita itu kepada Elena. Mungkin karena Johan tak pernah menyukai kakak tirinya. Hubungan Johan dan Jason tak sebaik hubungan palsu Elena dan Jenna.“Berdiri saja jika kau mau.” Jason duduk santai di sofa merah sambil melihat ke arah luar jendela.Elena lalu duduk berseberangan kursi darinya. “Ada perlu apa mengajakku ke rumahmu?” tanya Elena lugas.Jason termenung, seolah memikirkan sesuatu yang berat.“Apa kau mengajakku kemari hanya untuk memintaku melihat kau berpikir?”Jason kemudian mengalihkan pandangan ke arah Elena. Tak seperti sebelumnya, Jason tak menghindari tatapan Elena.“Aku perlu mengambil alih perusahaan ayahku. Perusahaan itu merupakan peninggalan ibu kandungku dan aku tidak akan membiarkan Johan mengambilnya.”Elena terkejut oleh penuturan Jason. Bukankah William pernah mengatakan jika Edmund membangun perusahaan itu sejak keluar dari Forbes Group?Dia tak begitu tahu tentang masalah perusahaan Keluarga Wright. Johan pun tak pernah menceritakan apa pun padanya.“Apa hubungannya denganku?” Elena masih tak mengerti dengan maksud Jason mengatakan itu semua.“Aku membutuhkanmu untuk mendapatkan perusahaan ibuku. Johan akan membuat bangkrut perusahaan dan banyak karyawan yang akan kehilangan pekerjaan.”Elena benar-benar tak paham. Dia sendiri bahkan belum bekerja setelah lulus kuliah. Ditambah lagi, Elena baru saja tahu bahwa semua orang di perusahaan ayahnya tak mengenal dirinya.“Bagaimana caranya aku membantumu?”Manik mata hijau zamrud itu memandangi Elena dengan tatapan yang sulit diartikan. “Satu tahun … menikahlah denganku selama satu tahun. Kau tidak perlu menghabiskan waktu dengan pria yang akan mengkhianatimu. Setelah kita mendapatkan tujuan masing-masing, kau bisa pergi dariku ….”Jason bicara seolah tahu jika Elena memiliki tujuan tertentu. Apakah pria itu tahu sesuatu?“Menikah denganmu?” Elena tercenung oleh tawaran Jason. Bukan hanya terkejut, Elena juga takut. Sebab, tindakan Jason tak seperti kehidupan sebelumnya. Mendadak, Elena ragu jika dirinya sedang mengulang masa lalu. Apakah Jason juga sadar jika kehidupan yang sekarang pernah terjadi? Jika benar seperti itu, Elena harus mempertanyakan tentang kesempatan yang diberikan langit untuk membalas dendam atau memperbaiki kehidupannya. Semua bukan tentang dirinya dan mungkin ada sebuah kejanggalan dari dunia ini. “Lalu, kau lebih memilih untuk menikahi pria yang hanya ingin menipumu?” Jason mengambil sesuatu dari balik jasnya. Kemudian melemparkan beberapa lembar foto ke atas meja di depan Elena. Elena memungut foto-foto itu. Tak terkejut melihat Johan dan Jenna sedang bermesraan di sudut bar, juga ketika mereka masuk ke kamar hotel. Dia bahkan pernah melihat yang lebih buruk dari semua itu!Namun, hatinya tetap saja masih terasa pedih. Biar bagaimanapun, Elena pernah tulus mencintai Jo
