Share

Bab 14. Kematian Nenek

"Innalilahi wa Inna ilaihi roji'un."

Suara itu terucap dari mulut Bara. Jelas saja hal itu mengundang tanya dari Shamita.

"Maksud kamu apa, Bang?" tanya Shamita terkejut.

"Mita, Nenek … sudah nggak ada," ucap Bara dengan lirih.

"Jangan asal kalau ngomong Bang!" Suara Shamita sudah bergetar, matanya menatap tajam ke arah Bara. Dengan lemas, tangan Shamita meraih tubuh neneknya yang kini sudah kaku. Rasa sedih itu jelas sangat tergambar di wajahnya. Air mata saja seolah tak cukup menggambarkan kesedihan dia kehilangan anggota keluarga satu-satunya itu.

"Nek, bangun Nek. Ini Mita datang jenguk Nenek." Shamita terus saja merancau, hatinya dan pikirannya belum bisa menerima takdir buruk yang kembali menerpanya.

"Shamita, yang sabar ya. Nenek kamu sudah tenang di alam sana," ucap Bu Sindi mencoba menenangkan Shamita. Dia sangat paham bagaimana rasanya ditinggal oleh orang yang sangat dicintai.

"Bu, Nenek cuma tidur. Lihat! Nenek sedang tidur!" Suara Shamita meninggi.

"Mita," ucap Bara. Deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status