Jason ternyata .... (silakan diisi)
“Tuan, kenapa tidak bilang dulu jika Anda ingin ke sini? Saya bisa menyiapkan kamar di atas.” Frank melewati Luna dan mendekati Jason dan Elena. “Terlalu lama,” balas Jason singkat, lalu melanjutkan membuka pintu. Jason sudah tahu jika mereka ada pertemuan siang ini. Tetapi, tak menyangka jika akan berpapasan dengan mereka di koridor hotel. Dia tak peduli dengan pandangan beberapa karyawan yang datang bersama Frank. Benaknya dipenuhi Elena saat ini. “Frank, aku sudah menyelesaikan-” Jason menarik Elena ke dalam sebelum menyelesaikan bicara. Dia mendongak dari celah pintu, kemudian berkata, “Gantikan aku sebentar.” Frank tersenyum paham. Dan itu membuat beberapa karyawan baru yang bersamanya terheran-heran. “Anda tahu kalau mereka berselingkuh?” Luna tak terima jika Elena mendapatkan kesempatan emas menemani Jason hingga dibawa ke hotel. Dia pikir, Elena telah menjadi ‘teman main’ Jason di kantor. Apa lagi yang akan dilakukan pria beristri dan asisten pribadi wanitanya di dalam
“Kau mengenal Edmund Wright?” selidik Elena. Tak pernah menyangka jika nama Edmund akan keluar dari mulut Dean. ‘Bukankah Dean belum lama tinggal di negara ini? Bagaimana mungkin Dean tahu tentang Edmund?’ Lagi pula, jika Dean tahu dari media, Edmund terkenal sebagai pria baik yang dermawan. Namun, Dean mengatakan seolah mengenal Edmund dan kedua putranya secara pribadi. ‘Jason bahkan tidak terlihat pernah mengenal Dean sebelum bekerja di sini. Ah, tapi ... kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak benar-benar mengenal Jason sepenuhnya. Pria brengsek itu pun ternyata cuma buaya darat!’ Elena fokus kepada kemarahannya sehingga tak sadar pada ekspresi wajah Dean yang terlihat kebingungan mencari jawaban. “Aku ... tahu dari gosip orang-orang. Tuan Edmund katanya mendapatkan perusahaan yang sekarang dia pegang dari mencuri harta istrinya.” ‘Sekarang dia memanggil dengan tuan.’ Elena mengerutkan kening. Dia semakin curiga kepada Dean. Pasalnya, hanya segelintir orang yang tahu masalah peru
KLAK! Suara pintu yang tertutup menyadarkan Jason dan Elena. “I-itu ... a-aku ....” Elena tergagap saat ingin menjelaskan. Dia menelan ludah susah payah karena tenggorokannya terasa sangat kering. ‘Bagaimana kalau Jason menganggapku gila!? Tidak mungkin ada orang yang percaya kalau aku hidup lagi setelah mati!’ pekik Elena dalam hati. “Aku tidak punya penyakit seperti itu, Elena. Pikiranmu buruk sekali padaku. Apa kau tidak pernah tahu tentang alat pengaman?” Jason justru menanggapi hal lainnya. Elena lega karena Jason tak mengindahkan tentang masalah kematian. Kegelisahan Elena karena tak sengaja mengungkap rahasianya pun langsung menguap. Namun, dalam sekejap berganti dengan amarah yang begitu besar. “K-kau ... memakai pengaman?” Tubuh Elena sontak melemas. ‘Jadi, Jason memang sering melakukannya bersama wanita lain?’ batin Elena, tercengang sekaligus kecewa. “Ya. Bukankah itu wajar? Mana mungkin aku melakukannya tanpa alat pengaman?” Jason tak punya pilihan lain, selain mem
“Aku mau ikut sebagai istrimu, bukan asisten pribadi.” Elena tetap bersikeras akan ikut ke kantor JG Group. “Kau malu menunjukkan istrimu di depan umum? Setelah menghapus semua artikel pernikahan kita?” Elena memicingkan mata tatkala Jason menghela napas pelan seraya melirik ke arah Austin. ‘Benar-benar mencurigakan! Mereka pasti menyembunyikan sesuatu!’ “Baiklah, tapi jangan mengeluh nanti.” Akhirnya, sampailah mereka di kantor JG Group. Aura kepemimpinan Jason ketika memasuki kantornya sendiri lebih kental. Namun, Elena tak dapat melihatnya. Elena hanya sibuk memaki dalam hati. Sebab, hampir semua karyawan wanita yang berpapasan dengan mereka berpakaian seksi. Berbeda ketika Jason berada di kantor Forbes Group, di kantornya sendiri para karyawan dengan bebas menyapa. Bukan hanya menyapa biasa, tetapi banyak karyawan wanita yang menurut Elena sudah sangat keterlaluan genit pada sang atasan. “Apa kabar, Bos? Sudah lama kau tidak ke kantor. Kami merindukanmu,” sapa resepsionis yan
Logan pun memutar mobil ke arah sebaliknya, menuju kediaman Wright. “Logan, benar itu namamu, bukan?” tanya Elena dengan nada mengancam. “B-benar, Nyonya.” Pria bertubuh kekar dan berwajah garang itu menelan ludah susah payah. “Kau mungkin takut dengan kekuasaan Jason. Tapi, apa kau tahu? Forbes Group sudah ada, sejak sebelum JG Group dan sebelum kau dilahirkan. Kau pikir, kenapa Keluarga Forbes bisa berjaya hingga sekarang, bahkan sebelum papaku dilahirkan?” Jason membuang napas kasar. Ucapan Elena tak salah. Meskipun tak akan pernah terjadi, Jason sebenarnya tak takut jika memang harus berseteru dengan Forbes Group. “T-tidak tahu, Nyonya.” “Bagus kalau kau tidak tahu. Aku yang akan memberi tahu.” Elena menyeringai. “Jika ada seseorang yang berani menentang Keluarga Forbes, kami biasanya melenyapkan orang tersebut tanpa meninggalkan jejak.” “Papa William bukan orang seperti itu, Elena,” ujar Jason. “Putar balik ke tujuan awal kita,” titah Elena sambil menaikkan sedikit dagu.
