Share

Ayam Goreng

"Ma, Rivo ke mesjid dulu, ya. Ntar abis isya maen ke rumah Rehan lagi," pamit Lajangku membuyarkan lamunan.

"Ri ... !" Teriakku. Kehilangan kata, putra satu-satunya telah menghilang di balik pintu.

Semoga ini bukan ujian awal untukku. Gulai dan sekarang?

Kinanti!

"Kenapa,? Kok kamu teriak-teriak manggil si Rivo."

Sudah seperti hantu, ibu mertua tiba-tiba nongol di depan pintu. Astaghfirullah.

"Gak da, Tante. Si Rivo maen melulu, Rumi pengen dia istirahat. Baru juga sampai, malah keluyuran," jelasku sedikit malas.

Air muka Tante Sari kelihatan tidak nyaman, ia menarik bibirnya ke kanan sedikit.

Apa yang tengah ia pikirkan?

"Heleh, kan dah dibilang si Rivo, ke rumahnya Rehan," timpalnya lagi.

"Iya, tapi segan Rumi, Tante. Rivo makan di sana, malam ini kalo maen ke sana lagi, ntar makan lagi, Rumi cuma takut aja, Bang Rio lagi nganggur, jangan sampai anak-anak Rumi nyusahin orang lain," jelasku lagi.

"Hadeehh, kamu ini ya Masih syukur ada yang kasih makan! Pake acara se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status