“Aku tanya sekali lagi kamu siapa?” bentak Jenna akibat tidak mendapatkan jawaban dari Jonathan.Jonathan menghela nafasnya secara kasar dan menelan salivanya. “Sa-saya teman Celine, Tante. Tadi saya ke rumah Celine tapi kata pelayanan Celine pingsan dibawa ke rumah sakit,” jelas Jonathan dengan nad sedikit gagap.Celine menganggukkan kepalanya, dia memindai Jonathan dari atas sampai bawah penampilannya keren dan Jenna tahu bahwa semua yang melekat di tubuh lelaki itu barang mewah dan branded. Ada pikiran yang tidak dapat dijelaskan saat menatap Jonathan.“Sejak kapan berteman dengan Putriku?” Jenna kembali bertanya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.Alister mengerutkan keningnya, mengapa Jenna bertanya seperti itu kepada Jo. Apakah dia tidak marah jika tahu Celine memiliki teman laki-laki ? Lalu bagaimana reaksi Jenna jika mengetahui kebenarannya? Terbersit rasa ingin mengungkapkan semua kepada Jenna. Akan tetapi, Alister tidak mungkin melakukan itu semua yang ada nanti dia ya
“Maksud tante apa berkata seperti itu kepadaku?” Jonathan bertanya dengan wajah tegang takut jika wanita itu curiga dan marah kepadanya.Jenna mengulas senyum yang sulit untuk diartikan membuat Jonathan merasa aneh. “Tante hanya ingin memastikan saja, Jo. Yakin kamu tidak menyukai, Celine?”tanya Jenna lagi, kali ini tatapannya begitu serius.Jonathan menelan salivanya secara kasar, dia bingung harus menjawab apa. Karena, tidak mungkin Jonathan jujur kepada Jenna siapa sebenarnya dirinya.“Kamu tau, Jo. Celine itu anak yang baik, cantik pintar dan juga kesayangan kami. Akan tetapi, dia justru jatuh cinta kepada Alister yang … ” Jenna tidak melanjutkan ucapannya, dia tidak mau aib keluarga putrinya sampai ketahuan orang lain.Jonathan yang sudah sangat serius mendengarkan, dia mengernyitkan dahinya.“Kenapa dengan Alister, Tante?” Jonathan sengaja ingin memancing Jenna dan ingin tahu apakah mertuanya itu sudah mengetahui perihal Alister.Jenna secepat kilat menggelengkan kepalanya. Dia
Celine dan Jonathan menjadi serba salah, dia bingung harus bagaimana. Jonathan merutuki perawatan tersebut yang matanya sangat jeli.“Ehem … ” Jonathan berdehem berusaha untuk menetralisirkan nafasnya.“Sus, kenapa mau tahu urusan orang sih. Kerjakan apa yang sudah menjadi pekerjaan kamu jangan kepo dengan orang lain!” tegur Alister yang tidak mau rahasianya terbongkar.Alister tidak mau semuanya hancur hanya gara-gara kecerobohan Jonathan dan juga Celine. Terlebih saat ini ada Jenna–mertuanya yang pasti akan berpihak kepada Celine.Wanita berpakaian serba putih itu sontak saja menundukkan kepalanya, ada rasa malu dan juga kesal didalam hatinya. Jenna juga menatap ke arah wanita tersebut, ucapan Alister ada benarnya juga untuk apa dia ingin tahu urusan orang lain.“Kalau kerja yang benar, Suster. Jangan sampai aku adukan ke atasan mu dan kamu bisa dipecat dari sini!” ancam Jenna sambil berjalan dengan sedikit menyenggol perawat tersebut agar sedikit menyingkir.Dengan perasaan kesal, p
Jenna menatap tajam ke arah Alister mengerutkan keningnya, banyak tanda tanya dalam benak Jenna kala wanita bertubuh semampai bertanya akan hubungan sang menantu dengan Morgan.Jenna bukan orang bodoh, dia tahu nama Morgan itu laki-laki. Apakah benar dugaan Jenna selama ini bawa Alister masih belum sembuh, lalu apakah ini alasannya sampai saat ini Celine belum hamil. Jika benar adanya maka Jenna akan menjadi seorang ibu yang paling buruk di dunia ini.Celine dan Alister saling bertukar pandang, sebenarnya Celine sudah muak dengan semua yang dilakukan oleh Alister. Namun, dia juga tidak rela jika harus kehilangan lelaki yang sangat dicintainya itu.Celine menghela nafasnya panjang dan memejamkan mata lalu kembali menatap ke arah Christina dengan senyum yang dipaksakan.“Hallo, Nono Christina. Perkenalkan aku, Gracelina Kaneesha Rockefeller istri sah Alister.” Celine mengulurkan tangan dengan senyum yang mengembang.Mata Christina membulat sempurna, dia berpindah menatap ke arah Alister
