Share

Kuceraikan Suamiku, Kunikahi Pengacaramu
Kuceraikan Suamiku, Kunikahi Pengacaramu
Author: MeilyyanaM

Kamu Berhak Apa?

“Mas baru pulang?” sapa Dayana dengan senyum ramah, menyambut kepulangan sang Suami yang kembali dari kantor

“Kamu buta?” sarkas pria dengan kemeja yang tak rapi lagi.

Dayana menarik napas dalam-dalam lantas menghembuskannya perlahan. “Iya mas maaf aku ‘kan hanya –“

“Apa! Gak perlu basa-basi! Cepat siapkan aku air panas!” Tak mau berdebat dengan suaminya, Dayana pun segera berjalan menuju dapur.

Ia menyalakan kran air panas dan air dingin untuk mengisi bath up yang akan digunakan sang Suami, seraya menunggu air masak Dayana menyiapkan secangkir kopi untuk suaminya. Ia juga memanaskan kembali sayur yang ia masak siang tadi.

Selang beberapa menit, tutup panci mulai bergerak lembut, Dayana segera mematikan apinya dan menuangkan ke dalam cangkir berisikan kopi dan gula. Setelah selesai menyiapkan kopi dan memanaskan sayur, Dayana bergegas ke kamar mandi guna memeriksa bath up.

Dayana menyandarkan tubuhnya di dinding bercat sage green, ia pun menatap ke penjuru rumah mencari sosok pria yang menyandang status sebagai suaminya itu.

Kening Dayana berkerut kala mendengar sebuah suara manja yang berasal dari dalam ruang kerja sang Suami. Semakin dekat, ia semakin jelas mendengarnya, suara barithon suaminya berubah menjadi suara serak dengan nada manja sesekali terdengar desahan halus.

“Ahh kamu memang hebat, baru lihat saja aku sudah tinggi!”

“Hahaha makanya mas buruan dong ke sini!”

“Sebentar ya, tunggu mas. Kamu akan habis sama mas!”

Bak tertimpa bangunan runtuh, dunia Dayana seakan menghilang ditelan bumi, di depan matanya ia melihat sang Suami sedang melakukan panggilan video dengan seorang wanita berpakaian seksi. Bukan hanya itu, posisi suaminya yang terlihat sedang tinggi itu membuat hatinya semakin berdenyut nyeri.

Dengan segenap tenaga yang ia punya, Dayana kembali mengumpulkan sisa-sisa hati yang sudah hancur. Ia mendongak, menarik napas dalam-dalam lantas menghembuskannya perlahan. “Mas, air nya sudah siap,” ujar Dayana seraya menyapu lantai.

“Kamu sudah lama di sana?” tanya Suaminya berbalik cepat.

Dayana melempar senyum tipis. “Ah tidak, aku baru saja datang kebetulan lantai kotor jadi aku sapu dulu, memang kenapa mas?”

“Bukan apa-apa! Minggir!” bentak Aidan berjalan keluar kamar, bahkan ia menabrak bahu Dayana yang notabene lebih kecil darinya.

“Astagfirullah,” ujar Dayana mengusap sebelah bahunya. Dayana menatap kepergian sang Suami dengan hati yang tak menentu.

Seperti biasa, jika senja datang Dayana akan membersihkan ruangan kerja sang Suami dan juga seisi rumah, mereka memang orang mampu tetapi Aidan tak pernah memperkerjakan art dengan alasan yang tidak jelas.

Saat menyapu ruangan kerja Aidan, tanpa sengaja ponsel pria itu berdering singkat menandakan sebuah pesan singkat masuk. Awalnya Dayana mengabaikan pesan tersebut tetapi ponsel itu kembali berdering dengan sebuah pop up notification yang mengundang rasa penasaran Dayana, terlebih lagi ia pensaran dengan aktivitas yang baru saja pria itu lakukan.

Dengan rasa penasaran, Dayana pun menyentuh benda pipih milik sang suami. Ia memasukkan password yang biasa suaminya gunakan, setelah melalui dua kali percobaan ponsel tersebut berhasil terbuka. Jemari lentiknya mulai menari di layar berukuran 7inc itu. Ia membaca setiap nama yang ada di layar pesan sang suami, hingga perhatiannya jatuh pada sebuah kontak bertuliskan ‘Ma cherie.’

“Apa-apaan ini‼” Manik mata wanita itu membelalak sempurna kala membaca isi pesan yang mereka bicarakan. Sang Pengirim pesan tanpa malu mengirimkan beberapa foto dengan bentuk tubuh yang terbuka dan yang lebih menyakitkan bagi Dayana adalah respon sang Suami yang tampak senang dan tak terbebani itu.

Wanita itu meletakkan sapunya sembarang dan berjalan menuju kamar tidurnya. “Jadi ini mas yang selama ini kamu lakukan di belakangku?” tanya Dayana berdiri di ambang pintu jemarinya masih menggenggam erat ponsel milik sang Suami.

