Share

Menatap Ragu

Bab58

Usai sarapan, aku berusaha bangkit, dan berjalan perlahan menuju pintu keluar.

Terdengar suara orang yang sedang mengobrol di ruang tamu. Aku berjalan semakin pelan, agar langkah kakiku tidak begitu terdengar.

Kutajamkan pendengaran, untuk memastikan, siapa tamu Bryan sepagi ini.

"Papanya sudah tidak sabar ingin bertemu. Bryan, kamu harusnya bisa membujuknya." Terdengar jelas, seperti suara Bunda Jelita.

Aku berjalan lebih dekat lagi, berdiri di dinding penyekat antara ruang tamu dan ruang bersantai.

"Bunda, Ganesa masih sakit."

"Bryan tolonglah Tante. Papa Ganesa sangat kecewa pada keluarga kita." Tante Alia terdengar memohon pada Bryan.

"Bukan urusan Bryan. Salah Bunda sendiri, selalu seenaknya menilai orang," cecar Bryan.

"Bryan, kamu jangan begitu, Nak. Bunda kan nggak tau, kalau Ganesa anak orang kaya. Bunda pikir, kamu mungut anak panti asuhan," sahut Bunda Jelita.

Astagfirullah, sakit rasanya hati ini

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status