*Satu Minggu sebelum pernikahan ... “Baiklah. Aku akan memberimu waktu satu jam untuk berpikir. Ingat ... aku hanya akan menawarimu satu kali.” Elena langsung melihat lurus ke arah Jason dengan tampang kaget. “Satu jam? Apa kau sedang memaksaku sekarang?” Satu jam terlalu cepat untuk menimbang-bimbang keputusan besar yang akan mengubah masa depan Elena.“Tidak, aku tidak memaksamu, tapi waktu kita tidak banyak. Jika kau setuju, kita harus membuat persiapan pernikahan secepatnya. Dan aku tidak mau menggunakan segala sesuatu yang sudah kau dan Johan persiapkan.” Bayangan percintaan panas Johan dan Jenna kembali berputar-putar dalam kepalanya. ‘Tidak! Walaupun Johan berubah, aku tidak sudi menerimanya lagi!’ “Baik. Aku akan menerima tawaranmu,” jawab Elena dengan mantap. Tak ada lagi keraguan di hatinya. Elena harus fokus membalas perbuatan para mengkhianat itu dan mengusir mereka dari kehidupannya. “Bagus, kita akan menikah di hari yang sama dengan jadwal pernikahanmu.” Setelah m
“Bisakah kami ganti pakaian sekarang? Para tamu undangan sudah menunggu.” Elena mencegah Johan membalas ucapannya, lalu pergi ke kamar ganti di sebelahnya.Di dalam ruangan itu, sayup-sayup terdengar pertengkaran antara Johan dan Jason. Elena tak mau ikut campur dan mengajak para perias berbincang agar tak mendengar mereka.Kini, Elena mengenakan gaun bak putri raja, mewah tetapi tak berlebihan. Ketika Anna dan Jenna menyusul masuk ke ruang ganti dan melihatnya, mereka tercengang hingga kehilangan kata-kata.‘Mereka pasti mengira aku akan berganti gaun pilihan mereka.’“Maaf, Jenna, aku tidak memakai gaun yang kau pilih karena kurang cocok dengan tema yang Jason inginkan,” ungkap Elena dengan raut wajah penuh penyesalan.Gaun yang dipilih Jenna hanya gaun putih sutera panjang dan polos. Elena masih ingat, dulu dia kecewa karena gaun yang dicoba sebelum menikah, tak sama dengan yang dipakai saat menikah.Elena dapat menebak jika Jenna atau Anna menukar gaun tersebut dengan kualitas yang
Johan menatap Elena dan Jason penuh kemarahan. Harga dirinya terasa tercabik-cabik ditinggalkan saat hari pernikahannya.Dia ingin mengamuk dan menggagalkan pernikahan itu, tetapi tak mau menanggung malu dan amukan Edmund. Meskipun Edmund selalu di pihaknya, dia tak akan terima jika Johan mempermalukan nama baik keluarga mereka.Bagaimana mungkin Elena sanggup meninggalkan dirinya? Johan tak habis pikir dengan tindakan gegabah Elena.Sejak kapan Elena dan Jason berhubungan? Selama satu tahun, apakah Elena benar-benar tak pernah mencintai dirinya? Apakah Elena berselingkuh darinya?Tidak, Jason pasti berbuat sesuatu kepada Elena. Bisa jadi, sang kakak tiri mengancam wanita itu, atau mengatakan sesuatu yang membuat Elena berbalik membenci dirinya.Segala prasangka buruk memenuhi benak Johan. Dia tak dapat berpikir jernih untuk sekarang.Johan sangat yakin jika Elena tergila-gila padanya. Elena selalu percaya dan menurut dengan apa pun yang dikatakannya. Bahkan, jika hubungan gelapnya de
“Terima kasih karena telah bersedia menjadi istriku, Sayang.” Elena tersenyum bahagia melihat pria di depannya. Pria yang siang tadi resmi menjadi suaminya itu semakin memajukan wajah, lalu melumat bibirnya. “Apa aku sudah boleh menyentuhmu?” bisik sang suami. Elena mengangguk malu. Tangan pria itu melepaskan pakaian Elena dengan gerakan lembut. Dia membelai kulit Elena dengan punggung tangan, mendaratkan ciuman di setiap jengkal tubuh mulusnya. Sang suami kembali menyerang bibir Elena seraya membaringkannya perlahan di ranjang pengantin yang dipenuhi kelopak bunga. Jantung Elena berdebar-debar kencang begitu ciuman pria itu menjalar ke lehernya, kemudian menyerang dadanya, dan berakhir semakin turun ke bawah. Sensasi nikmat yang baru pertama kali Elena rasakan, membuatnya melenguh kecil. Wajahnya merona karena malu dan bergairah. Pria itu kembali ke atasnya, tepat di depan wajahnya. Mereka saling bertatapan secara intens. Tangan pria itu tak berhenti mengusap rambutnya penuh k