Aidan berbalik dan memakai kaos oblongnya. “Apa-apaan kamu ini!” bentak Aidan berjalan mendekatinya.

“Kamu masih berani bicara meninggi di depanku mas? Setelah semua yang kamu lakukan padaku? Kamu berselingkuh mas. Apa kurangnya aku?!” Dayana bertanya dengan nada parau.

Aidan pun berdecak malas, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. “Kamu tanya kamu kurangnya apa! Jelas kamu itu sangat kurang bagiku! Kamu miskin, tidak menggoda dan tidak menarik! Perlu aku sebutkan yang lain?”

Hati Dayana bak tertusuk belati, ia tak menyangka jika pria yang meminangnya dengan tega mengatakan itu semua. “Selama ini aku berkorban untukmu, Mas. Selama ini aku tunduk pada semua perintahmu, dan ini balasanmu?” tanyanya lirih.

“Aku tak pernah meminta kamu melakukan itu! Kamu sendiri ‘kan yang mau?”

“Mas aku istrimu!” ujar Dayana berharap mampu menyadarkan sang Suami.

“Itu bagimu, tidak bagiku!” Aidan mencengkram rahang Dayana kuat. “Dengarkan aku! Jangan menuntut apapun dariku, jangan berharap lebih dariku. Kamu tidak berhak apapun atas aku dan diriku!” imbuh Aidan lantas melepaskannya dengan hentakan sehingga tubuh Dayana terhuyung ke samping dan membentur meja rias.

Tanpa berucap apapun, Aidan beranjak dan meninggalkan Dayana seorang diri dengan mata berkaca-kaca. Tak lama setelah kepergian Aidan, terdengar deru mesin mobil yang semakin menjauh.

Dayana hanya bisa tertunduk sedih, kini bukan hanya hatinya yang hancur namun juga tubuh dan harapannya. Tak mau berlama-lama dengan air mata, Dayana segera bangkit dari posisinya meski ngilu menghantam sekujur tubuhnya.

Ia berjalan tertatih menuju ruang kerja sang suami, entah mengapa instingnya mengatakan ia harus isi tas Aidan. Setibanya di ruangan kerja Aidan, Dayana segera membuka isi tas sang Suami. Dayana menemukan banyak bill belanjaan mulai dari belanja emas, belanja tas branded hingga belanja kebutuhan rumah. Ia juga menemukan sebuah bill pembelian obat dan juga kotak obat yang masih utuh.

Dayana segera mengeluarkannya dan mengamati pil tersebut. Manik matanya tercekat kala melihat pil tersebut dari jarak yang lebih dekat. Tak mempedulikan ngilu di tubuhnya Dayana segera berlari menuju dapur, ia membongkar perkakas rumahnya setelah menemukan barang yang ia cari, Dayana segera menyamakan bentuk obat tersebut. Merasa ada yang tak wajar dengan obat  tersebut, Dayana memasukkan beberapa butir obat tersebut ke dalam kantung plastik yang sudah ia siapkan.

Setelah itu ia kembali menyimpan kotak ke dalam tempatnya dan merapikan tas kerja sang Suami. Dayana lantas mengunci pintu rumah dan membawa obat tersebut ke klinik langganannya. Ia mengendari motor kesayangannya melalui jalanan sore itu.

Tak berselang lama motor yang ia kendarai telah terparkir rapi di jajaran motor lainnya. Ia mendorong pintu kaca dan mendapatkan sambutan dari resepsionis. “Selamat datang di klinik Nusantara, ada yang bisa saya bantu?”

Dayana melemparkan senyum dan mengatakan tujuannya. “Silakan bu diambil nomor urutnya. Mohon menunggu 2 antrian ya.” Dayana mengangguk, ia pun duduk bersama dengan pengunjung klinik lainnya.

Netranya tanpa sengaja menatap pemandangan sepasang suami istri yang tampak mesra, saling mengenggam dengan tatapan penuh cinta. Hati Dayana tentu teriris menyaksikan pandangan yang sangat berbeda dengan kisah rumah tangganya. Karena terlalu asyik mengamati pasangan muda itu, ia tak sadar jika namanya sudah dipanggil.

“Atas nama Ibu Dayana?” pekik seorang perawat yang berdiri di ambang pintu.

“Ah iya sus.”

Dayana bergegas merapikan tasnya dan berjalan mendekati perawat itu. “Silakan bu, bisa disampaikan keluhannya,” sapa seorang dokter yang berusia paruh baya.

“Begini dok, saya mau tanya ini kira-kira obat apa ya dok?” tanya Dayana seraya mengeluarkan sample obat yang ia bawa.

Air muka sang Dokter berubah menjadi tegang dan tak bisa ia gambarkan. “Dari mana ibu dapat obat ini?” tanyanya mengundang kebingungan Dayana.

“Memangnya ini obat apa dok?”

MeilyyanaM

Jangan lupa berikan koment agar author makin semangat ya guys. Hope you like it!! follow akun sosmed thorthor biar gak ketinggalan info menarik laginnya @meilyyanaM

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status