Hati Elena berbunga-bunga sewaktu teringat akan percakapannya dengan Austin. Bisikan pria itu masih terngiang dalam benaknya, ‘Jason itu sebenarnya pria lugu. Dia dari kecil jarang sekali bergaul dengan orang dan hanya berteman denganku.’ ‘Sungguh? Itu tidak mungkin! Semua wanita di kantor saja terlihat genit padanya,’ sanggah Elena. ‘Kau pasti salah lihat, Nyonya. Di kantorku, semua karyawan memang suka bicara santai, tetapi tidak ada yang berani mendekati Jason seperti mereka mendekatiku. Jason pasti mengamuk kalau ada wanita yang berani menyentuhnya. Bukan karena marah, tetapi karena gugup. Karena itu, aku agak heran kenapa dia bisa bicara santai denganmu?’ Austin pun banyak menceritakan tentang Jason sebelum menikah dengan Elena. Di usia Jason yang satu tahun lagi menginjak kepala tiga, pria itu belum pernah sekali pun memiliki seorang kekasih. Bahkan, banyak yang mengira jika Jason dan Austin memiliki hubungan spesial. Karena itu, Austin mulai menunjukkan bahwa dirinya menyuka
“Tunggu sebentar … Dean meneleponku …. Dia pasti ingin bertanya masalah pekerjaan.” Elena mendorong Jason yang kulitnya seakan telah menyatu dengannya. Wajah pria itu terus-menerus menempel di punggung Elena meskipun dia berusaha menjauh. “Aku ingin membeli lem super kuat,” gumam Jason. Begitu Elena mengangkat teleponnya, tangan nakal Jason mulai berkeliaran di bagian tubuhnya sehingga wanita itu berusaha keras tak mengeluarkan suara desahan. “Jason, hentikan,” geram Elena seraya menjauhkan ponsel. ‘Elena, ada pekerjaan yang harus segera kita selesaikan bersama hari ini. Kau tidak masuk atau sedang pergi keluar bersama Tuan Presdir?” “Ahh … uhuk ….” Elena berlagak terbatuk-batuk. “Maaf, Dean, mintalah bantuan kepada Frank. Aku sedang tidak enak-” Elena menggigit bibirnya kala lidah Jason bermain di pangkal pahanya. Dia mendorong kepala Jason agar berhenti melakukan itu di saat dirinya masih bicara dengan Dean di telepon. ‘Kau sakit? Mau aku bawakan sesuatu?’ Suara di seberang tele
Elena menangkup kedua tangannya yang bergetar di atas paha. Jadi, William juga diberi obat yang sama dengannya? Suara-suara orang di sekitarnya, seakan semakin menjauh dan menghilang. Dadanya terasa sesak, kembali mengingat kejadian William pergi untuk selamanya. ‘Jangan-jangan, Papa meninggal bukan karena kecelakaan biasa ...,’ batin Elena gelisah. Lalu, sekarang Anna juga berusaha membunuh Jason. Apakah karena Elena mengubah jalan kehidupannya di masa ini? Sehingga Anna bergerak lebih cepat dari sebelumnya? Tapi, untuk apa dia meracuni Jason? Andaikan Jason mati pun, Johan maupun Edmund tak akan bisa mengambil alih perusahaan. “Lena ... Elena ... kau baik-baik saja?” Jason mengguncang pelan lengan Elena. Elena terkesiap dan tersadar kembali pada realitas. “Apa?” “Kau juga perlu minum vitamin setiap hari, Elena. Supaya kau bisa cepat mengandung.” Anna mengulang lagi ucapannya. “Baik.” ‘Tidak, ini tidak baik sama sekali!’ lanjut Elena dalam hati. Elena perlu memastikan, sudah