Share

Kekhawatiran Alen

"Jika dia benar terbukti melakukannya, aku yang akan menyeretnya di hadapan opa," gumam Alen kesal.

Tok tok tok

Alen menoleh. Sudut matanya mengerut saat melihat Ana Towsar masuk ke ruang kerjanya.

"Pagi, Alen!" sapa Ana Towsar tersenyum seraya menutup pintu itu secara perlahan.

"Apa yang membuat tante datang menemuiku?" tanya Alen sinis dan kembali duduk di kursi putarnya.

Dengan gayanya yang seperti anak muda, ana Towsar berjalan menghampiri alen.

"Kamu itu, ya! Dari dulu tak pernah berkata lembut pada tante. Bagaimanapun juga, tante ini kan tante kamu," ujar ana Towsar duduk tanpa menunggu tawaran dari keponakannya tersebut.

Alen tersenyum sinis. Tatapan matanya beralih menatap pada jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Bicaralah, Tante ana yang cantik. Sepuluh menit lagi, aku ada meeting. Jadi, berbicaralah pada intinya. Jangan basa-basi!" tegas Alen memperingatkan.

"Kamu itu benar-benar ya. Padahal, tante ke sini itu ...," kata Ana Towsar terhenti.

"Sembilan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status