Jason tersenyum tipis melihat Elena salah tingkah. Dia hanya menaikkan selimut untuk menutupi mereka. Namun, Elena sepertinya berpikir ke arah lain. “Apa yang kau pikirkan? Kenapa wajahmu merah sekali?” Elena menyelimuti kepalanya sambil memutar badan ke samping, memunggungi Jason. Dia malu sekali karena mengira Jason benar-benar akan menyerangnya. ‘Apa dia sedang mengerjaiku?! Sejak kapan dia bisa bersikap menyebalkan seperti itu?’ Dulu, Jason bukan orang yang banyak bicara. Bahkan, ditanya pun jarang menjawab dan hanya memberikan lirikan tajam. Bisa-bisanya Jason menggodanya! Dan apa yang barusan Elena lihat? Jason tersenyum? Apakah dunia yang sekarang dapat mengubah kepribadian seseorang? Ataukah Elena yang tak menyadari sifat-sifat orang yang dikenalnya dengan baik? ‘Jawaban kedua agaknya lebih tepat untukku. Mungkin juga, aku tidak kembali ke masa lalu, melainkan terperangkap dunia yang lain. Dunia yang berbanding terbalik dengan duniaku ....’ Memikirkan tentang sesuatu ya
Siapa bilang, Elena tak bisa menirukan cara Jenna dan Anna membujuk seseorang supaya percaya padanya? Elena tak benar-benar bersedih karena perselingkuhan Johan. Sejak kembali ke masa lalu, dia telah bertekad melupakannya. Hanya ada dendam yang tersisa. “Untungnya, ada Jason yang selalu ada saat aku terluka.” Elena meremas genggaman tangan Jason dan menatapnya penuh damba. Dia ingin menunjukkan pada semua orang yang ada di sana jika mereka benar-benar menikah murni karena saling jatuh cinta. Jason berdeham sambil menoleh ke arah lainnya. ‘Kau seharusnya membalas kata-kataku!’ batin Elena kesal. “Terima kasih, Sayang, kau selalu ada di saat aku terpuruk karena ulah adikmu,” imbuh Elena. Jason melepaskan tangan Elena, lalu merangkul pundaknya. Elena terkesiap oleh perlakuan Jason yang mendadak. Justru aku yang berterima kasih padamu karena mau jadi istriku.” Elena hampir saja mendorong Jason saat dia tiba-tiba mendaratkan kecupan singkat di keningnya. Dia melingkarkan tangan di
[Aku akan ke sana sebentar lagi.] Johan tersenyum kala membaca pesan balasan dari Elena. Dia bersiap diri dan segera pergi ke tempat pertemuan. Johan duduk menanti Elena di taman sambil membawa kotak kecil di dalam genggaman tangan. Suara langkah kaki terdengar, dia langsung berdiri dan menoleh ke arah datangnya suara. Elena mengenakan gaun putih selutut, berjalan lembut mendekati Johan. Di bawah pantulan cahaya purnama, wajah Elena terlihat bersinar. Sejak kapan Elena jadi lebih menarik di matanya? Tidak, Johan memang selalu menganggap Elena cantik sejak pertama kali berjumpa dengannya. Namun, Elena tak seliar Jenna yang selalu bisa menyenangkan dan memenuhi kebutuhan biologisnya. Seandainya Elena mau menyerahkan diri kepadanya, Johan tak akan pernah mau menerima tawaran kerja sama Jenna. Dia pun terlanjur tergoda pada adik tiri Elena. Dia menyesal telah memilih sisi yang salah. Jenna ternyata tak sepintar saat meyakinkan Johan untuk membantu rencananya. Oleh karena itu, dia ak