"Tunggu apa lagi? Cepat sentuh aku!" Celine berkata dengan nada ketus menyambut lelaki yang baru saja keluar dari kamar mandi itu."Apa kau tuli, huh?" Tidak mendapat respon dari lawan bicaranya, hati Celine rasanya semakin memanas.Celine tahu tak seharusnya dia melampiaskan kekecewaan hatinya pada lelaki itu, tapi mengingat dia turut andil dalam apa yang menimpah hidupnya kini, jadi Celine tak peduli.Masih tak mendapati respon, Celine mengambil inisiatif mendekati Jonathan-- lelaki yang baru saja mengucapkan janji suci bersama dirinya itu. "Apa lagi yang kau pikirkan, huh?"Tanpa peduli dengan tatapan tak terbaca dari Jonathan, Celine dengan berani melingkarkan tangannya ke leher lelaki itu. Namun, sial. Bukannya menyambut perlakuannya, Jonathan malah mendorong lembut tubuhnya."Jangan seperti ini, Nona!" pinta Jonathan mengundang kekehan sinis keluar dari mulut Celine.Bagaimana tidak? Permintaan Jonathan ini seakan menegaskan jika lelaki itu juga tak mengharapkan dirinya.Setid
Mata Celine melebar, raut wajahnya berubah merah sambil mengepalkan tangannya. Celine langsung saja mematikan sambungan video callnya.“Argh!” jerit Celine sambil melemparkan benda ponselnya ke ranjang dan menjambak rambutnya secara kasar.“Kurang ajar kamu, Alister! Ku pikir setelah aku mau menikah lagi kamu akan beruba!” sambung Celine dengan nafas yang memburu.Celine berkacak pinggang dengan sebelah tangan sambil berjalan kekanan dan kiri, dia berusaha tenang. Namun, tiba-tiba saja Celine terkejut saat membalikkan tubuhnya dan Jonathan sudah berdiri sambil bersedekap.Celine mengangkat sudut bibirnya.” Apa yang kamu lihat, hah? Pasti kamu sudah dengar bukan?Oh, atau memang sengaja ingin menertawakanku?” cecar Celine menertawakan dirinya sendiri yang begitu menyedihkan.Jonathan hanya diam menatap lekat wanita yang saat ini sudah menjadi istrinya itu. Ada rasa iba di dalam hatinya. Namun, Jonathan tidak bisa mengatakannya.“Dasar aneh,” bisik Jonathan ditelinga Celine, dan berjalan
“Jangan bicara sembarangan kamu, Celine. Aku berbeda dengan suami anehmu itu,” sangkal Jonathan yang masih berusaha sabar menghadapi istrinya itu.“Oh iya, jadi aku harus percaya kepadamu? Alister saja yang sudah dua tahun menikah dengan ku tidak dapat aku percaya. Lalu kenapa aku harus percaya kepadamu,” cebik Celine sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.Jonathan tidak habis pikir kepada Celine. Mengapa istrinya itu bisa berpikir demikian, padahal baru saja mereka melakukan pergumulan panas. Atau karena bukan dirinya yang meminta duluan sehingga membuat Celine tidak yakin.Celine menaikkan sudut bibirnya dengan memutar bola matanya. “Kenapa kamu diam,hah? Ma … ” ucapan Celine terhenti ketika Jonathan memagut bibirnya begitu keras dan cukup lama sehingga membuat Celine susah untuk bernafas.Celine berusaha memberontak dan mendorong tubuh Jonathan. Namun, lelaki itu tidak bergeming dan terus saja memainkan bibir Celine. Dengan sekuat tenaga Celine memukul dada bidang suami kedua
“Apa itu syaratnya, Jo? Aku akan melakukan semuanya jika masuk akal,” Celine menatap lekat wajah lelaki berahang tegas itu.Jonathan melepaskan tangannya dan duduk di sofa panjang yang berada di sudut ruangan sambil menaikkan sebelah kakinya dan melipat tangan di dada.Celine yang sudah sangat penasaran dan ingin tahu syarat apa yang akan diberikan oleh Jonathan, dia langsung saja menghampiri lelaki keduanya itu dan duduk tepat di sebelahnya.“Cepat katakan, Jo! Jangan buat aku penasaran,” desak Celine yang sudah tidak sabar.“Aku akan membuatmu hamil dalam tiga bulan. Akan tetapi, kamu harus menuruti ku kapan pun dan dimanapun jika aku ingin melakukan itu kamu harus mau dan siap,” usul Jonathan dengan seringainya membuat Celine menelan ludahnya secara kasar.“Ke–kenapa harus seperti itu?” Celine bertanya dengan nada yang bergetar. Dalam benaknya merasa ketakutan dan juga tidak menyangka bahwa Jonathan akan memberikan syarat seperti itu.Jonathan menatap Celine dengan melengkungkan su